Sukses

Sontek Semangat Berbisnis dari 5 Sosok Sociopreneur Keren Ini!

Ada banyak sosok sociopreneur yang telah menginspirasi, ini dia sosok inspiratif.

Liputan6.com, Jakarta - Menjadi seorang pengusaha sukses memang tujuan dari banyak orang. Namun, kini pengusaha atau disebut entrepreneur banyak yang tak ambil keuntungan untuk pribadi saja, tapi juga untuk orang banyak. Nah, mereka ini disebut sebagai sociopreneur yang bisa jadi inspirasi banyak orang.

Ada banyak sosok sociopreneur yang telah menginspirasi, ini dia sosok inspiratif sebagaimana dilansir dari Swara Tunaiku!

1. Kathy Wong (Moeloco Flip Flop)

Sosok sociopreneur pertama yang sangat menginspirasi banyak orang adalah Kathy Wong yang merupakan pemilik dari Moeloco Flip Flop atau perusahaan alas kaki di Australia. Meski usianya sudah tak muda lagi, tapi semangatnya dalam membantu sesama dari bisnis yang ia jalani sungguh besar.

Dia menyumbangkan sebagian besar hasil pembelian produknya untuk kebutuhan alas kaki anak-anak yang membutuhkan di negara tertinggal. Selain itu, dia juga membuka sebuah komunitas khusus untuk anak muda yang ingin belajar mengenai entrepreneur hingga sukses di usia muda.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

2. Lauren Bush (FEED)

Anda juga  bisa menemukan sosok sociopreneur pada diri Lauren Bush. Dulunya ia hanya seorang model dan mahasiswa yang pada akhirnya mendapat kesempatan untuk keliling dunia sebagai juru bicara kehormatan program pangan dunia atau WPF. Ia mengunjungi banyak negara berkembang dan di sanalah ia melihat banyak permasalahan malnutrisi.

Hingga akhirnya, dari pekerjaannya sebagai model, dia membuka bisnis fesyen yang mana sebagian besar dana yang didapat adalah untuk membantu anak-anak malnutrisi di seluruh dunia yang akhirnya disebut dengan FEED. Dari tas ramah lingkungan ini, Lauren Bush mampu memberi makan lebih dari 60 juta anak malnutrisi di seluruh dunia.

3 dari 5 halaman

3. Scott Harrison

Ada juga Scott Harrison. Ia menjadi seorang sociopreneur di usia yang cukup muda, 28 tahun. Ia telah melakukan pelayanan ke berbagai negara dunia dan mendapati kenyataan bahwa air bersih adalah hal yang mahal bagi masyarakat Afrika. Pada akhirnya, berkat itu dia mendirikan sebuah perusahaan Charity: Water.

100 persen keuntungan yang didapat dari perusahaan ini diberikan untuk membantu orang yang kesulitan mendapat akses air bersih. Selain itu, ia juga melakukan banyak kegiatan lingkungan serta mendedikasikan hidupnya untuk melayani masyarakat.

4 dari 5 halaman

4. Muhammad Abdul Karim

Dari Indonesia juga ada, yakni Muhammad Abdul Karim. Pemuda yang berasal dari Tasikmalaya ini memulai bisnis berjualan donat dan nasi kuning. Oleh karena jualannya tak selalu habis, ia sering membagikannya ke panti asuhan. Dari sanalah ia mendapatkan ide dan menjadi seperti sociopreneur seperti sekarang.

Ia kini adalah seorang direktur eksekutif Sahabat Pulau yang merupakan sebuah komunitas yang berdiri di bidang volunteering dan community development. Misi dari komunitas ini adalah untuk menyelesaikan masalah pendidikan pemuda dan anak di Indonesia serta pemberdayaan perempuan daerah pesisir.

5 dari 5 halaman

5. Masril Koto

Hidup sebagai petani membuat Masril Koto paham betul permasalahan petani di Indonesia. Hal inilah yang membuat pria yang bahkan tak lulus SD ini mendirikan lembaga keuangan mikro agribisnis atau LKMA Prima Tani di daerah Agam, Sumatera Barat.

Lembaga ini adalah untuk memberikan bantuan modal bagi petani dengan misi utama untuk menyejahterakan petani. Selain itu, di sini juga banyak produk tabungan yang tentu bertujuan untuk membantu keluarga petani ke depannya. Kini, ia juga sedang membentuk Lumbung Pangan Rakyat untuk makin menyejahterakan masyarakat di sekitarnya.

Nah, ternyata menjadi seorang pengusaha itu bukan soal kaya dan sukses saja, ya. Namun, melihat orang di sekitar bahagia dan berkecukupan juga jadi kepuasan tersendiri. Para sociopreneur berhasil dalam bisnis mereka, tapi mereka jauh lebih berhasil untuk orang di sekitar mereka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.