Sukses

The Fed Bakal Lebih Sabar dalam Tentukan Suku Bunga

Para pejabat Fed sebagian besar meremehkan sengketa perdagangan AS dengan China dan menganggapnya sebagai masalah jangka pendek.

Liputan6.com, Jakarta - Pejabat Bank Sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed) pada pertemuan terakhir sepakat untuk lebih bersabar dalam menentukan kebijakan moneter terutama mengenai suku bunga acuan.

Dalam beberapa waktu ke depan, the Fed memilih untuk melihat tanda-tanda lebih lanjut dalam mengubah tingkat suku bunga di kedua arah atau baik untuk menaikkan suku bunga atau menurunkan.

"Para anggota lebih bersabar, kemungkinan akan tetap untuk beberapa waktu tanpa perlu menaikkan atau menurunkan suu bunga dari level saat ini yaitu di 2,25 persen hingga 2,5 persen," tulis the Fed dalam risalah pertemuan yang dilakukan pada 30 April-1 Mei dikutip dari Reuters, Kamis (23/5/2019).

Inflasi yang lemah dipandang oleh banyak peserta rapat the Fed sebagai alasan untuk menahan suku bunga untuk beberapa waktu ke depan.

Sementara risiko terhadap pasar keuangan dan ekonomi global terlihat sudah mereda. Sebagai catatan, penilaian ini diberikan sebelum Predisen AS Donald Trump memilih untuk meniup genderang perang dagang dengan China.

Presiden the Fed Dallas Robert Kaplan dalam wawancara pada hari Rabu di Fox Business mengatakan bahwa untuk mengubah suku bunga lebih tinggi atau lebih rendah tidaklah mudah.

"Saya perlu melihat sesuatu yang menarik. Kami pada dasarnya berada pada pengaturan kebijakan yang tepat." kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tidak Perlu Terburu-Buru

The Fed memilih untuk bersabar dalam mengubah kebijakan moneter. Beberapa pihak menyatakan bahwa the Fed perlu memperhitungkan beberapa risiko dalam menentukan arah kebijakan ke depannya.

Pertemuan selanjutnya the Fed akan berlangsung lada 18-19 Juni. The Fed perlu memasukkan risiko baru yang mereka lihat seperti kebijakan perdagangan yang diusung Trump baru-baru ini.

Sementara para pejabat Fed sebagian besar meremehkan sengketa perdagangan sebagai masalah jangka pendek, mereka belakangan mulai membahas risiko jika tarif dan ketegangan perdagangan bertahan dan mulai membentuk kembali rantai pasokan global dan penetapan harga.

Dalam komentar di Hong Kong, Presiden Fed St Louis James Bullard mengatakan bahwa kegagalan untuk menyelesaikan sengketa perdagangan dalam waktu dekat dapat mengubah pola perdagangan global dan merupakan alasan lain bagi The Fed untuk melangkah dengan hati-hati.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.