Sukses

Hasil Kajian Maskapai Asing Beroperasi di RI Bakal Dilaporkan Pekan Depan

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengungkapkan, ide Presiden Jokowi untuk mendatangkan maskapai asing akan berdampak positif.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi mengungkapkan, ide Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mendatangkan maskapai asing akan berdampak positif.  Hal tersebut akan menciptakan kompetisi sehat dan harga yang lebih kompetitif.

"Himbauan Pak Presiden untuk memberikan kompetisi bagi maskapai, kami sedang mempelajari tapi secara jujur kami sampaikan itu ide yang baik," kata dia, di Kementerian Perhubungan, Jakarta, seperti ditulis Rabu (5/6/2019).

"Suatu kelaziman bahwa apabila terjadi suatu keseimbangan kompetisi maka harga itu akan lebih bagus," lanjut dia.

Meskipun demikian, dia mengatakan ada sejumlah hal yang harus diperhatikan pemerintah ketika mengizinkan maskapai asing beroperasi di Indonesia. Sejumlah syarat dalam Undang-Undang, kata dia, harus dipenuhi. 

"Namun demikian apa yang kita lakukan tetap perhatikan hal yang sifatnya sesuai dgn UU di mana cabotage itu syarat yang harus kita perhatikan, kalau asing beroperasi di Indonesia harus dimiliki 51 persen oleh Indonesia," ujar Budi.

"Selain dia menjalani rute-rute gemuk, diwajibkan ada kegiatan di rute perintis khususnya untuk pariwisata," imbuhnya.

Saat ini, Kemenhub sedang mengkaji rencana tersebut. Dalam rencana pekan depan, hasil kajian tersebut akan dia sampaikan kepada Presiden Jokowi.

"Karena itu dalam satu, dua hari ini kami melakukan penelaahan, insyaallah Minggu depan saya akan laporkan kepada Presiden untuk dapat satu arahan yang lebih jelas," tandasnya.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harga Tiket Mahal, Jumlah Pemudik di Bandara Ahmad Yani Menurun

Sebelumnya, jumlah pemudik di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang, Jawa Tengah, pada Lebaran 2019 mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu. Mahalnya harga tiket diduga menjadi penyebabnya. 

"Dibandingkan arus mudik Lebaran tahun lalu, (jumlah pemudik Lebaran 2019) terjadi penurunan cukup signifikan," kata General Manager PT Angkasa Pura II Hardi Ariyanto di Semarang, yang dilansir dari Antara, Jumat, 31 Mei 2019.

Jika dibandingkan tahun lalu, lanjut Hardi, telah terjadi penurunan sebanyak 22 persen di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, pada H-6 Lebaran 2019. 

"Pada Lebaran tahun lalu, penumpang pada H-6 Lebaran di Bandara Ahmad Yani mencapai 16.925 orang. Sementara, tahun ini hanya sebanyak 12.989 orang. Sedangkan pergerakan pesawat mencapai 136 pada H-6 Lebaran 2018, sementara tahun ini hanya 116 pesawat saja," ujarnya.

Selain itu, penggunaan kargo di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang juga menurun 28 persen. Jika pada H-6 Lebaran tahun lalu tercatat sebanyak 77,063 kilogram, tahun ini turun menjadi 54.013 kg.

"Penurunan terjadi karena faktor mahalnya harga tiket pesawat. Selain itu, dampak adanya jalan tol baru juga sedikit berpengaruh," kata Hardi saat mendampingi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau persiapan arus mudik di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang.

3 dari 3 halaman

Kemenhub Kumpulkan Agen Perjalanan dan Maskapai, Ini Hasilnya

Sebelumnya, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Angkutan Udara mengimbau kepada seluruh Online Travel Agent (OTA) untuk memberikan informasi yang jelas dan mengedukasi kepada pengguna jasa angkutan udara terkait harga tiket pesawat.

Imbauan ini disampaikan langsung oleh Direktur Angkutan Udara, Maria Kristi Endah pada rapat bersama dengan perwakilan maskapai Garuda Indonesia, Lion Group dan OTA, hari ini Jumat, 31 Mei 2019.

OTA yang merupakan mitra penjualan maskapai diajak duduk bersama mencari solusi agar informasi dan edukasi yang diberikan kepada konsumen dapat tersampaikan dengan baik.

“Kami meminta agar aplikasi di Traveloka dan OTA yang lain agar dibuat lebih mengedukasi kepada masyarakat pengguna, seperti penjelasan mengenai penerbangan rute langsung atau transit dan pilihan pembelian tiket kelas ekonomi atau bisnis. Selain itu, notifikasi kejelasan harus disampaikan di awal proses pemesanan bukan di akhir,” tegas Kristi kepada wartawan, Jumat pekan ini.

Kristi meminta OTA sebagai mitra penjualan maskapai untuk memperbaruhi tampilan di aplikasi pemesanan dan pembelian tiket pesawat. Sehingga konsumen pengguna jasa angkutan udara lebih mudah mengerti dan memahami langkah-langkah pemesanan tiket, agar terhindar dari pemesanan tiket dengan harga tinggi.

"Traveloka harus menginformasikan jika, tiket kelas ekonomi habis dan yang dijual adalah tiket kelas bisnis, sehingga konsumen bisa mempertimbangkan harga sebelum memesan dan membeli tiket," katanya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.