Sukses

Kehadiran Perempuan di Jajaran Direksi Dongkrak Kinerja Perusahaan

Konsultan Senior dari The Economics Intelligence Unit Trisha Suresh mengatakan, pandangan sebelah mata terhadap perempuan di dunia kerja harus dihilangkan.

Liputan6.com, Jakarta - Konsultan Senior dari The Economics Intelligence Unit Trisha Suresh mengatakan, pandangan sebelah mata terhadap perempuan di dunia kerja harus dihilangkan. Sebab, kehadiran kaum hawa dalam jajaran direksi di sebuah perusahaan dinilai memiliki peran penting terhadap kesuksesan korporasi.

Dia menuturkan, prosentase perempuan pada keanggotaan dewan direksi perusahaan di wilayah ASEAN masih rendah. Hal ini disebabkan oleh adanya bias gender yang luas yang menganggap bahwa perempuan kurang cocok untuk posisi eksekutif puncak.

"Perempuan menghadapi perjuangan berat untuk bisa duduk di kursi dewan direksi dibandingkan dengan rekan pria mereka," ujar dia di Jakarta, Kamis (27/6/2019).

Menurut penelitian International Finance Corporation (IFC) berjudul Keanekaragaman Gender Dewan Perusahaan di ASEAN, perusahaan yang memiliki lebih dari 30 persen anggota dewan perempuan melaporkan rata-rata Tingkat Pengembalian Aset atau Return of Assets (ROA) sebesar 3,8 persen. Itu lebih besar dari perusahaan yang tidak memiliki anggota dewan perempuan, dengan ROA sebesar 2,4 persen.

Sementara dalam hal keterwakilan perempuan di dewan, Indonesia setara dengan rata-rata ASEAN (14,9 persen). Namun, Indonesia tertinggal dalam hal jumlah jumlah perempuan yang menduduki posisi manajemen senior (18,4 persen), jauh di bawah rata-rata ASEAN yakni 25,2 persen.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Perempuan Hadapi Banyak Tantangan

Lebih lanjut, Trisha menyebutkan, kaum perempuan masih sulit untuk bisa mengembangkan karir lantaran banyaknya tantangan yang harus dihadapi, baik di level regional maupun perusahaan.

Di tingkat regional, ia memaparkan, perempuan masih harus menghadapi tekanan sebagai ibu rumah tangga, stereotip umum terkait sifat dan kebiasaan kaum hawa, sampai minimnya wadah untuk bisa menyalurkan bakat.

Sedangkan di level perusahaan, pengangkatan seorang dewan direksi masih cenderung didominasi oleh relasi antar sesama rekan lelaki.

"Untuk mengatasi budaya ini, perusahaan dapat mulai memperkenalkan mekanisme seleksi yang lebih formal untuk pemilihan keanggotaan dewan dan memberi kandidat perempuan visibilitas yang lebih besar melalui jaringan Iintas perusahaan atau direktori anggota dewan perempuan di seluruh negara," urainya.

Upaya ini didorongnya lantaran dewan direksi sebuah perusahaan yang memiliki anggota perempuan telah terbukti menunjukkan kemampuan pengambilan keputusan yang lebih baik dengan menggunakan perspektif yang lebih luas. Sehingga memungkinkan terjadinya inklusivitas yang lebih besar dan pada akhirnya berbuah kinerja keuangan lebih baik.

"Bisnis inklusif yang mempromosikan kesetaraan gender, pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi, adalah kunci untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs)," tandasnya.

3 dari 4 halaman

Kisah Inspiratif Perempuan Bernama Marijuana Pepsi Peraih Gelar Doktor

Seorang perempuan bernama Marijuana Pepsi Vandyck baru menerima gelar doktor dalam kepemimpinan pendidikan tinggi di Cardinal Stritch University, Wisconsin, Amerika Serikat. Melansir BuzzFeed, Jumat (21/6/2019), disertasi Marijuana mengusung tajuk "Black names in white classrooms: Teacher behaviors and student perceptions."

Sebagai bagian dari proyeknya untuk meraih gelar Ph.D, perempuan berusia 46 tahun ini mewawancarai siswa kulit hitam mengenai efek nama mereka pada perilaku mereka oleh guru juga pada prestasi akademik.

Kepada Milwaukee Journal-Sentinel, ibunya memberi nama demikian karena meyakini hal tersebut akan membawa Marijuana Pepsi keliling dunia. Ia menghabiskan waktu delapan tahun terakhir untuk belajar untuk mendapatkan gelar doktor.

Marijuana Pepsi juga menyebut kepada Milwaukee Journal-Sentinel bahwa ia meninggalkan rumah ketika berusia 15 tahun dan sejak itu menghabiskan hidupnya untuk membuktikan pada dunia yang mengerutkan alis setiap mendengar namanya.

4 dari 4 halaman

Kerap Menerima Cemoohan

Milwaukee Journal-Sentinel menulis bahwa guru, teman-teman sekelas, bos, hingga orang lain dalam hidup Marijuana Pepsi kerap menggodanya.

Ada beberapa dari mereka yang juga menyarankan pergi ke pengadilan untuk mengubah nama. Ada pula yang tidak mau memanggilnya atau memaksa menyebut Mary, tapi ia menolak.

Banyak orang yang menyalahkan ibu Marijuana atas nama yang telah diberikan. Kendati demikian, ia memuji ibunya karena telah menjadikannya perempuan yang kuat hingga menjadi wirausahawan seperti saat ini.

Marijuana Pepsi memiliki Action as Empowerment, bisnis pelatihan kinerja yang menjalankan retret dan lokakarya bagi orang-orang yang ingin mengubah hidup mereka. Ia juga adalah seorang agen real estate.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.