Sukses

Pemerintah Beri Bantuan Air Bersih dan Sanitasi Korban Gempa Maluku Utara

Kmenterian PUPR memberikan bantuan berupa air bersih dan sanitasi bagi para korban gempa di Maluku Utara.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan upaya penanganan tanggap darurat pascabencana gempa di Halmahera Selatan, Maluku Utara yang terjadi pada 14 Juli 2019.

Gempa yang mengguncang beberapa kali ini mengakibatkan kerusakan pada sejumlah bangunan dan turut menimbulkan korban jiwa akibat tertimpa runtuhan bangunan.

Bantuan tanggap darurat disalurkan Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya berupa layanan air bersih dan sanitasi, termasuk fasilitas MCK darurat ke lokasi-lokasi pengungsian korban bencana gempa di Kabupaten Halmahera Selatan.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menegaskan, ketersediaan prasarana dan sarana air bersih serta sanitasi untuk keperluan sehari-hari para korban dan pengungsi merupakan hal terpenting dalam masa tanggap darurat bencana.

"Kami sangat concern dengan air bersih terutama di tempat-tempat pengungsian. Kita juga manfaatkan instalasi pengolahan air minum (IPA) terdekat maupun IPA mobile untuk mensuplai air bersih, khususnya ke posko pengungsian," ujar Menteri Basuki, Rabu (17/7/2019).

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Disalurkan Bertahap

Bantuan secara bertahap disalurkan Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Maluku Utara sejak 15 Juli 2019. Peralatan yang digunakan berupa 1 unit Mobil Tangki Air, 2 unit WC Darurat, 2 unit profil tank, 1 unit genset, dan 5 unit tenda darurat. Seluruh peralatan tersebut didistribusikan langsung ke lokasi terdampak bencana.

Dari hasil identifikasi sementara berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halmahera Selatan, kerusakan rumah warga tersebar di sejumlah desa di wilayah Gane dan Bacan. Antara lain, di Desa Ranga-Ranga 300 unit, Desa Gane Dalam 380 unit, Desa Sawah 6 unit, Desa Gaimu 10 unit, Desa Kuo 10 unit, Desa Liaro 20 unit, Desa Tomara 40 unit, dan Desa Tanjung Jere 2 unit.

Selain itu, gempa juga menyebabkan dua sekolah dan satu rumah ibadah di Desa Ranga-Ranga rusak berat, dan tiga sekolah serta satu masjid di Desa Gane rusak berat.

3 dari 3 halaman

Maluku Utara Kembali Digoyang Gempa Magnitudo 5,3

Gempa masih saja menggoyang kawasan Maluku Utara. Gempa terakhir dengan magnitudo 5,3 terasa Senin (15/7/2019) petang, pukul 17.35 WIB.

Menurut informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa berlokasi pada 0.46 Lintang Selatan dan 127.83 Bujur Timur atau 42 kilometer Timur Laut Labuha, Maluku Utara.

BMKG juga menegaskan, gempa yang berpusat pada kedalaman 10 kilometer itu tidak berpotensi tsunami.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, ada dua orang yang meninggal dunia akibat gempa di Maluku Utara pada Minggu, 14 Juli 2019.

Pelaksana Harian Kepala Pusat Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo mengatakan, mereka adalah Aisyah dan Halimah yang masing-masing berasal dari Desa Gene Luar dan Desa Papaceda, Kecamatan Gene Barat, Kabupaten Halmahera Selatan.

"Korban jiwa 2 orang, yakni Ibu Aisyah 51 tahun (berasal dari) Desa Gane Luar dan Halimah (dari) Desa Papaceda, Kecamatan Gane Barat," kata Agus di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (15/7/2019).

Selain dampak hilangnya dua orang nyawa, dampak lain dari gempa berkekuatan 7,2 magnitudo itu adalah rusaknya beberapa bangunan warga. Sebanyak 58 unit rumah warga dinyatakan rusak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.