Sukses

Putra Raja Salman Bakal Sambangi Indonesia, Ada Apa?

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa dalam waktu dekat Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammad bin Salman akan berkunjung ke Indonesia

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa dalam waktu dekat Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammad bin Salman akan berkunjung ke Indonesia.

Kunjungan tersebut akan dilakukan setelah finalisasi negosiasi untuk investasi Saudi Aramco di Kilang Balongan, Indramayuyang sempat batal pada 2017 lalu.

"Waktu itu Presiden Jokowi diperlakukan sangat istimewa terefleksikan dalam pertemuan berdua dan bilateral, nanti dia datang ke Indonesia tahun ini tinggal atur bulan," ujar Luhut di Kantornya, Jakarta, Selasa (2/7/2019).

Luhut memperkirakan, jika Saudi Aramco jadi menggarap kilang Balongan, total investasi yang masuk ke Indonesia sekitar USD 7 miliar.

Luhut pun optimistis proses negosiasi bakal berjalan lancar lantaran kedua belah pihak telah sepakat menunjuk satu konsultan independen untuk menentukan valuasi proyek Kilang Balongan.

"(Aramco) Tetap jalan, kita lihat karena mereka sudah sepakat, kedua pihak sudah sepakat menunjuk satu konsultan independen untuk membuat valuasi, mestinya akan ketemu," ujar dia.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Investasi Besar-besaran

Selain itu, Luhut menyebut Pangeran Mohammad bin Salman juga menjanjikan bakal melakukan investasi secara besar-besaran di Indonesia. Ini dilatarbelakangi dengan terpilihnya kembali Presiden Joko Widodo pada Pemilu 2019.

"Dia menjanjikan segera masuk besar-besaran di Indonesia karena melihat terpilihnya kembali Presiden Joko Widodo yang dinilai kredibel dan mengucapkan selamat atas terpilihnya Presiden Jokowi," ujar dia.

Sebelumnya Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menggelar pertemuan bilateral dengan Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Pangeran Mohammad bin Salman. Pertemuan yang digelar di sela hari kedua KTT G20 di Intex Osaka, Jepang, tersebut antara lain membahas masalah kerjasama antar kedua negara.

Dalam pertemuan itu, isu yang diangkat Presiden Jokowi adalah kerjasama antara Pertamina dengan Aramco. Terkait hal ini, menteri luar negeri kedua negara telah membahasnya di Jeddah dan bersepakat untuk mendorong pertemuan tingkat menteri kedua negara.

Sebagai tindak lanjutnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati telah melakukan pertemuan dengan Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al-Falih di sela-sela Pertemuan Menteri Energi KTT G20, 16 Juni 2019 di Jepang.

Diharapkan pembahasan kerjasama sudah dapat selesai pada bulan Oktober 2019 sehingga kerjasama dapat segera dilakukan. Indonesia juga siap untuk mengirimkan tim untuk membahas kerjasama lain, misalnya di bidang petrokimia.

3 dari 3 halaman

Pertamina dan Saudi Aramco Lanjutkan Kerjasama Pembangunan Kilang Cilacap

PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco sepakat untuk melanjutkan kerjasama, dalam menyiapkan pengembangan Kilang Cilacap. Kesepakatan ini dicapai di sela-sela pertemuan G20 di Jepang.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, kedua pihak sepakat untuk bersama-sama melibatkan reputable Financial Advisor, dalam rangka finalisasi valuasi dan skema kerja sama. Hal ini penting untuk menjamin kerja sama pengembangan Kilang Cilacap, akan menguntungkan bagi kedua belah pihak.

“Kami menyambut baik kesepakatan ini, semoga menjadi win-win solution yang dapat diterima oleh kedua belah pihak dan mempercepat dimulainya pengembangan Kilang Cilacap,” kata Fajriyah, di Jakarta, Selasa (18/6/2019).

Fajriyah menambahkan, rencana awal perjanjian pembentukan perusahaan patungan antara Pertamina dengan Saudi Aramco akan berakhir di akhir Juni 2019. Namun dengan kesepakatan ini, diperpanjang sampai akhir September 2019.

"Dengan demikian, valuasi dan skema kerja sama antara Pertamina dengan Aramco untuk kilang Cilacap harus selesai dalam 3 bulan ke depan," tambahnya.

Untuk mendukung hal tersebut, Pemerintah akan membentuk Tim gabungan dari Kementerian BUMN, Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, dan Pertamina. Dalam melaksanakan tugasnya, tim tersebut akan didampingi oleh BPKP dan Jamdatun untuk memastikan seluruh proses yang dijalankan sesuai dengan aspek GCG dan peraturan perundangan yang berlaku.

Seperti diketahui, pengembangan Kilang Cilacap merupakan bagian dari 6 proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dan New Grass Root Refinery (NGRR) untuk meningkatkan kapasitas produksi bahan bakar minyak Pertamina, dari saat ini sekitar 1 juta barel per hari menjadi sekitar 2 juta barel per hari. Keenam proyek tersebut adalah RDMP Cilacap, RDMP Balikpapan, RDMP Balongan, RDMP Dumai, NGRR Tuban dan NGRR Bontang.

Selain meningkatkan kapasitas kilang, kualitas produk yang dihasilkan pun akan lebih baik yaitu mencapai standar EURO V yang lebih ramah lingkungan.

Sebelumnya, Pertamina juga telah menyelesaikan proyek Langit Biru Cilacap, yang mulai dioperasikan sejak bulan Maret 2019, sehingga saat ini Kilang Cilacap telah memproduksi BBM yang lebih ramah lingkungan dengan standar EURO IV.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.