Sukses

Pemerintah Tak Paksa AirAsia Turunkan Tiket Pesawat, Ini Sebabnya

Pemerintah hanya melibatkan Citilink dan Lion Air dalam kebijakan penurunan tarif

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, mengungkapkan alasan AirAsia tidak dilibatkan untuk penurunan harga tiket pesawat untuk penerbangan murah atau low cost carrier (LCC). Sejauh ini, hanya Lion Air dan Citilink yang akan melakukan penyesuaian tarif sebesar 50 peesen dari Tarif Batas Atas (TBA).

Menko Darmin mengatakan sejauh ini AirAsia memang secara tarif masih jauh lebih murah dibandingkan Lion Air Group dan Citilink. Oleh karenanya, pihaknya tidak melibatkan maskapai asal Malaysia tersebut.

"Dia memang klaimnya tidak sebanyak Citilink maupun Lion. Tapi dia itu sudah dibawah 50 persen. Jadi ngga ada gunanya diikutkan dia," katanya saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Senin (8/7/2019).

Kendati begitu, pihaknya tetap akan mengawasi maskapai AirAsia agar tetap memberikan tarif di bawah 50 persen dari TBA.

"Iya, kita cuma bilang jangan mentokan ke 50 loh. Karena ini udah di bawah itu. Nanti gara-gara itu jangan kemudian, aku mau ambil itu 50 aja sekarang. Kita sudah ingatkan itu. Tidak bisa," katanya.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Turun Sejak Awal Tahun

Sebelumnya, Direktur Utama AirAsia Indonesia, Dendy Kurniawan, menyatakan sejauh ini tiket pesawat yang dijual maskapainya sudah murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat.

"Saya rasa mungkin imbauan itu sebetulnya bukan ke kami. Kami sudah murah kok. Harga kami masih yang paling terjangkau," kata dia, di Jakarta, Senin (24/6).

Dia mengatakan rata-rata harga tiket atau avarage fare AirAsia mengalami penurunan pada kuartal pertama tahun ini. Dia menyebut, ada penurunan 3 persen avarage fare kuartal pertama 2019 jika dibandingkan pada periode yang sama tahun 2018.

Pada kuartal pertama 2018, average fare AirAsia Indonesia tercatat sebesar Rp 580.499. Saat ini, di periode yang sama average fare turun menjadi Rp 563.095. "Selalu kami katakan, kami tidak turunkan pun selama ini harga kami selalu yang terjangkau. Jadi sebelum diminta untuk turunkan pun kami sudah turunkan," jelas dia.

Dia mengatakan pihaknya tidak akan melanggar tarif batas atas (TBA) maupun tarif batas bawah (TBB) yang dipatok Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Dengan demikian, jika ada rute yang dinilai masih perlu diturunkan, dia mengaku siap menaati

3 dari 3 halaman

CEO AirAsia Usul Pemerintah Jangan Terlalu Atur Tiket Pesawat

CEO AirAsia, Tony Fernandes meminta, pemerintah tidak banyak mengatur maskapai terkait kenaikan harga tiket pesawat yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

Menurut dia, keterlibatan pemerintah dalam membuat aturan justru akan mematikan bisnis maskapai. 

"Untuk pemerintah Republik Indonesia, saran saya jangan terlalu mengatur. Regulasi itu bisa mematikan bisnis," ujar Tony saat ditemui di Plaza Senayan, Jakarta, Kamis (4/7/2019).

Tony melanjutkan, persaingan maskapai termasuk mengenai penerapan harga tiket pesawat seharusnya menjadi strategi bisnis. Masyarakat sebagai konsumen kemudian, bebas memilih pesawat mana yang akan digunakan. Dengan demikian, persaingan sehat pun akan tercipta. 

"Biarkanlah pasar menentukan, biarkan customer yang memutuskan sesuatu terjangkau atau tidak untuk mereka. Toh, kalau industri yang sekarang tidak cukup baik, orang lain akan datang untuk bersaing menawarkan hal yang lebih menarik," ujar dia. 

Dia pun menambahkan, ada baiknya pemerintah saat ini cukup memfasilitasi maskapai agar lebih mudah menjalankan bisnisnya. "Menurut saya pemerintah cukup memfasilitasi para pelaku bisnis, bukan mengatur," tandasnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.