Sukses

Harga Emas Naik Tipis karena Harapan Penurunan Suku Bunga AS

Meningkatnya ketegangan perdagangan dan data ekonomi yang lemah telah memicu ekspektasi penurunan suku bunga dari Federal Reserve AS.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emasnaik tipis pada perdagangan Jumat, setelah di sesi sebelumnya telah naik lebih dari 1 persen. Penguatan harga emas ini karena dolar AS mengalami tekanan. Selain itu, ekspektasi penurunan suku bunga juga menjadi pendorong kenaikan harga emas.

Mengutip CNBC, Sabtu (25/5.2019), harga emas di pasar spot naik tipis ke USD 1.283,58 per ounce. Harga emas naik 1,1 persen ke level tertinggi dalam satu minggu di USD 1.287,23 per ounce pada Kamis. Harga logam mulia ini telah naik sekitar 0,5 persen pada pekan ini.

Sedangkan untuk harga emas berjangka AS turun USD 1,80 ke level USD 1.283,60 per ounce.

Pendorong kenaikan harga emas adalah pelemahan dolar AS karena adanya kekhawatiran konflik perdagangan dengan China yang diperkirakan dapat melukai perekonomian AS.

Selain itu, data ekonomi AS juga mendorong pelemahan dolar AS. Data produksi barang tahan lama AS dan juga data aktivitas manufaktur yang melemah membuat nilai tukar dolar AS menjauh dari level tertinggi dalam dua tahun.

Data produksi barang tahan lama tidak memenuhi harapan. Biasanya, emas akan reli karena hal ini. Tetapi saat ini saham diperdagangkan lebih tinggi, yang menekan harga emas," kata analis RJO Futures Bob Haberkorn.

Pasar keuangan di seluruh dunia naik setelah komentar dari Presiden AS Donald Trump mendorong harapan kemajuan dalam pembicaraan perdagangan AS-China.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Suku Bunga AS

Meningkatnya ketegangan perdagangan dan data ekonomi yang lemah telah memicu ekspektasi penurunan suku bunga dari Federal Reserve AS. Suku bunga yang lebih rendah cenderung mendukung harga emas karena mengurangi biaya pembelian.

Empat pejabat The Fed pada hari Kamis mengatakan pertikaian perdagangan yang berlarut-larut menciptakan ketidakpastian bagi bisnis dan dapat mengancam pertumbuhan ekonomi.

"The Fed sedang menunggu dan pasar berpikir kemungkinan langkah selanjutnya akan memotong jauh ke ekspansi panjang," kata Analis BMO Tai Wong.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.