Sukses

Industri Semen Minta Jatah DMO Batu Bara

Sejauh ini, hanya PT PLN (Persero) saja yang mendapatkan pasokan batu bara dari kebijakan DMO.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Christian Kartawijaya, mengharapkan agar industri semen masuk dalam kewajiban pemenuhan batu bara untuk kebutuhan dalam negeri atau Domestic Market Obligation.

"Harga batu bara lagi turun, tapi memang kita pakai low coal, lagi banyak saingan karena china lagi band Australia coal. Kita punya coal cenderung naik," kata dia saat ditemui di Wisma Indocement, Jakarta, Selasa (21/5/2019).

Pihaknya mencatat, pasca China menahan impor batu bara dari Australia terjadi kenaikan harga batu bara kalori rendah Indonesia. Harga batu bara kalori rendah yang sebesar USD 30 per ton di awal Januari naik menjadi USD 38 per ton di akhir Maret.

"Kami harapkan sebagai pemain semen, DMO, domestic market obligation, kita berharap pabrikan semen mendapat itu, domestic market obligation," ujarnya.

Sejauh ini, hanya PT PLN (Persero) saja yang mendapatkan pasokan batu bara DMO. Pihaknya berharap bisa mendapat bagian dari DMO, sebab Industri semen merupakan konsumen batu bara nomor dua setelah PLN.

"Karena kita juga salah satu yang konsumsi batubara yang cukup besar. Jadi yang paling besar kan PLN, yang kedua ya Industri semen," tandasnya.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Semen Indonesia Raup Pendapatan Rp 30,68 Triliun pada 2018

PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) merilis kinerja keuangan positif pada 2018. Ini ditunjukkan dari pertumbuhan laba dan pendapatan.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti ditulis Rabu (3/4/2019), PT Semen Indonesia Tbk catatkan laba bersih tahun berjalan melonjak 87,01 persen pada 2018.

Perseroan meraup laba bersih tahun berjalan Rp 3,08 triliun pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,65 triliun.

Kenaikan laba bersih itu ditopang pendapatan tumbuh 10,33 persen dari Rp 27,81 triliun pada 2017 menjadi Rp 30,68 triliun pada 2018. 

Beban pokok pendapatan naik 7,57 persen menjadi Rp 21,35 triliun pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 19,85 triliun.

Perseroan mencatatkan beban penjualan turun menjadi Rp 2,23 triliun pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,41 triliun. Beban umum dan administrasi susut menjadi Rp 2,32 triliun pada 2018.

Sementara itu, perseroan mencatatkan kenaikan beban keuangan menjadi Rp 959,25 miliar pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 756,44 miliar. Perseroan juga meraup laba dari entitas asosiasi sebesar Rp 1,6 miliar pada 2018 dari sebelumnya rugi Rp 9,63 miliar.

Dengan melihat kinerja tersebut mendorong laba per saham dasar naik 90,11 persen menjadi Rp 519 pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 273.

Total liabilitas perseroan merosot menjadi Rp 18,41 triliun pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 19,02 triliun.

Aset PT Semen Indonesia Tbk naik menjadi Rp 51,55 triliun pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 49,06 triliun. Perseroan kantongi kas Rp 5,24 triliun pada 2018.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.