Sukses

Baran Energy Luncurkan Baterai Listrik Tenaga Matahari

Baterai listrik Baran Energy akan membantu program pemerintah dalam pemanfaatan energi yang bersumber dari EBT yang ditargetkan mencapai 23 persen pada 2025 mendatang.

Liputan6.com, Jakarta - Baran Energy meluncurkan teknologi energi baru dan terbarukan (EBT) berupa energy storage system yaitu baterai penyimpanan energi skala besar mengandalkan energi yang bersumber dari matahari, angin, dan air. Produk ini disebut akan membantu program pemerintah dalam mendorong pemanfaatan energi yang bersumber dari EBT yang ditargetkan mencapai 23 persen pada 2025 mendatang.

Founder dan CEO Baran Energy, Victor Wirawan, yang memimpin pengembangan baterai ini bersama putuhan anak-anak negeri yang berbakat lainnya saat ini sedang mengembangkan tiga varian produk teknologi energi yang tergolong ramah lingkungan, yaitu PowerWall berkapasitas 8.8 KWh, PowerPack 126 Mb, dan PowerCube 1.2 MWh. Ketiga perangkat ini dapat digunakan, mulai dari rumah tinggal, pabrik, real estate, perkebunan, pertambangan, hingga industri sekala besar.

"Produk yang kami launching hari ini adalah PowerWall, yakni baterai dengan kapasiitas 8.8 KWh. Peluncuran teknologi ini juga selaras dengan komitmen pemerintah yang terus mendorong pemakaian energi yang bersumber dari energi baru dan terbarukan yang lebih ramah lingkungan," ujar Victor saat acara launching, di Jakarta, Kamis (18/7).

Victor mengatakan, proses pengalihan pemanfaatan sumber energi berbasis fosil ke energi baru dan terbarukan di Indonesia memerlukan waktu, sama seperti di sejumlah negara Eropa dan China. Namun, pada waktunya, sumber-sumber energi berbasis fosil akan tergantikan oleh sumber energi terbarukan.

"Keinginan untuk membuat baterai sudah cukup lama, tetapi baru terealiasi beberapa waktu terakhir. Pasalnya, tidak mudah membuat bateral tersebut, karena dibutuhkan Research and development (R&D) yang mendalam dan memakan waktu. Selain itu, biaya produksinya juga cukup besar," jelasnya.

Namun demikian, sambung Victor, masyarakat luas masih bisa menggunakan alat tersebut, sebab pihaknya telah menyediakan Program Rp 1. Pihalnya mencoba melakukan inovasi model kepemilikan, bagaimana supaya teknalogi ini menjadi terjangkau, sehingga Iebih banyak lagi orang yang bisa berpindah ke energi terbarukan.

Program ini diharapkan dapat membantu percapatan peralihan dari energi fosil ke energi terbarukan.

“Visi kami adalah mendorong penggunaan energi terbarukan dan mobilitas elektrik di Indonesia, namun menyediakan teknologinya saja tidaklah cukup," tandasnya.

 

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

2 Produsen Mobil Listrik China Minat Pindah Pabrik ke Indonesia

Dua pabrikan mobil listrik asal China, yakni BYD dan JAC disebut berminat untuk merelokasi bisnis mereka ke Indonesia menyusul perang dagang antara negeri tirai bambu dengan Amerika Serikat.

Deputi III Bidang Koordinasi Infrastruktur Kemenko Kemaritiman, Ridwan Djamaluddin, menyebutkan bahwa minat tersebut terungkap saat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan melakukan kunjungan kerja ke China pekan lalu.

"Mobil listrik mau relokasi, yaitu BYD dan JAC. BYD itu mobil yang kerja sama dengan Bluebird sedangkan JAC itu ukuran kelas mobilnya satu tingkat di bawah BYD, tapi itu besar (juga)," katanya dikutip dari Antara, Jumat (12/7/2019).

Menurut Ridwan, pembicaraan mengenai minat untuk relokasi telah beberapa kali dilakukan. Keduanya, tambah dia, juga sudah masuk ke Indonesia bermitra dengan swasta.

Namun, Ridwan menuturkan kedua perusahaan mobil listrik China itu tidak menyebutkan potensi nilai investasi yang akan ditanamkan di Indonesia.

"Mereka tidak mengungkapkan angka tapi sudah menyatakan minat. Syaratnya jelas dan lokasinya ada. Perpres sedang ditunggu," tuturnya.

Ada pun mengenai lokasi relokasi, kedua perusahaan itu belum mengungkapkan secara spesifik. Namun, panjut Ridwan, Jawa Barat merupakan salah satu pusat industri otomotif yang bisa jadi opsi.

"Tapi kalau dia mau mendekatkan sama sumber baterainya bisa juga di luar (Jawa) sana," tukasnya.

3 dari 3 halaman

Tekan Polusi Udara, Pemerintah Dorong Angkutan Umum Gunakan Mobil Listrik

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah bakal mendorong penggunaan kendaraan listrik sebagai angkutan umum. Hal ini sebagai upaya menekan polusi udara.

"Sekarang kita ini kan cuaca di Jakarta ini kan jelek ya. Polusi. Jadi pemerintah ingin segera mendorong supaya mobil angkutan umum seperti bus, taksi, sepeda motor pakai listrik," kata dia, saat ditemui, di Kantornya, Jakarta, Rabu (10/7).

Polusi udara, kata dia, sungguh mendapatkan perhatian pemerintah. Sebab dampak yang ditimbulkannya tidak hanya saat ini, melainkan juga jangka panjang.

"Ya segera itu. Karena kita mati semua nanti. Karena polusi," ungkapnya.

Saat ini, pemerintah masih terus membahas skema atau bentuk-bentuk dukungan bagi pengunaan kendaraan listrik sebagai angkutan umum. Salah satu opsi yang dipikirkan adalah insentif. Namun, demikian, dia tidak menjelaskan secara rinci terkait insentif yang bakal diberikan.

"Ya mungkin akan memberikan mungkin insentif kepada kendaraan listrik. Tentu kendaraan nonlistrik akan menjadi kalah bersaing. Kita berharap segera," tandasnya.  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.