Sukses

Dongkrak Harga, Kemendag Minta Instansi Lain Ikut Jual Ayam

Kemendag meminta kepada instansi terkait lainnya untuk menyerap pasokan daging ayam ras di tingkat peternak.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan(Kemendag), Tjahya Widayanti meminta kepada kementerian dan instansi terkait lainnya untuk menyerap pasokan daging ayam ras di tingkat peternak. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menaikkan harga ayam ras potong yang belakangan ini tengah anjlok.

"Kita minta kementerian juga menjual di kantor kementerian gitu. Kementerian Perdagangan kah, (Kementerian) Pertanian kah," katanya saat ditemui di Kementerian Perekonomian, Jakarta, Senin (1/7).

Tjahya mengatakan cara ini bisa dilakukan masing-masing kementerian dengan menggelar bazar di depan kantornya masing-masing. Paling tidak upaya ini bisa dilakukan sampai harga jual ayam di tingkat peternak dapat kembali pulih.

 

"Tidak pakai anggaran. Kan mereka jualan saja di depan kantor. Kan ini imbauan tergantung dari kementerian itu sendiri kapan melaksanakannya," katanya.

Dia mengklaim, Kemendag sendiri sejauh ini sudah lebih dulu menyerap pasokan daging ayam ras di tingkat peternak. Bahkan terhitung sejak minggu lalu, Kemendag sudah menyerap hingga ratusan ekor.

"Kita kemendag setiap Minggu sekali. Mulai Minggu lalu. 200 ekor," pungkasnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita, mengklaim sudah ada kenaikan harga daging ayam potong saat ini. Setelah sempat anjlok, harga ayam potong di tingkat peternak kini naik menjadi Rp 17.000 sampai dengan Rp 18.000 per kilogram (Kg).

"Sudah naik (harga), di tingkat peternak barusan di Jawa Tengah harga Rp 17-18 ribu (per kg). Saya kira semua ada efek psikologisnya," katanya.

Ketut menyebut dampak peningkatan harga ini memang langsung terasa setelah beberapa integrator atau perusahaan peternak besar melakukan pengurangan produksi bibit ayam.

"Yang penting peternak saya tidak bangkrut, peternak mandiri loh," imbuhnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Harga Ayam Anjlok, Asosiasi Minta Anggota Tahan Produksi

Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) Sugeng Wahyudi mengatakan, pihaknya telah menyiapkan opsi untuk mengatasi anjloknya harga ayam di tingkat peternak. Asosiasi pun telah mendiskusikan secara internal jalan keluar dalam menghadapi masalah tersebut.

"Di asosiasi kita mengumpulkan pelaku usaha untuk mencari jalan keluarnya. Supaya harga jual segera mendekati HPP (Harga Pokok Produksi)," kata dia, ketika dihubungi merdeka.com.

Jalan keluar yang diambil yakni meminta peternak ayam, terutama peternak besar untuk menahan produksi. Sebab biang kerok jatuhnya harga ayam di tingkat peternak adalah kelebihan pasokan.  

Kelebihan pasokan membuat ayam di level peternak dijual dengan harga murah. Bahkan jauh di bawah HPP. Dalam menjalankan program ini pihaknya juga menggandeng Perhimpunan Insan Perunggas Rakyat Indonesia (Pinsar Indonesia).

"Kita minta kepada perusahaan-perusahaan yang beroperasi besar itu untuk menahan diri dulu. Untuk memastikan jangan jual harga murah. Gopan dengan Pinsar," terang dia.

Dia pun menjelaskan kenapa, ketika harga ayam di tingkat peternak anjlok di kisaran Rp 8.000 hingga Rp 10.000, namun harga ayam di pasaran terpantau masih cukup tinggi.

Menurut dia, lebarnya selisih harga terjadi karena, meski harga murah, pedagang tetap mengambil ayam sesuai kebutuhan masyarakat. "Begini permintaan di pasar itu kan tetap. Pedagang di pasar tiap hari jual 500 ekor. Dia nggak akan mampu tambah sampai 700. Tapi persediaan di kandang banyak. Dia milih-milih itu otomatis karena barangnya banyak, dia pilih yang paling murah. Sehingga harga disesuaikan saja," tandasnya.

3 dari 4 halaman

DPR Minta Pemerintah Berantas Kartel Pangan

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Bambang Haryo Soekartono meminta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution untuk memperhatikan kondisi harga pangan khususnya untuk ayam. Sebab, berdasarkan laporan yang diterimanya terdapat dua lokasi anjloknya harga komoditas ayam.

"Saya tadi sampaikan ke WA bapak ada harga pangan ayam, dari peternak Rp 7 ribu diterima, tapi dijual di pasar dengan harga Rp 29 ribu," kata Bambang Haryo di ruang sidang Badan Anggaran DPR RI, Jakarta, Selasa (25/6/2019).

Bambang Haryo yang menjadi anggota Badan Anggaran DPR ini juga meminta agar pemerintah bisa memberantas kartel pangan. Sebab, tanpa itu harga pangan seperti ayam bakal terus mengalami penurunan. "Jadi kartel pangan itu harus dihilangkan semua pak," imbuhnya.

Menanggapi pernyataan tersebut, Menko Darmin mengatakan harga pangan ayam yang anjlok tersebut adalah hal yang wajar. Sebab, ini tidak terjadi pada komoditas ayam saja melainkan menimpa komoditas pangan lain seperti cabai.

Kendati demikian, dia memastika bahwa peristiwa ini tidak akan terjadi dalam jangka waktu yang lama. "Itu hanya kejadian sesaat, sehingga jangan dipakai jadi ukuran bahwa pasar kita seperti itu ya. Pasar kita itu mungkin relatif belum terlalu efisien," kata Darmin.

4 dari 4 halaman

Peternak Gulung Tikar

Seperti diberitakan sebelumnya, anjloknya harga ayam ras, membuat peternak di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta gulung tikar. Jika dalam kondisi normal harga ayam mencapai Rp 40.000 per ekor, namun saat ini para peternak mengobral dengan harga Rp 25.000 per ekor dengan berat 2 kilogram.

Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar Indonesia) Jawa Tengah, Parjuni mengatakan, anjloknya harga daging ayam ras di pasaran terjadi sejak April lalu. Kondisi tersebut membuat para peternak mandiri di wilayah Jawa Tengah dan DIY gulung tikar.

"Menyikapi kondisi tersebut, kami menggelar aksi obral ayam di Jalan Adi Sucipto. Aksi ini sebagai bentuk protes kepada pemerintah, selama ini sudah banyak para peternak mandiri yang gulung tikar," ujar Parjuni kepada wartawan, Senin (24/6).

Parjuni menilai, anjloknya harga jual ayam ras di pasaran sudah berada di bawah biaya produksi yang dikeluarkan. Sebab harga pokok produksi (HPP) sebesar Rp 18.500 per kilogram, namun harga jual saat ini hanya diangka Rp 8 ribu sampai 9 ribu per kilogram.

"Kerugian peternak sudah tidak terhitung lagi, jadi wajar kalau mereka banyak yang memilih menutup usaha," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.