Sukses

Gandeng Belanda, RI Genjot Ekspor Produk Dekorasi Rumah ke Eropa

Belanda menempati peringkat pertama sebagai pasar terbesar produk dekorasi rumah dengan pangsa pasar sebesar 21,70 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dan Belanda sepakat menandatangani Letter of Intent (LOI) untuk mendorong pengembangan ekspor produk dekorasi rumah Indonesia ke pasar Eropa.

Hal ini diungkapkan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Arlinda, saat menandatangani kerjasama dengan manajer tim Centre for the Promotion of Imports from Developing Countries (CBI)Liesbeth Aben di Den Haag, Belanda, Selasa (23/7).

"Kerja sama ini bertujuan memperkuat kapasitas Indonesia di sektor produk dekorasi rumah,khususnya untuk meningkatkan daya saing ekspor dan tanggung jawab sosial dari usaha kecil danmenengah (UKM) Indonesia sehingga lebih mudah masuk pasar Eropa," ujar Arlinda.

Program kerja sama Kemendag dengan CBI terdiri dari beberapa tahapan. Pada tahap pertama, perusahaan yang telah mendaftar akan diseleksi melalui sistem audit yang ketat. Perusahaan yangterpilih akan menjalani program pembinaan ekspor yang meliputi bimbingan teknis dan pelatihan, program-program pelatihan terkait pemahaman pasar Eropa, serta pengembangan kinerja tanggungjawab sosial.

Selanjutnya, proses seleksi akan fokus kepada peningkatan strategi penetrasi pasar bagi UKM untukdapat memasuki pasar Eropa. Pada tahap ini, UKM akan difasilitasi untuk mengikuti berbagai kegiatanpemasaran seperti partisipasi pada pameran, misi dagang bisnis ke bisnis (b2b), atau pemasarandaring.

“Pelaku UKM kita khususnya dari sektor dekorasi rumah akan mendapat kesempatan untuk dibinam secara langsung dari tenaga ahli CBI Belanda. Hal ini tentu sangat menguntungkan karena bisamendapatkan informasi lengkap dan terkini dari perspektif pembeli,” lanjut Arlinda.

Produk dekorasi rumah Indonesia masih berpeluang besar di pasar Eropa. Total ekspor sektor ini kekawasan Eropa mencapai USD 502,9 juta pada 2018. Belanda menempati peringkat pertama sebagai pasar terbesar produk dekorasi rumah dengan pangsa pasar sebesar 21,70 persen dengan tren yangterus meningkat yaitu tercatat sebesar 3,4 persen dalam 5 tahun terakhir. Selanjutnya, pasar terbesar kedua dan ketiga produk dekorasi rumah Indonesia adalah Inggris dan Jerman dengan pangsa pasarmasing-masing 15,36 persen dan 14,96 persen.

 

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Program Pembinaan

Pendaftaran program pembinaan ini telah dibuka dan akan ditutup pada 31 Agustus 2019. Kriteriayang ditentukan bagi perusahaan yang akan mengikuti program ini yaitu UKM Indonesia dengan fokusproduk dekorasi rumah berbahan kayu, rotan dan serat alami lainnya, merupakan perusahaan siapekspor, memiliki saham minimal 51 persen, memiliki karyawan sebanyak 5-500 orang, serta telahmemiliki program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang dapat dikembangkan. Informasiselengkapnya mengenai pendaftaran program pembinaan ini dapat diakses melalui tautan https://bit.ly/2K5f2lk.

“Kemendag dan CBI telah menjadi mitra kerja yang sangat baik untuk program pengembanganekspor di Indonesia. Melalui program sebelumnya, kami mendapat testimoni dari para perusahaanbinaan yang menyatakan manfaat besar yang diperoleh setelah mengikuti program pelatihan ekspordari CBI," pungkas Arlinda.

Kerja sama ini akan ditindaklanjuti melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) yang akandilakukan di Trade Expo Indonesia ke-34 di Indonesia Convention Exhibition, Bumi Serpong Damai,Banten. Pada kesempatan tersebut, pihak CBI juga akan membawa serta pembeli dan ahli di sektordekorasi rumah untuk datang dan bertemu langsung dengan para pelaku ekspor dekorasi rumahIndonesia.

 

3 dari 4 halaman

RI Dongkrak Ekspor Perikanan di Uni Eropa

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya mendongkrak ekspor produk kelautan dan perikanan.

Salah satu caranya dengan ikut serta dalam Seafood Expo Global (SEG) yang berlangsung dari 7-9 Mei 2019 di Brussels, Belgia.  

Pada pameran tersebut, sebanyak 12 eksportir dan 1 asosiasi pelaku usaha yaitu Asosiasi Perikanan Pole and Line dan Handline Indonesia (AP2HI) menempati Paviliun Indonesia seluas 416 m2.

Mereka menampilkan produk frozen tuna, udang, cumi, sotong, gurita,  kakap merah, kerapu, dan produk ikan dan kepiting/rajungan dalam kaleng, serta green caviar atau produk rumput laut jenis Caulerpa.

Sekretaris Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), KKP, Berny A Subki mengatakan, SEG merupakan pameran seafood terbesar di Eropa, mengingat pameran ini diikuti oleh 2.007 peserta dari 88 negara, dan dihadiri oleh suplier produk perikanan dari Uni Eropa dan seluruh dunia.

Para suplier tersebut merupakan pemasok untuk supermarket, restoran, catering, pasar seafood, hotel, perusahaan airline, kapal pesiar dan lain-lain. 

"Ini momentum tepat untuk terus mengenalkan produk kelautan dan perikanan kita di mata dunia. Sebagai wujud dari upaya meningkatkan ekspor produk perikanan kita," ujar dia di Jakarta, Jumat (10/5/2019).

Berny mengungkapkan, Uni Eropa merupakan salah satu pasar utama hasil perikanan dunia dan juga pasar utama bagi Indonesia.

Merujuk data BPS, pada 2018, ekspor Indonesia ke Uni Eropa, termasuk Inggris, mencapai USD 445 juta dengan volume 79.835 ton. 

Komoditas utama ekspor Indonesia ke Benua Biru tersebut antara lain tuna dengan nilai ekspor USD 118 juta, diikuti udang USD 97,47 juta USD, cumi-cumi, sotong dan gurita USD 93,85 juta, dan kepiting/rajungan USD 15,59 juta. 

4 dari 4 halaman

Pertumbuhan Ekspor Perikanan Indonesia ke Uni Eropa Meningkat

Secara umum pertumbuhan nilai ekspor produk perikanan Indonesia ke UE selama 7 tahun terakhir meningkat 3,44 persen. 

“Dengan keikutsertaan kita dalam ajang pameran international seperti SEG ini harapannya mampu menjaring pembeli dan membuka pasar produk perikanan kita lebih luas," kata dia.

Menurut Berny, selama pameran berlangsung dihasilkan nilai potensi transaksi sebesar USD 153,03 juta, atau melebihi target yang ditetapkan sebesar USD 100 juta. Produk yang diminati para buyers antara lain udang jenis vanname dan windu, tuna, gurita, kakap merah, kerapu, daging kepiting dalam kaleng, dan green caviar. 

Para buyers antara lain berasal dari Inggris, Spanyol, Jerman, Belgia, Cina, Belanda, Turki, Prancis, Itali, Portugal, Rusia, Amerika Serikat, Yunani, Meksiko, Australia, dan Vietnam.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.