Sukses

Toyota dan Hyundai Bakal Kembangkan Mobil Listrik di RI

Nilai total investasi mencapai Toyota dan Hyundai untuk kembangkan mobi listrik mencapai Rp 50 Triliun rupiah untuk 5 tahun yang akan datang,

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, hingga saat ini sudah ada dua pabrikan besar yang menyatakan niatnya untuk investasi di mobil listrik. Kedua pabrikan tersebut yakni produsen mobil asal Jepang, Toyota dan Hyunday, produsen mobil asal Korea Selatan.

"Saat ini berdasar catatan saya sudah ada dua pabrikan besar yaitu Toyota dan Hyundai yang siap untuk berinvestasi di Indonesia khususnya di sektor kendaraan listrik," kata dia, di ICE BSD, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (18/7).

Total nilai investasi yang digelontorkan dua perusahaan tersebut, kata Airlangga mencapai Rp 50 triliun.

"Nilai total investasi mencapai 50 Triliun rupiah untuk 5 tahun yang akan datang," ungkapnya.

Meskipun demikian, dia menegaskan, angka tersebut masih bisa bertambah. Sebab masih ada beberapa investor yang menyatakan minatnya di komponen mobil listrik, yakni baterai.

"Ini (Rp 50 triliun) hanya awal, saya sudah mendapat informasi untuk komponen penunjang seperti baterai juga akan ada investasi baru. Sehingga saya optimis bahwa dalam waktu 5 tahun yang akan datang saya menargetkan akan ada 100 Triliun investasi baru di sektor otomotif," jelas dia.

Terkait investasi untuk pembangunan pabrik baterai mobil listrik, saat ini sedang dilakukan penjajakan dengan sejumlah perusahaan. Meskipun demikian, dia belum menyampaikan perusahaan apa saja serta asal negara perusahaan tersebut.

"Kemarin ada beberapa industri berbasis baterai juga kami sudah bicara. Karena Indonesia sudah punya bahan baku baterai, tinggal kembangkan industri sel baterai," imbuhnya.

Terkait dengan target pengembangan kendaraan listrik di Indonesia, tambah dia, telah tercantum dalam roadmap pengembangan kendaraan bermotor nasional.

"Di mana pada tahun 2025 ditargetkan produksi kendaraan roda empat emisi karbon rendah dan kendaraan listrik mencapai sekitar 20 persen dari total produksi nasional," tandas dia.   

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Suzuki Siapkan Ertiga Versi Listrik, Kapan Meluncur?

Suzuki Ertiga generasi kedua merupakan salah satu LMPV terpopuler di India. Karena kepopuleran ini, Maruti Suzuki dikabarkan menyiapkan Ertiga versi listrik.

Dilansir GaadiWaadi, Ertiga listrik nantinya bakal jauh berbeda dengan versi reguler. Suzuki Ertiga listrik juga akan diproduksi di India, begitu pula dengan baterai Lithium-ion yang akan diproduksi di pabrik Gujarat.

Sebelumnya, Maruti Suzuki justru dikabarkan akan membuat Ciaz listrik setelah Wagon R. Tapi rupanya, sedan segmen C itu harus banyak dirombak jika ingin dibenamkan drivetrain listrik.

Maka itu, Suzuki mencoba untuk mencari peluang lain. Suzuki pun berusaha memproduksi versi listrik ini sendiri, untuk mendapatkan harga yang terjangkau.

Selain itu, tentu alasan popularitas Suzuki Ertiga menjadi pertimbangan mengapa Maruti Suzuki lebih memilih Ertga. MPV listrik ini baru akan dirilis nanti setelah Wagon R dirilis, yang diprediksi pada Auto Expo 2020.

3 dari 3 halaman

Pabrikan Mobil Listrik BYD dan JAC Ingin Investasi di Indonesia

Setelah Hyundai serius ingin berinvestasi di Indonesia, dua pabrikan mobil Cina rupanya melirik Indonesia untuk merelokasi bisnisnya. Dua pabrikan mobil tersebut adalah produsen mobil listrik BYD dan JAC, relokasi tersebut dilakukan karena perang dagang antara negeri tirai bambu dengan Amerika Serikat.

Deputi III Bidang Koordinasi Infrastruktur Kemenko Kemaritiman, Ridwan Djamaluddin di Jakarta, Rabu malam, menyebutkan minat tersebut terungkap dalam saat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan melakukan kunjungan kerja ke Cina pekan lalu.

"Mobil listrik mau relokasi, yaitu BYD dan JAC. BYD itu mobil yang kerja sama dengan Bluebird sedangkan JAC itu ukuran kelas mobilnya satu tingkat di bawah BYD, tapi itu besar (juga)," katanya yang turut mendampingi Luhut dalam kunjungan ke Cina, seperti dikutip dari bisnis Liputan6.com.

Menurut Ridwan, pembicaraan mengenai minat untuk relokasi telah beberapa kali dilakukan. BYD dan JAC, tambah dia, juga sudah masuk ke Indonesia bermitra dengan swasta.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.