Sukses

Remitansi dan Pariwisata Jadi Cara Cepat Atasi Defisit Transaksi Berjalan

Saat ini sektor pariwisata Indonesia masih kalah dengan negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan Roeslani mengungkapkan langkah cepat yang dapat dilakukan untuk menekan defisit transaksi berjalan. Langkah-langkah tersebut menurut dia ampuh dan quick win.

"Untuk mengatasi current account defisit kita ada kok caranya yang cepat. Apa contohnya. Kita sudah bahas di Kadin misalnya remittance dari TKI," kata dia saat ditemui, di Jakarta, Jumat (24/5/2019).

Sebagai contoh, dia membandingkan remitansi Indonesia dengan Filipina. Dengan jumlah tenaga kerja di luar negeri yang sama, remitansi Indonesia lebih kecil dibandingkan Filipina.

"TKI kita 3 juta atau empat juta remittance-nya berapa kurang lebih USD 10 bilion. Filipina dengan jumlah yang sama, remittance-nya USD 30 miliar. Nah dengan meningkatkan skill, sedikit bisa berbahasa Inggris dari para TKI kita itu akan meningkatkan juga pendapatan," jelas dia.

"Vokasi, tujukan pada TKI berikan dia pendidikan bahasa Inggris. Karena apa jumlah TKI kita sama dengan Filipina, kita remittance-nya USD 10 miliar, Filipina USD 30 miliar. Kalau kita bisa meningkatkan ke USD 30 miliar, sudah tertutup USD 20 miliar CAD kita. CAD kita USD 30 miliar," imbuhnya.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pariwisata

Sektor kedua yang dapat ditingkatkan adalah pariwisata. Pariwisata juga merupakan quick win untuk mengatasi masalah defisit transaksi berjalan. "Kedua di sektor pariwisata. Ini bisa ditingkatkan dengan cepat. Kalau kita bangun manufaktur ini kan take time," kata dia.

Saat ini sektor pariwisata Indonesia masih kalah dengan negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia. "Tapi kalau pariwisata, pariwisata kita ini masih tertinggal dengan Thailand yang 40 juta (jumlah wisatawan), Malaysia yang 35 juta. Quick win untuk current account defisit menurut saya ada dua, satu remitence satu turis, dengan dua itu saja surplus kok," ujar dia.

"Tapi ini kan tidak pernah terpikirkan sama yang lain gitu. Dan ini quick win, cepat. Bisa dilakukan? Bisa. Break through yang macam ini yang harus didorong. Dan kita menyampaikan kepada pemerintah. Simple kok. Bisa kok. Sebenarnya kalau kita kreatif bisa break through kebijakan seperti ini," tandasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.