Sukses

35 Persen Generasi Z Ogah Bekerja Jika Sedang Tidak Mau

Generasi Z mengaku diri mereka paling bekerja keras, tetapi ogah dipaksa kerja.

Liputan6.com, Washington D.C. - Generasi Z alias Gen Z masih banyak yang berusia sekolah, tetapi mereka sudah punya bermacam opini di dunia kerja. Sayangnya, pandangan mereka cenderung cemas terhadap masa depan.

Dilansir dari The Ladders, 32 persen generasi Z menyebut diri mereka sebagai generasi yang paling pekerja keras. 36 persen Generasi Z juga percaya generasi mereka paling sulit masuk dunia kerja.

Itu sama dengan persentase dari Silent Generation (1928 - 1945) yang menyebut generasi mereka sulit mencari kerja. Bedanya, Silent Generation memang terlahir di era Depresi Besar dan Perang Dunia II.

Hebatnya lagi, 35 persen Generasi Z mengaku ogah bekerja kalau sedang tidak mau. Selain itu, 34 persen dari mereka juga kesal jika dilarang cuti. Mereka pun ogah melakukan shift yang jaraknya terlalu rapat (back-to-back shift).

Laporan itu berdasarkan survei The Workforce Insitute di Kronos Incorporated. Sebanyak 3.400 Generasi Z turut serta dalam survei ini. Menurut Pew, Generasi Z adalah mereka yang lahir sejak 1997, namun laporan ini menyebut Generasi Z sebagai orang dengan usia 16-25 tahun.

"Mereka memiliki perasaan kuat mengenai bagaimana dan kapan mereka mau bekerja, terutama dibandingkan generasi sebelumnya," ujar Executive Director The Workforce Institute di Kronos, Joyce Maroney.

Generasi muda itu mengaku kurang siap dalam melakukan negosiasi (26 persen), networking (25 persen), berbicara di depan umum (24 persen), dan mengatasi konflik (23 persen).

Sementara, Generasi Z lebih percaya diri untuk bekerja sama dengan tim (57 persen), menyelesaikan deadline proyek (57 persen), dan bekerja dengan customer (56 persen).

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bukan Soal Duit, Ini Pesan Miliarder Michael Bloomberg buat Generasi Muda

Ternyata uang bukanlah sesuatu yang kerap didengungkan miliarder dunia. Seperti Michael Bloomberg yang menegaskan jika uang bukanlah segalanya. Bahkan buat generasi muda,  miliarder ini berkata banyak hal yang lebih bermakna ketimbang gaji semata.

Pemimpin perusahaan Bloomberg itu menyampaikan pesannya pada sebuah acara yang berlangsung di Harvard Business School. Begitu mencari kerja setelah lulus, Bloomberg mengimbau untuk fokus pada kebahagiaan dan kesempatan untuk berkembang.

"Ketika kamu menimbang pilihan kerja, bahkan jika di masa depan ketika kamu ingin mengubah karier, buanglah gaji dari pertimbangan," ujar Bloomberg seperti dikutip The Ladders.

"Apa yang penting bagi kariermu bukanlah gaji awal, melainkan perkembangan dan kebahagiaan. Uangnya akan menyusul kelak," lanjutnya.

Michael Bloomberg adalah miliarder terkaya nomor sembilan di Amerika Serikat. Kekayaannya ditaksir mencapai USD 53,9 miliar atau Rp 769,9 triliun (USD 1 = Rp 14.285). Ia juga pernah menjabat sebagai walikota New York pada dari 2002-2013. 

Berdasarkan pengalaman Bloomberg selama setengah abad di dunia politik dan bisnis, ia turut berkata bahwa masyarakat lebih menaruh hormat kepada orang yang bisa membuat perubahan ketimbang sekadar punya uang. 

"Dan saya bisa memberitahumu, setelah 50 tahun lebih di dunia bisnis dan pemerintahan, orang-orang lebih banyak respek ke mereka yang menciptakan perbedaan di masyarakat ketimbang kepada orang yang hanya menghasilkan uang," ujar Bloomberg ke para mahasiswa.

Nasihat lain yang miliarder itu tawarkan ke para pemuda adalah ajakan jujur, dermawan, menghindari sifat rakus, dan agar jangan meremehkan nilai pegawai.

Kepada para calon pemimpin bisnis, ia mengingatkan bahwa banyak perusahaan yang justru menggaji karyawan dengan kecil, sementara gaji CEO terlampau besar. Bloomberg menilai hal itu justru tidak tepat.

"Di Bloomberg, kami membayar pegawai dengan baik, kami berinvestasi pada pelatihan dan pendidikan mereka, dan kami menawarkan benefit terbaik dari industri. Sebagai gantinya, pegawai kami membayar balik sepuluh kali lipat lewat pengabdian dan loyalitas mereka," ujar Bloomberg.

3 dari 3 halaman

Miliarder Warren Buffett Ungkap Hal Paling Penting bagi Anak Muda

Sebagai investor paling sukses sepanjang sejarah, Warren Buffettmemang sangat terkenal. Bukan hanya itu, miliarder ini juga dikenal karena bakatnya menyusun kata-kata bijak dengan cara yang sederhana.Baru-baru ini dalam salah satu bukunya berjudul 'Getting There: A Book of Mentors', Buffett mengungkapkan hal paling penting yang perlu dilakukan orang-orang yang masih muda.

"Salah satu pesan paling penting bagi para pemuda adalah 'Jaga tubuh dan pikiranmu'," tulisnya dalam essay untuk buku tersebut seperti dilansir dari CNBC.

Terdengar sederhana bukan? Tapi Buffett memiliki analogi untuk menjabarkannya.

"Katakan saya menawarkan Anda membeli mobil impian Anda. Anda dapat memilih mobil manapun dan nanti malam mobil tersebut sudah menanti di rumah," ujarnya mengawali analogi tersebut.

Warren Buffett mengatakan, seumur hidup, hanya mobil itu yang Anda miliki. Anda tak akan pernah bisa memiliki mobil lain. Lalu Buffett bertanya, dengan kondisi itu bagaimana Anda akan memperlakukan mobil tersebut.

"Anda mungkin akan membaca petunjuk penggunaannya hingga 4 kali sebelum mengendarainya; Anda akan melindunginya sepanjang waktu, mengganti olinya dua kali lipat lebih sering dari seharusnya," tutur Buffett.

Bahkan menurut Buffett, jika ada lecet sedikit, Anda akan langsung memperbaikinya. Karena Anda tahu, hanya itu mobil yang Anda punya seumur hidup. Dengan kata lain, begitu pula Anda seharusnya memperlakukan tubuh Anda.

"Anda hanya punya satu tubuh dan satu pikiran seumur hidup. JIka Anda tidak merawatnya dengan baik saat masih muda, itu seperti meninggalkan mobil di tengah hujan badai dan membiarkan rayap menghancurkannya," terang Buffett.

Menurut Warren Buffett, Anda tidak merawat kesehatan tubuh dan pikiran sejak berusia 40-50an Anda akan seperti mobil yang tak bisa dipakai pergi kemanapun.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.