Sukses

KPPU Bakal Panggil Dirut Citilink pada 3 Juli

Pemanggilan ini dilaksanakan atas dugaan rangkap jabatan Juliandra yang juga berposisi sebagai Komisaris Sriwijaya Air.

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) bakal memanggil Direktur Utama Citilink Indonesia Juliandra Nurtjahjo pada Rabu, 3 Juli 2019.

Pemanggilan ini dilaksanakan atas dugaan rangkap jabatan Juliandra yang juga berposisi sebagai Komisaris Sriwijaya Air.

"Kami akan panggil pak Juliandra pada hari Rabu," ujar Anggota Komisioner KPPU Guntur Saragih di kantornya, Jakarta, Senin (1/7/2019).

KPPU juga telah memanggil Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara atas dugaan kasus yang sama pada Senin 1 Juli 2019.

Guntur menuturkan, pelanggaran terhadap rangkap jabatan telah diatur dalam Pasal 26 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Monopoli dan Praktik Persaingan Usaha Tidak Sehat.

"Memang benar hari ini KPPU sudah panggil Direktur Utama Garuda. Dugaan Pasal 26 dan yang jadi terlapor ini agak unik, belum pernah terjadi. Seseoarang, pribadi. Saksi dan terlapor pun pribadi, dalam hal ini Ari rangkap jabatan," terang dia.

Namun begitu, ia meneruskan, penyidikan saat ini belum keluar hasil pasti dan masih dalam proses diolah oleh tim investigator KPPU. Untuk dugaan sementara, dia menyatakan Sriwijaya Air telah dikendalikan melalui rangkap jabatan.

"Buktinya sudah jelas, pak Ari udah akui rangkap jabatan. Jadi bukti terlapor sudah ada, dari Kememkunham juga sudah," tegas Guntur.

Selain Juliandra dan Ari, KPPU sebelumnya juga telah memanggil Direktur Niaga Garuda Indonesia Pikri Ilham Kurniansyah terkait perkara serupa. Tak hanya di Garuda, Pikri juga menjabat sebagai Komisaris di Sriwijaya Air.

Lebih lanjut, Guntur menyampaikan, selain di Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air, Ari Askhara juga menjabat sebagai Komisaris Utama di Citilink Indonesia. Namun begitu, ia tak mempermasalahkannya, lantaran Citilink Indonesia masih berdiri di bawah Garuda Indonesia Group.

Dia menegaskan, yang menjadi masalah utama adalah posisi Ari Askhara di Sriwijaya Air yang tak terikat afiliasi dengan Garuda Indonesia, meski keduanya telah membubuhkan perjanjian Kerja Sama Operasi (KSO).

"Ini berbeda, tidak afiliasi. Justru menciptakan manajemen itu yang bermasalah. Harusnya bersaing. Garuda dan Sriwijaya itu bersaing, bukan dikendalikan. Yang dilakukan Garuda adalah mengendalikan Sriwijaya," tutur dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dirut Garuda: Rangkap Jabatan untuk Selamatkan Aset Negara

Sebelumnya, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) telah selesai memeriksa Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atas dugaan rangkap jabatan.

Pria yang akrab disapa Ari Askhara ini diperiksa karena masuk ke dalam jajaran direksi tiga perusahaan penerbangan berbeda. Yakni sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia dan Komisaris Utama di Citilink Indonesia dan Sriwijaya Air.

Usai diperiksa, Ari menyatakan tindak rangkap jabatan yang dilakukannya sudah sesuai dengan aturan yang ada. Dia juga melaporkan telah memberi keterangan kepada pemeriksa soal dugaan pelanggaran rangkap jabatan itu.

"Saya kasih statement. Kami sudah memberikan keterangan kepada pemeriksa terkait panggilan dugaan rangkap jabatan, dan kami sudah sampaikan semuanya intinya bahwa rangkap jabatan sesuai dengan aturan dan semua prosedur yang berlaku," ujar dia di Jakarta, Senin, 1 Juli 2019.

Adapun pemanggilan KPPU kepada Ari Aksara ini dilakukan lantaran adanya dugaan pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Monopoli dan Praktik Persaingan Usaha Tidak Sehat.

Dalam pasal 26 peraturan tersebut, dijelaskan bahwa seseorang yang menempati jabatan sebagai direksi atau komisaris dari suatu perusahaan dilarang merangkap jabatan yang sama jika yang bersangkutan berada dalam pasar sejenis pada waktu yang bersamaan.

Lebih lanjut, Ari juga menyebutkan bahwa posisi rangkap jabatan di Garuda Indonesia, Citilink dan Sriwijaya Air itu didasari atas kepentingan untuk menyelamatkan aset negara.

"Rangkap jabatan didasari atas kepentingan untuk menyelamatkan aset negara. Posisi rangkap jabatan sudah mendapatkan persetujuan sesuai ketentuan dan aturan yang berlaku," dia menegaskan.

 

3 dari 3 halaman

Citilink Ingin Buka Rute Penerbangan Baru ke Jerman

Sebelumnya, Citilink Indonesia tengah menjajaki pembukaan rute penerbangan jarak jauh terbaru hingga ke tanah Eropa, yakni menuju Kota Frankfurt di Jerman.

Direktur Utama Citilink Indonesia Juliandra Nurtjahjo mengatakan, pihaknya pada semester dua tahun ini telah menjalin kesepakatan dengan Garuda Indonesia Group untuk melanjutkan ekspansi bisnisnya di regional dan internasional.

"Di beberapa Minggu yang lalu, kita menambah rute regional kita ke Pnom Penh (Kamboja). Jadi rute regional ini tentunya akan terus kita develop dan terus kita tambah di semester kedua ini," ujar dia di Jakarta, Minggu (30/6/2019).

Dia menyebutkan, ada beberapa rute penerbangan baru yang pihaknya tengah persiapkan dan lanjutkan untuk proses perizinan. Terutama rute di beberapa kota negara tetangga yakni Australia dan Vietnam.

Untuk memulai satu lompatan bisnis, Citilink diutarakannya juga bakal melakukan penerbangan jarak jauh. Ide tersebut diinisiasi lewat rencana mendatangkan dua pesawat tipe terbaru dari Airbus pada Oktober dan Desember 2019.

"Kebetulan juga kolaborasi dengan Garuda Indonesia, Citilink Insya Allah di bulan Oktober dan Desember akan mendatangkan dua pesawat white boarding kita. Jadi ini satu tipe terbaru dari Airbus yang memungkinkan pesawat tersebut bisa menempuh sampai 13.000 km," tuturnya.

Juliandra memaparkan kemungkinan untuk membuka rute penerbangan jarak jauh pertama maskapai ke Eropa. "Kota yang sedang kita pelajari untuk buka di sana adalah Frankfurt di Jerman," ungkap dia.

"Kenapa Frankfurt? Karena Frankfurt adalah memungkinkan penumpang-penumpang, terutama dari Indonesia dan dari regional (ASEAN) untuk melanjutkan connecting rute pesawat. Sehingga Frankfurt adalah termasuk salah satu potensi yang akan kita develope," sambungnya.

Oleh karenanya, ia memohon doa agar proses kedatangan dua pesawat tipe terbaru milik Airbus pada akhir tahun nanti bisa berjalan dengan mulus.

"Doakan di Oktober dan Desember, sesuai rencana, pesawat tersebut bisa deliver ke Indonesia, dan kita akan lakukan penerbangan jarak jauh pertama ke Eropa," pungkas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.