Sukses

Membangun UMKM di Era Digitalisasi Melalui Rumah Kreatif BUMN BRI

Bank BRI telah memiliki 54 RKB yang tersebar di seluruh Indonesia dengan anggota lebih dari 306 ribu serta tak kurang dari 2600 pelatihan.

Liputan6.com, Jakarta Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah pelaku ekonomi yang tahan banting. Ya, mereka bisa bertahan meski harus menghadapi para pelaku ekonomi lain. 

Data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) 2018 menunjukkan bahwa total pelaku UMKM di Indonesia mencapai 59,2 juta orang. Dari jumlah tersebut sebagian besar adalah pelaku usaha mikro. Meski mampu bertahan, namun UMKM sangat disarankan bisa melalui era digitalisasi untuk menghadapi pertumbuhan pasar global. 

Oleh karena itu, dalam upaya pemberdayaan ekonomi kerakyatan, khususnya bagi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah, Kementrian BUMN bersama perusahaan milik negara membangun Rumah Kreatif BUMN (RKB). 

RKB adalah rumah bersama untuk berkumpul, belajar dan membina para pelaku UKM menjadi UKM Indonesia yang berkualitas. Para UKM akan didampingi dan dimbimbing dalam menjawab tantangan pengembangan usaha, melalui Peningkatan kompetensi, Peningkatkan Akses Pemasaran dan Kemudahkan akses Permodalan. 

Pelaku UKM di RKB juga mendapat pendamping ahli untuk melakukan digitalisasi produk dan e-commerce. Hingga akhir April 2019 Oktober 2018, Bank BRI telah memiliki 54 RKB yang tersebar di seluruh Indonesia dengan anggota lebih dari 306 ribu serta tak kurang dari 2600 pelatihan. Corporate Secretary Bank BRI Bambang Tribaroto menyampaikan bahwa anggota RKB BRI secara berkala mendapatkan pelatihan dan pendidikan terkait UMKM.

"BRI telah menyelenggarakan 2.688 pelatihan UMKM hingga akhir April 2019. Hal ini berdampak secara langsung bagi pelaku UMKM, dimana saat ini tercatat lebih dari empat ribu UMKM sudah go online di situs blanja.com," jelas Bambang.

Selain itu memasuki era digital, BRI juga menargetkan UMKM agar berbasis digital. Dalam hal ini, UMKM sudah mampu melakukan pembayaran berbasis digital agar proses bisnis berjalan lebih cepat dan efisien. Salah satunya dengan meluncurkan BRIncubator yang merupakan program inkubasi dan akselerasi bisnis. BRIncubator merupakan pengembangan dari program RKB yang difokuskan untuk memberikan pendampingan. Melalui program BRIncubator, UMKM di seluruh Indonesia dapat memahami literasi keuangan dan semakin berani dalam berbisnis, serta berdaya saing secara global.

Ada tiga fokus dalam BRIncubator. Pertama mendidik UMKM agar mampu mengemas produk sesuai kebutuhan pasar (Go Modern). Kedua, mengajarkan para UMKM agar bisa memanfaatkan platform digital, untuk mempromosikan produk lewat media sosial (Go Digital). Ketiga, melatih para UMKM agar produknya bisa dijual di marketplace atau bahkan membuat platform sendiri (Go Online).

Selain itu, BRI juga menyiapkan UMKM yang siap meluncur di pasar global atau ekspor. Ada empat tahapan, yaitu: 

1. Pra Inkubasi

Tahapan ini memperkenalkan dasar bisnis yang dilakukan di BRI di seluruh Indonesia

2. Inkubasi

Para UMKM di RKB diajarkan mengenai bagaimana cara mengelola bisnis. Mulai dari SOP proses produksi, manajerial, hingga pemasaran agar mampu berdaya saing. 

3. Akselerasi

Di sinilah para UMKM diperkenalkan mengenai cara efektif memasarkan penjualannya melalui platform media sosial atau online. Di tahap ini, para UMKM diajarkan bagaimana cara membuat tampilan yang menarik di media sosial dan cara menggunakan iklan atau advetorial. 

4. Rapid Growth

Pada tahap ini, BRI memberi pendampingan dan pelatihan selama tiga bulan untuk UMKM terpilih atau mereka yang benar-benar siap masuk pasar ekspor.

RKB BRI asal Papua yang naik kelas: Sanggar Kerajinan Kulit Kayu Khalkote Permai

Sanggar Kerajinan Kulit Kayu Khalkote Permai menjadi salah satu anggota pertama RKB BRI di Jayapura. Menurut Martha, sejak awal keanggotaannya, RKB BRI sudah sangat membantu penjualannya. Kini, omzet usahanya dapat mencapaii Rp 4 - 75 juta per bulan.

"Setiap produk yang ditaruh di RKB sudah habis, langsung RKB pesan lagi. Saya juga selalu dihubungi untuk datang membawa produk kalau ada pejabat BRI atau menteri yang datang berkunjung ke Jayapura," kata dia.

Selain itu, imbuh Martha, RKB BRI juga membantunya dalam bentuk materi pelatihan. Ia pernah mengikuti pelatihan tentang pengelolaan usaha dan manajemen keuangan. Kini, Martha sudah tak lagi mencampur keuangan usaha dengan rumah tangga.

Sanggar Kerajinan Kulit Kayu Khalkote Permai milik Martha Olee tak hanya memberdayakan perempuan, usaha yang berasal dari Sentani, Jayapura, Papua, ini juga melestarikan budaya mengukir kulit kayu.

"Mengukir kulit kayu itu budaya Suku Sentani. Karena saya ingin melestarikan, saya mendirikan sanggar untuk regenerasi dan berbagi ilmu. Saya tidak ingin ilmu ini berhenti sampai di saya saja," kata dia, saat dihubungi liputan6.com (18/4/2019).  

Martha melanjutkan, setelah belajar lebih lanjut tentang pengukiran kulit kayu dan mendapat dukungan dari Pemerintah Daerah Jayapura, sanggar miliknya menjadi tempat para perempuan dari Kampung Asei Besar, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, untuk belajar dan menghasilkan produk. Para perempuan itu kemudian dijadikan mitra bisnis oleh Martha.

"(Kini) para perempuan dari Kampung Asei Besar sudah bisa mandiri dan membantu perekenomian keluarganya," ucapnya.

Adapun produk yang dijual oleh Sanggar Kerajinan Kulit Kayu Khalkote Permai berupa barang-barang dari kulit kayu atau kayu. Sebut saja drum khas Papua, dayung, tongkat, tas, kartu ucapan, dan gambar motif. Harganya berkisar antara Rp 5 ribu - 6 juta.

Martha menjual produknya melalui bazaar di berbagai acara pelatihan, pertemuan, atau pameran, baik yang diselenggarakan di Jayapura maupun luar daerah. Sanggarnya sendiri bisa langsung dikunjungi di Jl. Sentani, Kampung Harapan, Kalkote.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini