Sukses

Perbaikan Jalan Nasional Selesai H-10 Lebaran

Pemerintah konsentrasi untuk perbaikan prasarana jalan nasional di Pulau Jawa dan Sumatera

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mempersiapkan jalur transportasi untuk kesiapan mudik Lebaran 2018. Tak hanya jalan tol, jalan arteri nasional juga turut diperbaiki.

Namun, proses perbaikan jalan tersebut ditargetkan selesai dan akan berhenti 10 hari jelang Lebaran demi kelancaran arus berangkat mudik nanti.

"H-10 semua berhenti. Semua sudah selesai. Semua sudah berhenti sehingga kita siapkan untuk arus mudiknya," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Jakarta, Selasa (21/5/2019).

Menteri Basuki mengatakan, pemerintah saat ini berkonsentrasi untuk perbaikan prasarana jalan nasional di Pulau Jawa dan Sumatera, lantaran kedua tempat tersebut sebut akan ramai dilalui pemudik.

"Yang jalan nasional, dari Medan ke Lampung sudah siap, kecuali di bagian selatan. Ini di batas Jambi sampai ke Palembang, juga di bagian selatan ini masih ada kerusakan, tapi sedang kita kerjakan," ungkapnya.

"Dirjen Bina Marga (Sugiyartanto) menyampaikan, mudah-mudahan nanti sebelum dipakai mudik sudah kita bisa siapkan lebih baik," dia menambahkan.

Sementara di Jawa, ia melanjutkan, kondisi jalan Pantai Utara (Pantura) sepanjang 1.341 km kini sudah bagus 97 persen. Untuk sisi lintas tengah, kondisi jalan sepanjang 1.197 km telah prima 93 persen.

Untuk jalur lintas selatan, dari 888 km jalan yang ada kini kesiapannya sudah 98 persen. Sedangkan untuk jalan Pantai Selatan (Pansela) Jawa, saat ini telah siap beroperasi sepanjang 1.267 km.

Bentuk kesiapan lain, Menteri Basuki menyampaikan, Kementerian PUPR telah membuka Jembatan Kolonel Sunandar yang menjadi penghubung kota Kudus dan Demak. Selain itu, ada juga satu jembatan lain di Temanggung yang sudah bisa diakses oleh masyarakat umum.

"Jembatan Kolonel Sunandar yang ke arah Demak juga sudah dibuka. Hari ini satu jembatan di Temanggung dibuka untuk umum. Jadi saya kira lebih siap di Jawa Tengah, termasuk yang di daerah arteri Pantura itu kondisinya lebih baik," tutur dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kebijakan Satu Arah 24 Jam di Jalan Tol saat Mudik Dikaji Ulang

Pemerintah telah menetapkan sistem satu arah selama 24 jam di jalan tol saat arus mudik dan balik Lebaran 2019. Untuk arus mudik dilakukan 30 Mei-2 Juni 2019 dan masa arus balik yaitu 8-10 Juni 2019 di sejumlah ruas tol.

Hanya saja keputusan ini ditolak para pengusaha bus. Dengan adanya sistem satu arah ini akan mempersulit bus-bus yang akan masuk ke Jakarta ataupun sebaliknya saat kebijakan ini diterapkan.

Demi mengakomodir para pengusaha bus ini Korlantas Polri tengah mengkaji ulang rencana penerapan sistem satu arah selama 24 jam di jalan tol tersebut. Kabag Ops Korlantas Polri AKBP Benyamin menjelaskan, pihaknya membuka kemungkinan bahwa kebijakan satu arah ini tidak dilakukan penuh selama 24 jam. 

Dijelaskannya, dengan sifatnya yang situasional, nantinya di jam-jam yang tidak ramai bisa diberlakukan dua arah sehingga pengguna tol yang mengarah ke Jakarta bisa lewat. "Kita punya peluang ada waktu-waktu tertentu, biasanya di malam hari, yang arus kendarannya tidak terlalu padat pada saat keberangkatan dari Jakarta,” katanya, Selasa (21/5/2019).

Sebelumnya, untuk mengakomodir aspirasi dari Asosiasi Angkutan Bus terkait penerapan kebijakan satu arah (one way), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi telah berkoordinasi dengan Korlantas Polri sebagai penentu kebijakan di lapangan untuk tetap memperhatikan kepentingan masyarakat dalam hal ini pemilik bus yang merasa keberatan dengan adanya kebijakan ini. 

