Sukses

Freeport Bantu Tanggulangi Masalah Stunting di Papua

Di Indonesia sendiri, menurut Riset Kesehatan Dasar 2018, angka stunting yang disebabkan oleh masalah gizi kronis mencapai 30,8 persen.

Liputan6.com, Jakarta - PT Freeport Indonesia menggelar program Pemberian Makanan Tambahan-Pemulihan (PMT-P) untuk bayi dan balita yang teridentifikasi kurang gizi atau stunting.

Manager Departemen Kesehatan Masyarakat PT Freeport Indonesia Govert Waramori mengatakan, melalui program tersebut, Freeport memberikan layanan kesehatan bagi bayi dan balita yang komprehensif, meliputi pemberian makanan tambahan tinggi gizi dan nutrisi, monitoring atas pertumbuhan anak secara berkala, pendidikan gizi untuk ibu hamil, hingga memantau kesehatan bayi dan balita ke rumah-rumah.

Seluruh kegiatan ini dilakukan oleh bidan, kader posyandu dan tenaga promosi kesehatan yang ada di bawah Departemen Kesehatan Masyarakat PT Freeport Indonesia. 

"Melalui program ini kami memberikan intervensi gizi kepada para bayi dan balita di tiga lokasi klinik, yaitu di SP (satuan pemukiman) XII, SP IX dan di Pomako. Intervensi gizi dilakukan dengan memberikan makanan tambahan, seperti susu formula, biskuit, bubur bayi, serta makanan olahan seperti bubur kacang hijau, telur rebus dan makanan lokal lainnya. Bilamana kami menemukan anak yang pertumbuhannya tidak sesuai dengan panduan di KMS (Kartu Menuju Sehat), kami akan langsung anjurkan mereka ke program ini,” kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (1/8/2019).

Senior Vice President (SVP) Social Responsibility & Community Development PT Freeport Indonesia, Claus Wamafma mengatakan sejak awal, PT Freeport Indonesia memiliki komitmen bersama pemerintah guna meningkatkan upaya pembangunan manusia yang mandiri dan berkelanjutan melalui investasi sosial termasuk di bidang kesehatan.

“Upaya penurunan angka kematian bayi adalah salah satu indikator intervensi pemerintah dan pemangku kepentingan dalam pencapaian agenda pembangunan berkelanjutan SDG's yang sudah di adopsi oleh pemerintah Republik Indonesia.  Secara khusus PTFI juga mendukung program terkait upaya pencegahan kematian bayi dan anak melalui program PMT-P guna menyediakan dukungan perbaikan nutrisi bagi temuan bayi atau anak yang membutuhkan intervensi nutrisi," kata dia. 

Di Indonesia sendiri, menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, diketahui bahwa angka stunting yang disebabkan oleh masalah gizi kronis mencapai 30,8 persen. Khususnya di Papua, angka stunting ditemukan cukup tinggi, yaitu mencapai 32,9 Persen. Terkait tingginya angka ini, Pemerintah Provinsi Papua telah mencanangkan program penanganan stunting yang meliputi pemberian obat-obatan dan makanan bergizi bagi anak-anak.

Tingginya angka stunting di Papua juga menjadi perhatian khusus bagi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), yang telah menyiapkan dana sebesar Rp 1,3  miliar untuk mendukung upaya pencegahan dan penanganan stunting di Papua. Program ini dicanangkan sebagai upaya untuk mencapai tujuan Sustainable Development Goals (SDG), pemerintah Indonesia yangmenargetkan penurunan angka stunting hingga di bawah 20 persen pada 2024.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Anggarkan Dana USD 1 Juta, Freeport Kirim Putra Papua Belajar ke AS

PT Freeport Indonesia bekerja sama dengan AMINEF kembali memberangkatkan empat orang peserta Program Community College Initiative (CCI) asal Papua dan Papua Barat, dari total 26 orang penerima beasiswa CCI dari seluruh Indonesia pada tahun ini. Adapun pada 2018 lalu, dari total 20 orang penerima beasiswa CCI, sembilan orang di antaranya adalah penerima beasiswa asal Papua.

Senior Advisor PT Freeport Indonesia, Michael Manufandu mengatakan, CCI ini merupakan program yang tepat untuk anak muda Papua, karena program tersebut tidak hanya memfasilitasi pengembangan akademik para penerima beasiswa, namun juga dapat mengasah keterampilan kepemimpinan mereka. Total dana yang dialokasikan PT Freeport Indonesia untuk turut mendukung Program CCI untuk periode 2016 hingga 2020 mencapai USD 1 juta.  

