Sukses

Perdagangan Saham Berjalan Normal meski Ada Aksi 22 Mei

Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) berjalan normal meski ada aksi 22 Mei 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) berjalan normal meski ada aksi 22 Mei 2019.

Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi menuturkan, saat ini situasi bursa saham normal. Anggota bursa (AB) yang terkoneksi ke Jakarta Automated  Trading System (JATS) juga tidak ada perubahan dan semua anggota bursa terhubung.

"Di bursa situasi normal yah. Masuk semua. Lalu anggota bursa yang terkoneksi ke JATS juga terkoeksi. Kalau keamanan biasa saja,” ujar Inarno saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (22/5/2019).

Terkait IHSG melemah pada sesi pertama, Ia menuturkan, IHSG berpotensi menguat kalau situasi terkendali. "Kalau situasi terkendali rasanya indeks tidak akan ada perubahan terlalu banyak. Saya optimis rebound," tutur dia.

Sebelumnya aksi unjuk rasa 22 Mei terkait pengumuman hasil pemilu 2019 masih berlangsung di Jakarta.

Sejumlah gedung perkantoran ada memutuskan mempekerjakan karyawan dari rumah. Hal ini karena akses menuju lokasi ditutup sementara. Namun, ada juga pusat perbelanjaan yang buka.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penutupan Sesi I

Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) betah di zona merah pada perdagangan saham sesi pertama, Rabu, 22 Mei 2019.

Pada penutupan sesi pertama,IHSG melemah 19,24 poin atau 0,32 persen ke posisi 5.932,13. Indeks saham LQ45 susut 0,51 persen ke posisi 920,43. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan kecuali indeks saham DBX naik 0,17 persen.

Sebanyak 200 saham melemah sehingga seret IHSG ke zona merah. 148 saham menguat dan 145 saham diam di tempat.

Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.966,79 dan terendah 5.918,90.

Transaksi perdagangan tercatat cukup ramai. Total volume perdagangan saham 10,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 22,91 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.515.

10 sektor saham kompak tertekan. Sektor saham pertanian susut 0,91 persen, sektor saham barang konsumsi tergelincir 0,75 persen dan sektor saham manufaktur susut 0,69 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham KKGI naik 30,34 persen ke posisi Rp 232 per saham, saham DNAR melonjak 19,64 persen ke posisi Rp 268 per saham, dan saham DNAR menanjak 19,64 persen ke posisi Rp 268 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham ABMM susut 17,74 persen ke posisi Rp 1.530 per saham, saham SPAX merosot 20,36 persen ke posisi Rp 665 per saham, dan saham MDIA merosot 5,93 persen ke posisi Rp 127 per saham.

Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,31 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,34 persen, indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,16 persen.

Selain itu, indeks saham Jepang Thailand naik 0,57 persen, indeks saham Singapura menguat 0,30 persen dan indeks saham Taiwan mendaki 0,10 persen. Sedangkan indeks saham Shanghai turun 0,17 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, pelemahan IHSG hanya didorong sentimen perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.