Pada Mingu (19/5) kemarin, asosasi bus bernama Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) melayangkan surat terbuka yang menyatakan keberatan dengan penerapan satu arah (one way), karena dianggap akan berdampak pada terhambatnya bus-bus yang akan masuk ke arah Jakarta dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.

“Tadi saya bicara dengan Kabag Ops Korlantas Pak Benyamin, saya sarankan akomodir apa yang menjadi pemikiran pemilik bus. Misalnya bisa kemungkinan diberikan ruang waktu katakan 6 jam atau beberapa jam (tidak satu arah) sehingga ada arus tertentu yang bisa mungkin dari timur ke barat,” tambah Menhub.

3 dari 4 halaman

Pemudik Tahun Ini Diperkirakan Mencapai 23 Juta Orang

Jumlah pemudik pada momen Lebaran tahun ini diprediksi mencapai 23 juta orang. Angka tersebut meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan, pada 2017, jumlah masyarakat yang kembali ke kampung halaman mencapai 20,3 juta orang. Dari angka tersebut didominasi oleh angkutan udara sebanyak 5,9 juta orang, diikuti kereta api sebanyak 4,9 juta orang serta kendaraan pribadi dan bus sebanyak 4,3 juta orang.

Kemudian pada 2018, jumlah pemudik naik menjadi 21,6 juta orang, dengan komposisi yang sama yaitu angkutan udara sebanyak 6,3 juta orang, kereta api sebanyak 5,2 juta orang serta kendaraan pribadi dan bus sebanyak 4,5 juta orang.

"Pada 2017, ada 20 juta pergerakan orang. Di 2018 naik menjadi 21,6 juta pergerakan orang," ujar dia dalam Forum Merdeka Barat 9 di Jakarta, Senin (20/5/2019).

Sementara pada tahun ini, lanjut Budi, diperkirakan akan kembali mengalami kenaikan menjadi 23 juta orang. Namun, dengan banyaknya tol yang telah berfungsi maka penggunaan moda transportasi akan lebih merata.

"Kenaikan akan terjadi tahun ini. Kurang lebihc23 juta orang akan mudik. Ini distribusi akan merata," kata dia.

Berdasarkan hasil survei Litbang Kementerian Perhubungan (Kemenhub), pada mudik tahun ini, moda transportasi yang paling banyak digunakan yaitu bus sebanyak 4,4 juta orang, mobil pribadi sebanyak 4,3 orang, kereta api sebanyak 2,4 juta orang, pesawat sebanyak 1,4 juta orang dan sepeda motor sebanyak 942 ribu orang.

4 dari 4 halaman

Kementerian PUPR Pastikan Jalur Pantura Bebas Lubang Saat Mudik 2019

Selain mempersiapkan ruas tol untuk dioperasikan pada mudik Lebaran nanti, pemerintah juga melakukan perbaikan pada ruas-ruas jalan nasional non-tol untuk bisa digunakan oleh para pemudik. Salah satunya yaitu jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Sugiyartanto mengatakan, untuk jawa, jalur non-tol yang bisa digunakan oleh para pemudik nanti yaitu jalur Pantura, jalur Pantai Selatan (Pansela) dan jalur tengah.

Untuk Pantura sepanjang 1.341 kilometer (km) saat ini sudah siap digunakan atau mantap 97 persen. Menurut Sugiyartanto, di jalur ini memang masih terdapat lubang, namun ditargetkan lubang tersebut sudah diperbaikan sebelum H-10 Lebaran.

"Khusus di Jawa, di Pantura memang masih ada 1-2 lubang. Tetapi H-10 sudah beres semua," ujar di dalam Forum Merdeka Barat 9 di Jakarta, Senin (20/5/2019).

Untuk jalur Pansela, dari 1.405 km, sepanjang 981 km sudah siap digunakan atau mantap 83 persen. Masyarakat diharapkan juga bisa memanfaatkan jalur ini untuk mudik karena menawarkan keindahan alam di sepanjang perjalanan.

"Pansela ini kita sebut non-tol road toiurism karena banyak tempat pariwisata seperti Pangandaran, kemudian pantai selatan Yogyakarta," kata dia.

Selain dua ruas tersebut, masih ada pilihan jalur alternatif non-tol bagi para pemudik saat mudik Lebaran nanti, yaitu lintas tengah Jawa dengan panjang 1.197 km dengan kesiapan atau mantap 93 persen dan lintas selatan Jawa sepanjang 888 km dengan kemantapan 98 persen.

"Jadi selain mengurus tol, Binamarga juga mengurus jalur non-tol dari Jakarta menuju ke timur," tandas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.