Sukses

Bos BKPM: Kenaikan Peringkat S&P Bonus Dongkrak Perbaikan Ekonomi

Kepala BKPM, Thomas Lembong mengungkapkan, sejumlah faktor yang bakal mendukung peningkatan kinerja investasi.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala BKPM, Thomas Lembong  mengaku tidak cukup puas dengan kinerja investasi Indonesia dalam lima tahun terakhir. Meski investasi tumbuh, masih cukup banyak hal yang harus diperbaiki.

"PR kita banyak sekali dan banyak kalangan masyarakat tidak puas, saya juga tidak puas, masih jauh dari puas. Saya rasa presiden juga begitu," kata dia, dalam acara halal bihalal, di Kantornya, Jakarta, Selasa (18/6/2019).

Oleh karena itu, dia berharap kinerja investasi dapat tumbuh lebih cepat lagi di tahun-tahun berikutnya. Dia pun mengungkapkan sejumlah faktor yang bakal mendukung peningkatan kinerja investasi. Salah satunya kondisi politik yang membaik pasca pemilu.

"Hemat saya, Idulfitri bulan suci Ramadan tahun ini sangat berkah sekali, karena alhamdulillah pemilihan umum bisa berjalan secara tertib bebas adil dan jujur, pada umumnya aman," ungkapnya.

"Saya sudah melihat tanda-tanda berbagai kalangan, berbagai kubu mulai move on mulai bicara 5 tahun ke depan kita maunya apa, mulai kerja sama satu kalangan dan kalangan lain, lintas daerah kelembagaan," imbuhnya.

Kondisi perekonomian domestik pun menunjukkan peningkatan. Meningkatnya peringkat Indonesia di beberapa lembaga rating kelas dunia, semisal S&P bakal menjadi modal untuk menarik investasi masuk.

"Secara umum kalau saya lihat kemana-mana suasana sangat baik, bahwa kita ada upgrade dari S&P itu bonus, untuk meningkatkan memperbaiki ekonomi," tutur dia.

Oleh karena itu, dia meminta semua elemen bangsa untuk bekerja sama, termasuk para investor bahu-membahu dan tidak ragu memberikan masukan demi perekonomian Indonesia yang lebih moncer lagi.

"Makanya kritik dan masukan ide, counselor dan i feel this year, Ramadan dan Idulfitri berkah," tandasnya.

Sebelumnya, pada 2018, realisasi investasi tercatat Rp 721,3 triliun. Realisasi investasi tersebut terdiri dari realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 333 triliun dan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 388,3 triliun.

Hingga kuartal I 2019, total investasi mencapai Rp 195,1 triliun. Angka itu naik 5,3 persen dibandingkan periode sama 2018 sebesar Rp 185,3 triliun.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kepala BKPM Sebut Investor Sambut Positif Hasil Hitung Cepat Pilpres 2019

Sebelumnya, pemilihan presiden (pilpres) 2019 telah usai. Meski presiden terpilih belum diumumkan secara resmi tapi banyak survei dan hitung cepat (quick count) yang menyatakan kemenangan pasangan calon nomor urut 01 Jokowi-Maruf.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong mengungkapkan, para investor menyambut baik kemenangan paslon nomor urut 01 tersebut.

"Komunitas investor menganggap kasat mata paslon 01 telah memenangkan pemilu," kata dia di kantornya, Selasa, 30 April 2019.

Hal itu membuat kondisi pasar mendapat sentimen positif. Di antaranya kurs rupiah yang menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) serta indeks harga saham gabungan (IHSG) yang menunjukkan arah positif.

Selain itu, dia mengungkapkan investor mengaku senang dengan kemenangan tersebut sebab dipastikan akan terjadi kontinuitas dari kebijakan yang selama ini telah ada.

"Perspektif investor cukup jelas Jokowi-Maruf amin telah memenangkan pemilu, sehingga ada stabilitas dan kontinuitas dari Jokowi beserta program-programnya untuk 5 tahun lagi. Jadi jelas. Kalangan investor menyambut positif paslon 01 dengan alasan kontinuitas dan stabilitas," ujar dia.

