Sukses

SMF Bakal Sekuritisasi Aset KPR 3 Bank

Sekuritisasi aset ini diharapkan bisa mempercepat penyaluran dana bagi pembiayaan perumahan,

Liputan6.com, Jakarta - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF telah bekerjasama dengan 3 bank untuk melaksanakan sekuritisasi di semester II 2019 dengan menggunakan skema EBA Surat Partisipasi (EBA-SP), di mana salah satunya merupakan penerbitan EBA SP Syariah pertama di Indonesia.

Efek Berangun Aset-Surat Partisipasi (EBA-SP) tersebut menggunakan underliying, KPR dari Bank yang dipilih melalui 32 kriteria seleksi. SMF juga secara aktif melakukan sosialisasi dan edukasi dengan membuka penjualan EBA SP retail ke universitas, kementerian dan BUMN.

"Diharapkan sekuritisasi aset ini bisa mempercepat penyaluran dana bagi pembiayaan perumahan, demi mensukseskan Program Satu Juta Rumah yang dicanangkan oleh Pemerintah," tutur Direktur utama SMF, Ananta Wiyogo di Jakarta, Senin (22/7/2019).

Direktur SMF, Heliantopo mengatakan, 3 bank tersebut berasal dari 2 bank konvensional dan bank syariah.

"Target sekuritisasi Rp 2,2 triliun. Mudah-mudahan bisa kita selesaikan di triwulan III 2019," ujarnya.

Adapun pada semester I, SMF juga telah merealisasikan penerbitan Surat utang melalui Penawaran Umum Berkelanjutan IV dan MTN. Total obligasi yang diterbitkan sampai dengan bulan Juni Rp 4,861 triliun. Sampai dengan Juni 2019 Perseroan telah menerbitkan 36 kali surat utang.

Penerbitan obligasi PUB IV Tahap VII tersebut SMF merilis tiga seri obligasi, yakni obligasi seri A dengan jumlah pokok sebesar Rp677 miliar, tingkat bunga tetap sebesar 8,000 persen dengan jangka waktu 370 hari sejak tanggal emisi. Obligasi seri B mempunyai jumlah pokok sebesar Rp 784,5 miliar, dengan tingkat bunga tetap 8,800persen berjangka waktu 3 tahun, dan obligasi seri C bernilai pokok Rp425 miliar, dengan bunga tetap 9,250 persen berjangka waktu 5 tahun.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

SMF Bakal Biayai Homestay di Daerah Wisata dan Bangun Daerah Kumuh

PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF mencanangkan beberapa program strategis di tahun ini. Salah satunya yakni melalui Program Pembiayaan Homestay untuk di beberapa destinasi wisata.

Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo mengatakan, melalui program ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk membangun atau memperbaiki kamar rumah yang akan disewakan kepada wisatawan. Sehingga dapat mendatangkan penghasilan bagi pemilik dan menciptakan lapangan kerja.

Sebagai pilot project SMF akan menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 2,3 miliar untuk dua destinasi wisata, yakni Desa Wisata Samiran, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah dan Desa Wisata Nglanggeran, Kecamatan Pathuk, Gunung Kidul, Yogyakarta.

Untuk Desa Wisata Nglanggeran sendiri, SMF menyiapkan plafon senilai Rp 1,6 miliar. Sementara Rp 700 juta sisanya akan digelontorkan untuk Desa Wisata Samiran.

"Dua destinasi wisata ini dibidik untuk menjadi pilot project dalam implementasi program ini. Diperkirakan program ini akan selesai di bulan Juli tahun ini," kata Ananta saat dijumpai di Kantornya, Jakarta, Rabu (10/4/2019).

Dalam program ini, SMFakan bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Kelompok Sadar Wisaata (Pokdarwis) dalam mendukung program pengembangan destinasi wisata khususnya pembiayaan homestay.

"Program ini merupakan bentuk dari dukungan SMF terhadap program pemerintah dalam hal pengembangan wisata untuk meningkatkan devisa," imbuhnya.

3 dari 3 halaman

Penyaluran Kredit Rumah Subsidi SMF Capai Rp 948 Miliar

Penyaluran pembiayaan pembangunan rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) telah mencapai Rp 948 miliar. Pembiayaan tersebut disalurkan kepada 28.932 debitor.

Direktur Sekuritisasi dan Pembiayaan PT SMF, Heliantopo mengatakan, program kredit perumahan rakyat melalui fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP), menjadi bagian realisasi program 2018 sebesar Rp 5,89 triliun.

Heliantopo mengatakan, pihaknya berperan dalam mengurangi beban fiskal pemerintah dengan membiayai porsi 25 persen pendanaan KPR FLPP. Dengan demikian, pemerintah hanya menyediakan 75 persen dari total pendanaan FLPP.

Dari total penyaluran dana yang sebesar Rp 948 miliar, SMF telah menyalurkan dana melalui 10 bank penyalur KPR FLPP.

"Program penurunan beban fiskal sejak 2018 akhir itu porsi KPR FLPP berubah dari 90:10 persen menajdi 75:25 persen. Itu SMF sediakan yang 25 persen dananya," kata dia di Jakarta, Rabu (10/4/2019).

Dengan keberadaan SMF tersebut, jumlah rumah yang akan dibiayai meningkat dari semula 23.763 unit pada 2017 menjadi 57.949 pada 2018. Hal itu memberikan dampak positif semakin banyak masyarakat berpenghasilan rendah yang memperoleh fasilitas KPR FLPP.

"Di samping juga adanya penyerapan tenaga kerja dari pembangunan rumah yang berujung pada terciptanya multiplier effect," tegas dia.

Adapun pada tahun ini, porsi pendanaan masih sama yakni 75:25 persen. Di mana, bunga MBR sebesar lima persen dengan jatuh tempo selama 25 tahun. Sementara itu, target rumah yang dibiayai pembangunannya mencapai 68 ribu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.