Sukses

Donald Trump Larang Masuk AS, Ini Reaksi Huawei

Huawei menyebut AS akan rugi jika melarang produk mereka.

Liputan6.com, Beijing - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah resmi melarang perusahan di AS untuk bertransaksi dengan Huawei. Pelarangan ini tertuang lewat executive order (perintah eksekutif) agar ditaati perusahaan-perusahaan AS.

Dilaporkan CNBC, executive order ini mengizinkan Menteri Perdagangan Wilbur Ross untuk memblokir transaksi yang melibat teknologi informasi dan komunikasi yang memberi ancaman terhadap keamanan nasional AS.

Perusahaan-perusahaan AS tidak boleh menjual atau mentransfer teknologi ke Huawei tanpa izin Biro Industri dan Keamanan (Bureau of Industry and Security). Pelarangan ini menyulitkan Huawei karena mereka bergantung ke perusahaan AS untuk bagian-bagian produk mereka.

Pihak Huawei menyebut melarang Huawei justru akan membuat AS rugi. Pasalnya, Huawei sedang memimpin pengembangan teknologi 5G. Perusahaan juga berminat berdialog dengan pihak AS

"Huawei adalah pemimpin yang tak tertandingi di 5G. Kami siap dan ingin untuk bertemu dengan pemerintah AS dan menghasilkan tindakan efektif untuk memastikan produk keamanan," ujar juru bicara Huawei.

Huawei juga menyebut AS malah akan makin tertinggal di 5G apabila melarang Huawei. Alhasil yang rugi justru adalah perusahan dan konsumen AS.

"Melarang Huawei berbisnis di AS tidak akan membuat AS makin aman atau kuat," lanjut pernyataan Huawei. "(Pelarangan) akan membuat AS tertinggal dalam penerapan 5G, dan kelak akan merugikan kepentingan perusahaan dan konsumen AS," jelas Huawei.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemerintah China Ingin Keadilan untuk Huawei

Pemerintah China juga sudah angkat suara akan kasus ini. AS diharapkan agar tidak mengambil langkah lebih jauh terkait ini agar tidak memperkeruh suasana perang dagang.

Selain itu, pihak China menilai AS hanya memakai alasan keamanan nasional demi memojokan Huawei.

"Kami meminta pihak AS berhenti menindas perusahaan-perusahaan China dengan dalih keamanan nasional dan menyediakan lingkungan yang adil, setara, dan tak diskriminatif untuk investasi dan operasi mereka seperti biasanya," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang.

Huawei dan ZTE memang sudah lama menjadi incaran pemerintahan AS, FBI, dan CIA. AS juga mengajak negara lain untuk ikut mencekal Huawei.

Akan tetapi tidak banyak negara yang mengikuti ajakan AS. Salah satunya adalah Prancis yang mengaku tidak mau melakukan proteksionisme terhadap Huawei.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.