Sukses

Wika Gandeng RNI dan PTPN Garap Kawasan Subang

Fokus pembangunan oleh Wijaya Karya akan diarahkan pada bangunan industri, perumahan, komersial, fasilitas publik beserta infrastruktur.

Liputan6.com, Jakarta PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menjalin kerja sama investasi dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII (Persero) dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) (RNI). 

Sinergi antara ketiga BUMN tersebut tertuang dalam nota kesepahaman bersama (Memorandum of Understanding/MoU) yang ditandatangani oleh Direktur Utama WIKA Tumiyana, Direktur Utama PTPN VIII Wahyu bersama Direktur Utama RNI B. Didik Prasetyo di Jakarta, Rabu (3/7/2019). 

Direktur Utama PT Wijaya Karya Tbk, Tumiyana menyampaikan, WIKA, RNI dan  PTPN VIII akan menjajaki peluang investasi pengembangan kawasan industri di atas lahan seluas lebih dari 11.000 hektar di Subang. 

Fokus pembangunan akan diarahkan pada bangunan industri, perumahan, komersial, fasilitas publik beserta infrastruktur baik jalan, air dan gas serta yang lainnya. 

Kerja sama yang terjalin, menurut Tumiyana memiliki prospek sangat baik. Subang dan dua daerah lainnya yaitu Majalengka dan Cirebon telah ditetapkan oleh Pemerintah sebagai Segitiga Rebana dan diproyeksikan akan menjadi salah satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) terbesar di Indonesia. 

"Subang punya potensi yang sangat besar sebagai kawasan industri karena mendapatkan akses langsung melalui Tol Cipali ke Pelabuhan Patimban dan Bandara Kertajati. Dengan demikian, kami mengharapkan kerja sama ini akan memberikan keuntungan yang signifikan kepada WIKA, PTPN VIII dan RNI," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bakal Didukung Kereta Cepat

Tumiyana juga menambahkan, ke depan, pertumbuhan Subang juga akan turut didongkrak dengan Kereta Cepat Jakarta Bandung.

Kehadirannya diyakini akan menghidupkan tidak hanya pada kawasan yang dilalui namun berdampak pada sektor industrial baik di Jakarta maupun Jawa Barat. 

Keuntungan lain yang akan didapatkan oleh Perseroan adalah dari segi portofolio pengembangan kawasan yang masuk dalam rencana strategis investasi. 

Untuk belanja modal 2019 sebesar Rp 18,19 Triliun, 35,1 persen akan digunakan WIKA untuk pengembangan usaha di sektor building dan properti sementara 21,7 persen untuk pengembangan usaha infrastruktur. Kedua sektor tersebut dipandang memiliki peran penting dalam upaya pengembangan kawasan. 

3 dari 4 halaman

Wika Bangun Bandara Kelas Dunia di Timor Leste

Sebelumnya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) baru saja merampungkan pemabangunan Bandara Internasional Oecusse, Timor Leste.

Bandara ini pun diresmikan oleh Presiden Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) Francisco Guterres dan Mari Alkatiri, selaku President of the Authority for Special Administrative Region of Oé-Cusse (RAEOA / Zeesm), di Oecusse, Timor Leste, Selasa 18 Juni 2019.

Hal ini tentunya menjadi prestasi baru bagi WIKA di mancanegara. Peresmian ini dihadiri oleh Presiden Timor Leste Arão Noé de jesus da Costa, Duta Besar Indonesia Duta Besar RI untuk Timor Leste, Sahat Sitorus, GubernurProvinsi Nusa Tenggara Timur, Viktor Laiskodat, Direktur Utama WIKA Tumiyana, Direktur Operasi III Destiawan Soewardjono, Direktur Quality, Health, Safety, and Environment (QHSE) Danu Prijambodo beserta jajaran pemerintahan RDTL dan masyarakat setempat.

Presiden RDTL begitu mengapresiasi kinerja WIKA dalam pembangunan infrastruktur dan penunjangnya di Timor Leste. Ia juga menganggap WIKA sebagai BUMN Indonesia yang telah berperan besar dalam hubungan Timor Leste dan Indonesia baik dalam pembangunan Oecusse maupun negara Timor Leste. Kesuksesan dalam pengembangan Oecusse nantinya akan diterapkan juga di distrik-distrik lainnya.

Direktur Utama WIKA Tumiyana mengatakan Bandara Oecusse merupakan bandara pertama yang telah sukses dibangun oleh WIKA di luar negeri.

"Proyek ini menjadi bukti kapabilitas kami dari segi engineering, penguasaan teknologi, proyek manajemen serta memperoleh wawasan baru yang merupakan hasil interaksi dengan pihak-pihak berkepentingan yang berasal dari negara lain," ungkap Tumiyana.

Dengan nilai kontrak mencapai USD 119 juta atau Rp 1,69 triliun (Kurs USD 1 = Rp 14.275), proyek ini terdiri dari pembangunan fasilitas landside dan airside seperti Tower Air Traffic Control (ATC), terminal building, quarrantine, fuel depot, Distance Measuring Equiment (DME), VHF Omnidirectional Range (VOR), runway, taxiway, apron, airfit lighting, hingga fasilitas bandara lainnya.

Tidak hanya itu saja, WIKA juga turut melakukan pembuatan runway baru sepanjang 2,5 kilometer (km), pelebaran dan perluasan wilayah bandara agar bisa dijadikan bandara komersial, pemutakhiran sistem radar dan navigasi serta pemutakhiran sistem dan standar safety bandara internasional.

Pembangunan bandara ini melibatkan lebih dari 500 tenaga kerja gabungan Indonesia dan Timor Leste sejak 2015 hingga 2018.

Sebagian besar material yang ada berasal dari Indonesia seperti semen, besi beton, material arsitektur, dan garbarata, termasuk material baja konstruksi yang difabrikasi oleh entitas anak Perseroan, WIKA Industri & Konstruksi. Namun, beberapa peralatan yang belum tersedia di Indonesia didatangkan oleh WIKA dari beberapa negara lain seperti Amerika, Tiongkok, Austria, Australia.

 

4 dari 4 halaman

Timor Leste, Salah Satu Market Strategis Wika

Tak hanya membangun infrastruktur kebandaraan dan penunjangnya di Distrik Oe-cusse, WIKA juga turut membangun Comoro Bridges 1 & 2, Natarbora Bridges, dan Batugade-Maliana Road. Selain itu, WIKA juga menunjukkan keahliannya membangun sarana dan prasarana terkait bidang energi.

Untuk menambah pasokan energi listrik di Bumi Loro Sae, WIKA sudah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Hera di bagian utara negara tersebut, sekitar 30 km dari Dili, ibukota Timor Leste serta serta PLTD Betano di wilayah selatan.

Dalam pengembangan bisnis luar negeri ke depan, WIKA optimistis mampu menyiapkan tim yang handal dan siap diterjunkan sebagai Duta Bangsa.

Untuk itu mereka akan melakukan penyelesia yang lebih baik untuk memilih tim karena setiap anggotanya harus memiliki sifat disiplin dan mental yang kuat.

"Kami optimis WIKA dengan para engineers yang muda-muda ini memiliki kompetensi dengan standar internasional dan siap secara mental, mampu menjaga kesolidan tim dan saling memotivasi selama bekerja di luar negeri agar mampu menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik," pungkas Tumiyana.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.