Sukses

Gojek Cs Disebut Milik Singapura, Pemerintah Perlu Lakukan Evaluasi

Selama ini pemerintah dinilai belum berhasil menciptakan ekosistem yang baik bagi tumbuh kembang perusahaan rintisan maupun unicorn.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah kerap membanggakan empat unicorn atau perusahaan rintisan (startup) yang valuasinya mencapai di atas USD 1 miliar. Keempat Unicorn yang dimaksud, yakni Gojek, Tokopedia, Bukalapak, dan Traveloka. Sayangnya, keempat unicorn tersebut oleh Google Temasek diakui sebagai milik Singapura.

Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi mengatakan, hal tersebut merupakan bentuk kritik terhadap pemerintah. Menurut dia, selama ini pemerintah belum berhasil menciptakan ekosistem yang baik bagi tumbuh kembang perusahaan rintisan maupun unicorn.

 

"Ini kan autokritik juga buat pemerintah Indonesia. Karena belum bisa menyediakan ekosistem yang baik bahkan perusahaan lokal saja mereka berinduknya di Singapura," kata dia, saat dihubungi Merdeka.com, Selasa (30/7).

"Berarti kan dari sisi ini pemerintah gagal untuk menyediakan ekosistem yang terbaik untuk unicorn-unicorn ini," tegas dia.

Menurut dia, masih cukup banyak hambatan bagi perkembangan startup di Indonesia. Beberapa di antaranya berasal oleh pemerintah sendiri.

"Agak ironis Pak Jokowi sangat mengagung-agungkan. Tapi sebenarnya bahka sedikit sekali yang pemerintah lakukan untuk keberlangsungan para unicorn ini. Pemerintah kita selama ini tidak membina ekosistem, belum menjadi ekosistem enabler," ungkap dia.

Dia menambahkan, dalam beberapa kasus, pemerintah malah sangat merintangi pertumbuhan dari unicorn. Salah satunya rencana pemerintah memajaki e-commerce.

"Seperti kemarin ada Kementerian Perhubungan, ada wacana e-commerce juga dipajaki padahal ini platform, dan lain-lain. Intervensi terlalu banyak yang justru saya lihat pemerintah tidak punya concern ke sini," tandasnya.   

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Alasan Unicorn Tumbuh Cepat di Indonesia

Menteri Komunikasi dan Informasi (Kominfo), Rudiantara menyebutkan, merupakan tugas pemerintah untuk mempermudah dari sisi regulasi untuk pertumbuhan unicorn di dalam negeri. 

Hal ini ia ungkapkan lantaran banyak kabar yang beredar, unicorn banyak didanai oleh pihak asing. Kata dia, unicorn justru membawa banyak kemudahan bagi hidup masyarakat.

"Unicorn itu cara baru untuk selesaikan masalah, kenapa startup di Indonesia tumbuh cepat karena mereka selesaikan permasalahan di masyarakat. Saya tanya, mau enggak gojek ditutup di Indonesia? Enggak? Mau pesen tiket harus ke travel biro karena tidak ada traveloka," ujarnya di Jakarta, Selasa (26/2/2019).

Dia menuturkan, pemerintah justru perlu mendukung keberlangsungan unicorn mengingat fungsinya sebagai alat yang mempermudah hidup banyak masyarakat.

"Teknologi ini bertindak sebagai enabler atau alat. Kita harus dorong startup di Indonesia karena muncul pemikiran-pemikiran baru, cara-cara baru," ujar Rudiantara.

Oleh karena itu, lanjut dia, pemerintah perlu memfasilitasi kehadiran unicorn di dalam negeri.

"Juga pemerintah bukan hanya menerapkan laytouch regulation tapi juga fasilitasi dengan kembangkan 1.000 startup dengan ekosistem karena banyak anak muda jago teknologi. Kita fasilitasi properly bagaimana mereka bisa diakselerasi," kata Rudiantara.

3 dari 3 halaman

Unicorn Selamatkan Investasi

Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong menyebutkan investasi asing ke unicorn menyelamatkan iklim investasi asing di Indonesia secara keseluruhan.

"Karena kalau bukan karena investasi dan arus modal yang deras masuk ke dalam unicorn  juga banyak ke start up lainya maka investasi internasional turun, bukan naik," kata Thomas dalam sebuah acara diskusi di Gedung Kemenkominfo, Jakarta, Selasa 26 Februari 2019.

Dia mengungkapkan, arus modal masuk ke ekonomi digital berasal dari dua sektor yang menyelamatkan investasi internasional menjadi naik. Pertama, adalah e-commerce kemudian yang kedua adalah smelter atau pabrik pengolahan dan pemurnian logam.

"Jadi, saya tentunya terimakasih atas trend ini. Karena kalau bukan karena investasi dan arus modal deras yang masuk ke dalam unicorn dan juga ekonomi digital, investasi global itu malah turun loh," ujar dia.

Dia melanjutkan, investasi untuk unicorn menjadi sorotan sebab memiliki valuasi yang cukup besar. 

Selain itu, unicorn juga dinilai sangat membantu dalam mengembangkan roda perekonomian masyarakat. Banyak kemudahan yang ditawarkan dan dinikmati oleh masyarkat luas dengan kehadiran unicorn tersebut.

"Nah saya ini selalu mengingatkan, kita harus melihat, tak hanya kuantitas investasi, tapi juga kualitas investasi. Kita kejar target, kita harapkan nilai besar. tapi juga berkualitas tinggi," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.