“Freeport sudah ikut dalam program ini selama 12 tahun. Hal ini karena kami melihat, Program CCI tidak hanya menawarkan pendidikan teknis profesional bagi yang sudah bekerja, namun juga mereka memberikan pendidikan kepemimpinan yang baik, di mana mereka dilatih untuk memimpin dalam unit kecil maupun unit besar,” ujar dia di Jakarta, Kamis (27/6/2019).

Direktur Eksekutif AMINEF Alan Feinstein mengungkapkan apresiasinya atas dukungan PT Freeport Indonesia selama ini dalam Program CCI. Menurut dia, PT Freeport Indonesia telah menjadi salah satu pendukung utama yang terlibat dalam keseluruhan program, mulai dari sosialisasi, rekrutmen, seleksi hingga orientasi pra-keberangkatan.

“PT Freeport Indonesia dengan jaringannya yang luas khususnya di Papua dan Papua Barat telah memungkinkan kami untuk menyosialisasikan program ini kepada mereka yang tinggal di kedua provinsi tersebut. Karena itu, kami sangat berterima kasih atas dukungan PT Freeport Indonesia selama ini,” kata dia.

Alan juga menjelaskan, anak-anak Papua dan Papua Barat penerima beasiswa AMINEF selama ini menunjukkan minat belajar yang tinggi dan sangat termotivasi untuk kembali ke daerahnya untuk membangun Papua. Dengan demikian, keterampilan kepemimpinan berikut keilmuan yang mereka dapatkan bisa menjadi modal utama mereka untuk menjadi pionir dan berkontribusi positif pada komunitasnya.

3 dari 3 halaman

Penerima Beasiswa

Keempat penerima beasiswa ini akan belajar di sejumlah community college di Amerika Serikat, dengan bidang studi yang berbeda-beda. Para penerima beasiswa ini adalah Junus Marthin Albertho Kbarek, yang mengambil jurusan Administrasi Bisnis di Bunker Hill Community College, Massachusetts, Nur Hayyu Supriatin jurusan Pendidikan Anak Usia Dini di Mesa Community College, Arizona.

Natalius Fillep Marani jurusan Ilmu Media dan Teknologi Komunikasi di Kirkwood Community College, Iowa dan Mici Eka Wontini Maniagasi yang akan mengambil jurusan Pendidikan Anak Usia Dini di Northern Virginia Community College.

Natalius Fillep Marani asal Manokwari mengatakan dirinya tidak pernah menyangka keinginannya untuk mendalami ilmu komputer dan IT akan segera terwujud. Tidak tanggung-tanggung, dia akan mempelajari ilmu media dan teknologi komunikasi di Kirkwood Community College, Iowa, Amerika Serikat. Natalius adalah salah satu penerima beasiswa dari program CCI) Program, hasil kerjasama PT Freeport Indonesia dengan American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF). Melalui program ini, para penerima beasiswa akan belajar selama 2 semester di sejumlah community college di Amerika Serikat.

“Saya sudah delapan tahun mengajar di sekolah Jayawijaya di Tembagapura, yang juga merupakan sekolah asuhan Freeport. Saya menjadi konsultan teknologi informasi (IT) di sana karena saya memang suka sekali dengan komputer dan IT. Jadi ketika saya melihat ada pengumuman dari Freeport soal beasiswa ini, saya langsung mendaftar karena memang cita-cita saya adalah menjadi web developer. Karena itu, saya berterima kasih sekali kepada Freeport karena sudah mendukung saya selama ini” ujarnya.

Sepulang dari pendidikannya di Amerika Serikat, Natalius sudah memiliki cita-cita untuk meningkatkan pendidikan IT di Kabupaten Mimika, sekaligus membantu para Mama Papua dalam memasarkan produk dagangan mereka.

“Saya ingin membantu para Mama-Mama di Kabupaten Mimika dalam memasarkan barang dagangan mereka secara digital dan berbasis aplikasi, agar produk-produk dari Papua juga bisa dipasarkan ke masyarakat luas. Selain itu, saya juga ingin tetap membantu pendidikan anak-anak dalam memahami IT,” ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.