Sebelumnya, BKPM baru saja merilis data realisasi investasi kuartal I 2019, dengan total investasi mencapai Rp 195,1 triliun, naik 5,3 persen dibanding periode yang sama tahun 2018 , yaitu sebesar Rp 185,3 triliun. Untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 87,2 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 107,9 triliun.

Sementara itu, tenaga kerja yang terserap selama periode tersebut adalah sebanyak 235.401 tenaga kerja Indonesia. Nilai realisasi investasi triwulan tersebut sudah mencapai 24,6 persen dari target investasi pada 2019 sebesar Rp 792,0 triliun.

 

3 dari 4 halaman

Investasi Bakal Mengalir Deras ke RI

Sebelumnya, investasi diyakini akan mulai mengalir masuk ke Indonesia pasca berlangsungnya pemilihan umum (pemilu). Selama ini banyak investor yang menunggu kondisi pasca pesta demokrasi dan kandidat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang akan terpilih.

Ekonom Asia Development Bank Institute, Eric Suganti mengatakan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pada 2019 ini investor menyoroti pelaksanaan dan hasil dari pemilu. Banyak yang masih menunggu kondisi di dalam negeri pasca pemilu.

"Ada fenomena bahwa investor di sektor riil dalam posisi wait and see menunggu hasil pemilu 2019," ujar dia di Jakarta, Jumat, 19 April 2019.

Pengamat Kebijakan Publik, Sidik Pramono menyatakan, meski pemilu berlangsung relatif aman dan kondusif, namun masih ada satu hal lagi yang harus dipenuhi jika ingin investasi nasional segera tumbuh, yaitu soal kepastian investasi.

Menurut dia, tingginya tingkat ketidakpastian berinvestasi di Indonesia disebabkan oleh kebijakan sering berubah-ubah. Hal ini yang kerap dikeluhkan oleh para investor.‎

“Banyak faktor yang dapat mengubah suatu kebijakan, namun di Indonesia saya melihat seringkali dikarenakan adanya pergantian pimpinan atau adanya kepentingan lain,” ungkap dia.‎

Hal tersebut, lanjut Sidik, membuat investor yang merujuk pada suatu kebijakan untuk menjalankan bisnisnya harus mengalami kerugian karena kebijakannya berubah dan tidak sejalan dengan rencana bisnis yang sudah disusun oleh investor.

 

4 dari 4 halaman

Kata Menko Darmin

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menyebutkan selesainya pemilihan presiden (pilpres) akan mengembalikan lagi kepercayaan investor pada kondisi perekonomian dan pasar di Indonesia.

Kendati demikian dia menyatakan selesainya pilpres yang dimaksud adalah sampai keluar pengumuman resmi siapa yang terpilih menjadi presiden apakah itu Jokowi ataukah Prabowo. Hal tersebut saat ini tengah ditunggu oleh para investor.

"Tentu akan membuat orang menjadi lebih pasti dan lebih jelas. tapi ya itu harus selesai dulu pemilunya benar-benar hasilnya maksud saya. Itu kemudian tentu saja akan membuat orang (investor) mengambil keputusan ya," kata Menko Darmin saat ditemui usai mencoblos di TPS 20 Kompleks Liga Mas, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu, 17 April 2019.

Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) tersebut menegaskan meski ada aksi menunggu atau wait and see namun kondisi iklim investasi di Indonesia masih cukup bagus dan tidak mengalami masalah yang berarti sebagai dampak dari adanya pilpres tersebut.

Kondisi tersebut juga didukung oleh tingkat konsumsi yang bagus di dalam negeri atau domestik.

"Investasi sebenarnya masih oke, data kita menunjukkan masih bergerak antara 6,7 dengan 7 persen pertumbuhannya ya. Konsumsi rumah tangga juga masih oke, itu bergerak antara 5 - 5,1 persen," ujarnya.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.