Sukses

Siap-siap, Ponsel Ilegal Bakal Kena Blokir

Selain untuk menekan peredaran ponsel impor ilegal, kebijakan ini diharapkan akan mendorong investasi industri ponsel di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah tengah menyusun kebijakan untuk menghentikan peredaran telepon seluler (ponsel) ilegal di Indonesia. Salah satunya dengan melakukan pemblokiran International Mobile Equipment Identity (IMEI) ponsel ilegal.

Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Janu Suryanto mengatakan, saat ini rencana untuk memblokir ponsel ilegal melalui IMEI masih terus dibahas antar kementerian dan lembaga terkait.

Setidaknya ada tiga kementerian yang terlibat yaitu Kemenperin, Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

"Blokir IMEI, sedang rapat dengan pihak Kominfo, Perdagangan. Mohon bersabar. Untuk membuat aturan dan setting sistem, effort-nya berat," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Senin (1/7/2019).

Dia menjelaskan, nantinya IMEI ponsel yang beredar di Indonesia akan terintegrasi dengan data base Kemenperin. ‎"IMEI-nya mesti teregistrasi di Kemenperin," kata dia.

Menurut Janu, selain untuk menekan peredaran impor ilegal, adanya kebijakan ini diharapkan akan mendorong investasi industri ponsel di Indonesia.

"Untuk pendalaman struktur industri elektronika kita. Investasi akan masuk dengan sendirinya‎," ungkap dia.

Nantinya, lanjut Janu, masing-masing kementerian terkait akan menerbitkan Peraturan Menteri‎ (Permen) untuk mendukung kebijakan ini. Penerapan kebijakan ini masih harus menunggu penandatanganan tiga menteri terkait.

"Tunggu penandatanganan oleh tiga menteri. Saya dan teman-teman terkait hanya menyiapkan Permen-nya. Masing masing Kementerian sesuai Tupoksi-nya, tugas pokok dan fungsinya masing-masing‎," tandas dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penjual Ponsel Panen Jelang Lebaran

Lain dulu lain sekarang. Dahulu, yang ramai saat jelang Lebaran adalah toko-toko pakaian. Orang-orang kepingin berbusana keren dan baru saat Lebaran.

Sekarang kebutuhan berkembang. Busana saja tak cukup. Dewasa ini tak hanya busana saja yang melekat pada seseorang, namun juga telepon seluler terutama telepon pintar alias gawai gadget. Maka, banyak yang memperbarui ponselnya di momen ini.

Di Mataram, Nusa Tenggara Barat, jelang Lebaran ini gerai ponsel ramai dipadati pembeli. Tak heran, omzet penjualan ponsel meningkat bahkan mencapai lima kali lipat.

"Alhamdulillah penjualan handphone meningkat tajam. Biasanya dalam sehari puluhan handphone yang terjual, namun sejak awal Ramadhan sampai saat ini paling sedikit 120 unit," ujar Tomy Sugiarto, pemilik Gerai Ponsel Atlantis, Kamis (30/5/2019).Meski baru dua tahun berjualan, toko yang terletak di Jempong itu kini setiap harinya bisa menjual lebih dari 100 unit dengan hasil penjualan mencapai ratusan juta rupiah.

Tomy mengatakan, peningkatan penjualan ini disebabkan karena banyak orang ingin mengenakan sesuatu yang serba baru di hari istimewa baik dari sisi pakaian maupun gadget.

Adapun jenis ponsel yang banyak terjual adalah ponsel keluaran China, seperti Xiaomi, Oppo, Vivo dan lain sebagainya. Selain murah, ponsel tersebut juga menghadirkan fitur unggulan yang terletak pada kamera.

Tak hanya handphone, namun banyak juga masyarakat yang mencari aksesoris ponsel, seperti chasing, headset, dan asesoris lainnya agar gadget yang mereka kenakan terlihat keren.

"Intinya para pembeli kebanyakan datang ke sini untuk mencari sesuatu yang beda untuk Lebaran terutama dalam urusan ponsel," kata dia.

Seorang pembeli, Yayu, mengaku tertarik untuk membeli ponsel baru lantaran banyak ponsel yang memiliki kualitas kamera yang bagus namun memiliki harga yang murah.

"Mumpung handphone dengan kamera bagus didiskon. Jadi nanti saat lebaran bisa saya pakai untuk foto bersama keluarga untuk diupload ke medsos," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini