Sukses

Coffee Bean & Tea Leaf Dijual Seharga Rp 4,8 Triliun

Perusahaan asal Filipina siap mengeluarkan Rp 4,8 triliun demi Coffee Bean & Tea Leaf.

Liputan6.com, Manila - Jollibee Foods Corp. perusahaan multinasional asal Filipina siap membeli Coffee Bean & Tea Leaf. Melalui sebuah perusahaan holding di Singapura, Jollibee menyiapkan total dana USD 350 juta atau Rp 4,89 triliun (USD 1 = Rp 13.979) untuk membeli Coffee Bean & Tea Leaf.

Dikutip dari Reuters, Kamis (25/7/2019), pada tahap awal Jollibee akan merogoh kocek USD 100 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun untuk mendapatkan 80 persen saham Coffee Bean & Tea Leaf. Untuk sisa saham 20 persen akan diakuisisi oleh mitra Jollibee asal Vietnam.

Selanjutnya, Jollibee akan menambah bayaran sebesar USD 250 juta. Tambahan itu merupakan bagian dari kesepakatan yang salah satunya untuk membayar utang Coffee Bean & Tea Leaf.

Pada akhir tahun lalu, perusahaan kopi itu memiliki utang USD 83 juta (Rp 1,1 triliun).

Chairman Jollibee, Tony Tan Chaktiong, meyakini langkah akuisisi ini bisa menambah system-wide sales sebesar 14 persen dan total store network sebesar 26 persen. Jollibee pun diharapkan menjadi pemain signifikan dalam bisnis kopi yang sedang berkembang.

"Akuisisi Coffee Bean & Tea Leaf akan menjadi langkah Jollibee yang terbesar dan paling bersifat multinasional sejauh ini dengan kehadiran bisnis di 27 negara," ujar Tony Tan Chaktion dalam laporan keterbukaan perusahaan.

"Ini membuat perusahaan semakin dekat kepada visinya untuk menjadi salah satu dari lima perusahaan restoran terbesar di dunia dalam hal kapitalisasi pasar," ia menambahkan.

Jollibee memiliki jaringan restoran fast-food terbesar di Filipina dengan total 3.195 restoran, serta mengoperasikan 1.418 gerai bermacam brand di luar negeri.

Sementara, Coffee Bean & Tea Leaf berbasis di Los Angeles dan memiliki 1.400 gerai di seluruh dunia, dan gerai franchise-nya juga hadir di Indonesia.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Perusahaan Korsel Kembangkan Produk Kopi dan Cokelat Petani RI

Komoditas kopi di Indonesia sedang meraih popularitas. Baru-baru ini, oerusahaan asal Korea Selatan di dalam negeri, CJ Indonesia, membuka beberapa program kerjasama dengan koperasi petani kopi dan cokelat lewat program OVOP yang melibatkan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) serta KOTRA (Korea Trade Invesment Agency).

Sebagai perwujudan komitmen tersebut, CJ Indonesia kembali melakukan penandatanganan kerja sama dengan KOTRA, Kementerian Koperasi, Koperasi Manunggal (koperasi petani kopi) dan KSU Guyub Santoso (koperasi petani cokelat). 

Penandatanganan MOU tersebut dihadiri Deputi Kemenkop Victoria Boru Simanungkalit, Duta Besar Korea Kim Chang Beom, Presiden Direktur CJ Indonesia Shin Hee Sung, Komisaris CJ Indonesia Bernard Kent Sondakh, Ketua Koperasi Tani Manunggal Sutamo, dan Ketua KSU Guyub Santoso Mustakim serta Direktur Perdagangan KOTRA Kim Byung Sam.

"CJ Indonesia sudah menjalankan bisnis selama 30 tahun dan kami ingin terus memberikan kontribusi agar produk-produk unggulan yang dihasilkan oleh masyarakat pedesaan bisa lebih meningkat," kata Komisaris CJ Indonesia, Bernard Kent Sondakh, dalam acara penandatanganan, di CGV FX Sudirman, Jakarta, Kamis, 27 Juni 2019.

Melalui kerja sama ini, CJ Indonesia akan terlibat dalam upaya pengembangan dan peningkatan kualitas produk kopi dan cokelat yang dihasilkan oleh dua koperasi tadi. Beberapa kegiatan yang akan dilakukan meliputi, edukasi dalam proses budidaya, proses pengolahan, hingga proses penjualan.

Tak hanya itu, CJ Indonesia pun akan membantu proses pemasaran produk dari kedua koperasi tersebut melalui unit bisnis bakery and cafe yaitu Tous les Jours (TLJ) dan Gerai-gerai CGV Cinema di seluruh Indonesia.

 

3 dari 3 halaman

Prioritas Pemerintah

Deputi Kemenkop, Victoria Boru Simanungkalit mengatakan pihaknya amat mendukung berbagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah produk-produk lokal yang dihasilkan masyarakat desa.

"Produk kopi dan coklat saat ini merupakan produk yang menjadi prioritas pemerintah untuk dikembangkan," jelas dia.

Pemerintah tentu akan terus mendorong agara produk-produk yang dihasilkan oleh masyarakat dapat lebih berdaya saing. Ujung-ujungnya dapat dipasarkan secara luas. Karena itu kerja sama terutama dalam bentuk edukasi dan pengembangan pasar sangat dibutuhkan.

"Mengedukasi koperasi agar dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan segmen pasar. Peningkatan daya saing," tandasnya.

Sebagai informasi, sebelumnya, CJ Indonesia telah turut serta dalam membantu Koperasi Jatirogo di Yogyakarta sejak tahun 2015. Produk gula kelapa sebagai produk khas dari koperasi tersebut digunakan sebagai pemanis pada roti yang dijual Tous les Jours (TLJ). Hingga Desember 2018, TLJ telah berhasil melakukan penjualan hingga mencapai Rp 7 Miliar. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.