Sukses

Survei: Pengusaha Yakin Bakal Raup Pendapatan Lebih Tinggi Usai Pilpres

Sekitar 69 persen pelaku usaha Indonesia dari total responden berharap melakukan kenaikan harga jual di tahun mendatang.

Liputan6.com, Jakarta - Pelaku bisnis Indonesia menunjukkan sinyal positif dalam berusaha, setelah pemilihan presiden tahun ini. Mereka memiliki harapan tertinggi di dunia untuk menaikkan harga jual produk atau jasanya dalam waktu mendatang.

Data terbaru International Business Report (IBR) dari Grant Thornton periode semester I 2019 menyebutkan, sekitar 69 persen pelaku usaha Indonesia dari total responden berharap melakukan kenaikan harga jual di tahun mendatang. Hasil ini naik signifikan dibandingkan periode survei sebelumnya (semester II 2018) yang berada di level 55 persen.

Bahkan level Indonesia ini lebih tinggi dibandingkan level rata-rata pebisnis di kawasan ASEAN yang berada di 45 persen, sedangkan global lebih rendah, yaitu 32 persen.

Data IBR Grant Thornton ini merupakan hasil survei di 35 negara dengan responden para pelaku usaha atau selevel managing director, dikutip dari Merdeka.com, Selasa (30/7/2019).

Keyakinan terhadap kondisi ekonomi Indonesia ke depan juga tampak dari hasil survei lainnya. Yang mana 79 persen pelaku usaha Indonesia berharap untuk memperoleh pendapatan lebih tinggi dalam 12 bulan ke depan.

Level tersebut melejit dibandingkan periode sebelumnya yang berada di level 62 persen, serta jauh di atas rata-rata ASEAN yang 54 persen dan pelaku usaha global yang berada di level 35 persen.

Secara umum, optimisme bisnis pelaku usaha Indonesia berada di urutan ke-3 di dunia pada periode survei (semester I 2019) dengan level optimisme 66 persen. Setelah Filipina dan Vietnam yang berada di posisi pertama dan kedua.

Johanna Gani, Managing Partner Grant Thornton Indonesia, menjelaskan pemeringkatan IBR tahun ini cukup konsisten dengan pandangan secara makro, yang mana pelaku usaha di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, India, Filipina, dan Vietnam secara konsisten menunjukkan kecenderungan lebih tinggi untuk investasi secara fisik, kegiatan R&D, dan teknologi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Fokus Research and Development

Meski ASEAN menunjukkan optimisme bisnis baik, secara global pelaku usaha kembali mencatat penurunan terkait rata-rata optimisme bisnis dalam setahun ke depan. Optimisme global hanya berada di level 32 persen, turun dari periode survei sebelumnya yang 39 persen, bahkan level optimisme ini merupakan yang terendah sejak 2016.

Ketidakpastian ekonomi masih diidentifikasi pelaku usaha sebagai kendala dari beberapa survei terakhir yang dilakukan IBR. Meningkatnya ketidakpastian menggerakkan kekhawatiran mereka terhadap kurangnya permintaan di waktu yang akan datang.

Dengan melemahnya permintaan, pelaku usaha tampak mulai fokus pada rencana investasi berkualitas dengan rencana investasi riset dan pengembangan (R&D) yang jauh lebih sehat dan rencana investasi teknologi yang kuat.

Buktinya, 45 persen pelaku usaha global bersiap menaikkan bujet/anggaran R&D mereka dalam 12 bulan ke depan. Hal tersebut juga sangat relevan dengan apa yang terjadi di pasar negara berkembang.

Ekonomi pasar negara berkembang yang tumbuh cepat ditandai dengan akumulasi modal yang cepat dan produktivitas faktor total atau total productivity factor (TFP) yang kuat, yang mana R&D dan inovasi memiliki peranan sangat penting untuk pertumbuhan TFP, pungkas Johanna.

Reporter: Syakur Usman

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.