Sukses

Mendag Pastikan Ketersediaan Bahan Pokok Aman hingga Lebaran

Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita memprediksi tidak ada kenaikan inflasi pada Mei seiring harga pangan terkendali.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pedagangan, Enggartiasto Lukita, memastikan ketersediaan bahan pokok hingga Lebaran aman di seluruh daerah.

Ia menyampaikan hal itu pada saat membuka Bazar Ramadhan 2019 di lingkungan Kementerian Perdagangan (Kemendag).

"Tidak usah panik, karena semua bahan pokok tersedia di seluruh penjuru tanah air," katanya saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Senin (27/5/2019).

Enggartiasto mengatakan, dengan ketersediaan bahan pokok tersebut secara otomatis membuat harga di tingkat masyarakat terkendali. Dengan begitu dirinya yakin pada Mei akan terjadi deflasi.

"Saya bisa sampaikan bahwa sampai dengan saat ini syukur Alhamdulillah bahan pokok tersedia terkendali dan ada kemungkinan pada bulan ini tidak ada kenaikan inflasi di bahan pokok makanan, diharapkan ada deflasi menunjukan bahwa semua harga terkendali," kata dia.

Enggartiasto Lukita menambahkan, ketersedaian ini juga tidak lepas dari peran pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan lainnya. Sehingga, baik itu ketersediaan bahan pokok hingga pengendalian harga dapat ditekan di tingkat masyarakat.

"Semua itu karena kita kerja sama, para pedagang yang mampu mengendalikan dirinya tidak manfaatkan momentum ambil keuntungan yang berlebihan," kata dia.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kementan Klaim Harga Pangan Terkendali Selama Ramadan

Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan harga bahan pangan selama Ramadan cenderung terkendali. Hal ini merupakan hasil sinergi antara pihak terkait dalam mendorong produksi pangan dan menambah pasokan di pasaran melalui operasi pasar.

Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Kementerian Pertanian (Kementan) Ketut Kariyasa mengatakan, peningkatan produksi pertanian tercatat dalam data Badan Pusat Statistik (BPS). Khususnya sektor hortikultura yang terus tumbuh secara meyakinkan.

"Selama empat tahun ini, PDB hortikultura tumbuh positif dan membanggakan. Kenaikan juga terjadi pada kuartal I tahun 2019," ujar dia di Jakarta, Minggu, 26 Mei 2019.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), PDB sektor pertanian tahun 2013 nilainya mencapai Rp 847,8 triliun. Dua tahun berlalu, angka tersebut terus meningkat tajam masing-masing sebesar Rp 880,4 triliun dan Rp 906,8 triliun.

Selanjutnya, PDB tahun 2016 dan 2017 juga meningkat, masing-masing sebesar Rp 936,4 triliun dan Rp 969,8 triliun. Demikian juga dengan tahun 2018, nilainya tumbuh sebesar 3,7 persen atau Rp 1.005,4 triliun. Angka tersebut bahkan melebihi target yang ditetapkan, yakni sebesar 3,5 persen.

"PDB Pertanian pada kuartal I 2019, tubuh positif sebesar 19,67 persen. Angka ini lebih baik jika dibandingkan kuartal sebelumnya yang hanya 1,15 persen," kata dia.

Sementara itu, Pengamat Pertanian, Rachmat Pambudy mengungkapkan, meningkatnya produksi pertanian selama ini tidak lepas dari keseriusan Kementan dalam menyiapkan sarana dan prasaran pertanian di daerah, seperti alat mesin pertanian (alsintan) embung, irigasi, jalan desa dan ekstensifikasi pertanian.

"Beliau (Menteri Pertanian) juga pengembangan jagung secara besar-besaran. Pengembangan  bawang merah, bawang putih, sapi daging dan ayam buras dalam program SIWAB," tandas dia.

 

3 dari 3 halaman

Operasi Pasar Pemerintah Jaga Harga Pangan Stabil Selama Ramadan

Sebelumnya, operasi pasar yang digelar pemerintah mendapat sambutan ‎baik dari pelaku usaha dan pedagang pasar. Keberadaan operasi pasar ini membuat harga bahan kebutuhan pokok dan sayuran stabil selama Ramadan dan jelang Lebaran nanti.

Distributor Pasar Induk Kramat Jati, Alim mengatakan, saat ini harga komoditas di pasar induk tersebut terpantau dalam kondisi stabil. Mulai dari bawang putih, bawang merah, cabai rawit dan sejumlah jenis sayuran hampir tidak mengalami kenaikan.

Menurut dia, ini terjadi setelah pemerintah menggelar operasi pasar guna menjaga pasokan dan menstabilkan harga. "Operasi pasar pemerintah sangat berdampak pada kestabilan harga pasar," ujar dia di Jakarta, Minggu, 26 Mei 2019.

Alim mengatakan jika terjadi kenaikan harga, biasanya hanya di beberapa pasar kecil dan tradisional. Kenaikannya pun menurut dia masih dalam kondisi yang wajar.

"Kenaikan ini karena pedagang juga mau mengambil untung, walaupun hanya sedikit. Saya kira wajar karena mereka berjualan,” katanya.

Pada pekan ketiga Ramadan 2019 harga sejumlah bahan pokok bahkan sempat tercatat turun. Berdasarkan pantauan dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) nasional sejumlah bahan kebutuhan pokok yang harganya turun.

Delapan bahan kebutuhan pokok tersebut antara lain beras kualitas medium I turun dari pekan sebelumnya menjadi Rp 10.450 per kilogram (kg), ayam tercatat turun Rp 1.400 dibanding Senin pekan kedua Ramadan.

Kemudian, telur ayam turun Rp 200 dibandingkan dua pekan awal Ramadan dan bawang merah yang turun Rp 1.400 per kg.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.