Sukses

Gempa Tak Ganggu Aktivitas Pariwisata di Bali

Gempa magnitudo 5,8 di Bali sempat membuat wisatawan dan tamu hotel kaget, namun kini mulai kembali normal.

Liputan6.com, Jakarta - Guncangan gempa bermagnitudo 5,8 yang terjadi di Bali pagi ini tidak berdampak pada sektor pariwisata di Pulau Dewata tersebut. Usai gempa, aktivitas wisata di provinsi tersebut kembali normal.

Chairman Bali Hotel Association, Ricky Darmika Putra mengatakan, saat terjadi gempa memang sempat membuat wisatawan dan tamu hotel kaget. Namun hal tersebut hanya terjadi beberapa saat saja.

"Memang kebetulan waktu breakfast time, tamu hotel saat breakfast merasakan ada getaran. Tamu kaget saja dan mulai menanyakan informasi tentan kejadian sebenarnya. Memang sempat kaget selama 15-20 menit. Setelah itu semua berjalan normal," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Selasa (16/7/2019).

Selain itu, lanjut Ricky, setelah mendapatkan informasi secara jelas dari pihak terkait, para wisatawan pun saat ini sudah kembali melakukan aktivitas secara normal. Dengan demikian, gempa tersebut tidak berdampak signifikan pada pariwisata di Bali.

"Semua sudah kembali normal. Sejauh ini wisatawan mengerti karena ini kan kejadian alam dan nobody knows. Jadi mudah-mudahan tidak mengganggu (pariwisata), ini kan hanya one time incident, kita juga proaktif memberikan penjelasan seutuhnya kepada tamu, ini merupakan kejadian alam dan semoga tidak terjadi lagi," jelas dia.

Ricky juga berharap setelah gempa yang terjadi pukul 07.18 WIB tersebut, tidak diikuti dengan adanya gempa susulan atau tsunami.

"Yang penting mudah-mudahan tidak ada gempa susulan dan efek negatif lain seperti tsunami dan lain-lain," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Gempa Magnitudo 5,8 Guncang Bali, Sejumlah Bangunan Rusak

Sejumlah bangunan dilaporkan mengalami kerusakan imbas gempaMagnitudo 5,8 yang mengguncang Bali. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali masih terus menginventarisasi laporan kerusakan yang disampaikan warga.

Kepala BPBD Bali, I Made Rentin mengaku sejumlah warga secara mandiri melaporkan kerusakan bangunan yang diketahuinya akibat dampak gempa. "Untuk korban hingga kini belum ada laporan," kata Rentin, Selasa pagi (16/7/2019).

Dari informasi yang diterimanya, sejumlah bangunan rusak di antaranya gapura di Indonesia Tourism Development Center (ITDC), SD Negeri 1 Ungasan, Kantor Camat Kuta, SD 11 Jimbaran, Hotel Mercure Nusa Dua, Alfamart di Jalan Bali Cliff Nomor 48 Ungasan, Kuta Selatan dan pura di kawasan Lapangan Taman Kota Lumintang.

"Untuk data lengkap, Tim Reaksi Cepat kami akan turun untuk mengkaji," ungkapnya.

Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melakukan pemutakhiran gempa yang mengguncang Bali dari Magnitudo 6,0 menjadi 5,8. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono menjelaskan, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 9,08 LS dan 114,55 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 80 kilometer arah selatan Kota Negara, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali pada kedalaman 104 kilometer.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi selatan di Jawa-Bali-Nusa Tenggara ini berkedalaman menengah diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis naik mendatar (oblique thrust fault)," kata Rahmat.

 

3 dari 3 halaman

Guncangan Gempa

Guncangan gempa Bali ini dilaporkan dirasakan di daerah Badung V MMI, Nusa Dua IV-V MMI, Denpasar, Mataram, Lombok Tengah, Lombok Barat IV MMI, Banyuwangi, Karangkates, Sumbawa, Lombok Timur, Lombok Utara III MMI, Jember, Lumajang II- III MMI. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami

Hingga pukul 08.50 Wita Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock). "BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," ujarnya.

BMKG juga mengimbau agar masyarakat menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.   

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.