Sukses

Libur Lebaran Gerus Pendapatan PLN hingga Triliunan Rupiah

PLN menyatakan bahwa penurunan konsumsi listrik diakibatkan berhentinya kegiatan bisnis dan industri karena pemberlakuan libur Lebaran.

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) memperkirakan bahwa pendapatan perusahaan akan anjlok hingga 40 persen pada Lebaran tahun ini. Hal ini terjadi karena penurunan konsumsi listrik saat libur Idul Fitri.

General Manager PLN Disjaya M Ikhsan Asaad mengatakan, beban konsumsi listrik Jakarta saat Lebaran ‎mencapai 2.638 Mega Watt (MW). Angka ini turun dari kondisi normal yang tercatat 5.100 MW.

"Beban pada tanggal 5 Juni diperkirakan turun menjadi 2.638 MW. Sedangkan pada 6 Juni ‎diprediksikan 2.708 MW," kata Ikhsan, di Jakarta, Senin (27/5/2019).

Penurunan konsumsi listrik saat Lebaran tersebut menggerus pendapatan PLN hingga 40 persen. Pada kondisi normal, pendapatan PLN di kisaran Rp 4 triliun per bulan. Dengan penurunan konsumsi listrik tersebut pendapatan PLN diperkirakan turun Rp 1,6 triliun.

‎"Itu akan menggerus pendapatan sekitar 30 persen hingga 40 persen. Biasanya kami dapat Rp 4 triliun sebulan. Jadi itu akan tergerus,"ujarnya.

Ikhsan mengungkapkan, penurunan konsumsi listrik ini diakibatkan berhentinya kegiatan bisnis dan industri karena pemberlakuan libur Lebaran.

Dalam porsi jumlah pelangan, kategori bisnis dan industri hanya 30 persen, namun dalam porsi konsumsi listrik 2 sektor tersebut memegang porsi 60 persen sampai 70 persen.

"Kalau libur industri dan bisnis, langsung anjlok. kemarin libur dua hari aja sudah anjlok," tuturnya.

PLN Disjaya akan mengejar penurunan penjualan pada periode berikutnya, dengan membuat program penambahan daya, diskon tarif penggunaan listrik diluar beban puncak oleh pelanggan industri, penyambungan pelanggan baru dan penyediaan pasokan listrik untuk pagelaran acara.

"Kita perbanyak marketing pelanggan baru, penambah listrik premium, kita penambahannya 18 ribu pelanggan perbulan, penambahan rata-rata di pinggiran. Proyek proyek kita gunakan power bank, konser-konser, acara-cara seperti PRJ itu saja yang buat nambah, kalau pelanggan baru kecil kecil," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Aksi 22 Mei Bikin Penjualan Listrik PLN Turun

Sebelumnya, penjualan listrik PT PLN Distribusi ‎Jakarta Raya (Disjaya) turun akibat aksi 22 Mei. Aksi massa yang terjadi di beberapa titik tersebut membuat kawasan perkantoran dan pusat perbelanjaan libur sehingga penggunakan listrik menurun.

General Manager PLN Disjaya M Ikhsan Asaad mengatakan, aksi massa yang terjadi di beberapa titik di Jakarta berdampak pada penjualan listrik di Jakarta. Kawasan perkantoran yang meliburkan karyawan pada 21 Mei 2019 sampai 22 Mei 2019 membuat konsumsi listrik turun.

"Bulan Mei ini ragu penjualan kami bisa tumbuh. Satu hari kami engak jualan ke bisnis karena libur‎," kata Ikhsan, di Jakarta, Jumat  pada 24 Mei 2019. 

Ikhsan memperkirakan, ‎penurunan konsumsi listrik selama dua hari tersebut mencapai 30 persen. Penurunan tersebut akan berpengaruh pada pencapaian target penjualan listrik.

Penurunan listrik juga terjadi pada April, akibat libur pelaksanaan pemilihan umum. "Turun 30 persen dari tanggal 21 Mei. bisa turun dari 3,4 TWh jadi 3 TWh.‎ Bulan lalu saat ada Pemilu juga turun," ujarnya.

PLN Disjaya akan mengejar penurunan penjualan pada periode berikutnya dengan membuat program penambahan daya, diskon tarif penggunaan listrik di luar beban puncak oleh pelanggan industri, penyambungan pelanggan baru dan penyediaan pasokan listrik untuk pagelaran acara.

"Kami perbanyak jual ke pelanggan baru, penambah listrik premium, kita akan tambah 18 ribu pelanggan per bulan, penambahan rata-rata di pinggiran. Proyek proyek kita gunakan power bank, konser-konser, acara-cara seperti PRJ itu saja yang bisa nambah, kalau pelanggan baru kecil," tandasnya.

3 dari 3 halaman

PLN Buka Posko Mudik di Sepanjang Jawa

PT PLN (Persero) mendirikan sejumlah posko mudik yang tersebar di jalur mudik Pulau Jawa. Langkah ini sebagai upaya partisipasi dalam kegiatan mudik Lebaran 2019.

Dikutip dari data resmi PLN, Jumat (24/5/2019), lokasi posko mudik, antara lain Banten sebanyak enam titik, Jawa Barat sebanyak 18 titik, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta 12 titik dan Jawa Timur sebanyak 10 titik.

‎Adapun konsumsi listrik Jawa Bali diprediksi akan turun hingga mencapai 60 persen, saat momen Idul Fitri tahun ini.

Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah Amir Rosidin, mengatakan, pada saat Lebaran  beban puncak listrik sebesar 17.179 Mega Watt (MW). Sementara daya mampu pasok sebesar 27.817 MW.

Perkiraan konsumsi tersebut mengalami penurunan 56 sampai 60 persen. "Jumlah ini cukup untuk melayani beban puncak Lebaran yang diperkirakan mencapai cadangan operasi 10.637 MW dan Reserve Margin 62 persen," jelas Amir.

Penurunan konsumsi listrik terjadi secara bertahap mulai terjadi pada 31 Mei 2019 sampai 9 Juni 2019.

Adapun penurunan terendah terjadi saat puncak perayaan Lebaran yang diperkiraan jatuh pada 5 Juni 2019. "Ini cukup panjang, hampir dua minggu ya," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.