Sukses

PHRI: Banyak Perjalanan Dinas Dibatalkan Gara-Gara Tiket Pesawat Mahal

Mahalnya harga tiket pesawat dituding menjadi penyebab utama anjloknya okupansi atau tingkat keterisian hotel di berbagai daerah.

Liputan6.com, Jakarta - Mahalnya harga tiket pesawat dituding menjadi penyebab utama anjloknya okupansi atau tingkat keterisian hotel di berbagai daerah. bahkan banyak pengunjung yang membatalkan booking-an kamar hotel karena dibatalkannya perjalanan dinas akibat mahalnya tiket pesawat tersebut.

Wakil Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI, Raineir H. Daulay mengungkapkan, perjalanan dinas yang dibatalkan terutama yang alokasi anggarannya telah disusun sebelum harga tiket pesawat melonjak seperti saat ini.

"Beberapa hal yang kami tahu dampak tiket mahal ini juga perjalanan-perjalanan dinas yang sudah confirm dibatalkan, MICE ditunda, dicancel," kata dia dalam sebuah acara diskusi, di Kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (19/6/2019).

Dia mengaku banyak mendengar keluhan dari Even Organizer (EO) yang terpaksa membatalkan acaranya lantaran terganjal mahalnya harga tiket pesawat.

"Saya bicara dengan beberapa EO, Sport, Music, di cancel semua, pusat oleh-oleh mati, apalagi kalau perusahaan oleh-olehnya makanan itu kan ada waktunya, UMKM selesai," ujarnya.

Dia mengungkapkan, pariwisata khususnya di luar jawa mendapat pukulan paling pahit akibat mahalnya tiket pesawat tersebut. Penurunan cukup signifikan antara 20 hingga 40 persen.

"Malam takbiran kemarin contohnya, ditempat orang pulang kampung terutama, Makassar itu cuma 25 persen okupansinya, Sumatera Barat 40 persen, Bali turun 12 persen. Biasanya 100 persen itu waktu Lebaran, orang daerah itu satu-satunya Lebaran kesempatan pulang kampung, jadi di luar Pulau Jawa itu terasa," tutupnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu Achmud

Sumber: Merdeka.com

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dukung Maskapai Asing Masuk

Ketua Bidang Usaha Perkumpulan Usaha Wisata Selam Indonesia (PUWSI), Andi makmur Ajie Panangian mendukung wacana mengundang maskapai asing untuk melayani rute domestik di Tanah Air.

"Kami sangat menyambut karena akan terjadi persaingannya. Harapannya akan menurunkan harga (tiket pesawat)," kata dia.

Dia mengungkapkan, industri wisata bahari menjadi salah satu korban akibat mahalnya tiket pesawat.

Dalam 6 bulan terakhir dia memaparkan penurunan pada industri tersebut merosot cukup tajam yakni mencapai angka 20 persen.

"Jadi 6 bulan terakhir meredam 15-20 persen penurunan konsumen. Kami sangat terasa. Lokasi-lokasi yang ada anggotanya dari Sabang sampai Merauke. Live on Board sangat merasakan," ujarnya.

Harga tiket menuju lokasi wisata melambung cukup tinggi. Membuat orang berpikir dua kali untuk melakukan perjalanan wisata.

"Misal Jakarta-Biak dulu Rp 7 juta sekarang jadi Rp 8 juta. Kami masih bisa bertahan tapi kami masih menunggu kebijakan apa yang ada dari pemerintah."

Namun dalam kurun waktu 6 bulan tersebut dia mengungkapkan pihaknya tidak berpangku tangan. Beberapa upaya telah dilakukan untuk bertahan dalam kondisi tersebut. Oleh sebab itu dia berharap pemerintah dapat segera mengambil langkah nyata dalam upaya menurunkan harga tiket pesawat.

"Kami selaku penggiat pariwisata mendengar dari kemenhub ingin godok banyak kebijakan menjadi luar biasa buat kami. Kalau terjadi, harapan kami ada tiket pesawat murah-murah," tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.