Sukses

Salah Ketik Ditemukan di 46 Juta Uang Australia

Ada sebuah salah ketik di uang kertas di Australia.

Liputan6.com, Canberra - Sebuah kesalahan kecil muncul di uang pecahan 50 dolar Australia. Sayangnya, uang itu sudah dicetak sebanyak 46 juta kali.

Dilaporkan The Guardian, typo tersebut hampir tidak terlihat karena bukan jumlah nominal melainkan nukilan pidato yang tertulis pada uang tersebut. Salah ketik itu adalah "responsibilty" yang seharusnya ditulis "responsibility".

Lembaran uang itu menampilkan wajah penulis dan penemu bernama David Unaipon di satu sisi, dan juga Edith Cowan, anggota perempuan pertama di parlemen Australia yang menjabat pada tahun 1921 hingga 1924.

"Ini merupakan tanggung jawab (responsibility) besar untuk menjadi satu-satunya wanita di sini, dan saya ingin menekankan perlunya adanya wanita-wanita lain di sini," demikian pidato pertama Cowan di parlemen yang dikutip pada uang itu.

Letak kesalahan tulis itu berada di belakang gambar leher Cowan dan ukuran tulisan juga sangatlah kecil.  Selain pidato Edith, pihak Royal Bank Australia (RBA) juga menulis nukilan buku tulisan Unaipon berjudul Legendary Tales of the Australian Aborigines.

Pihak BA juga sudah menyadari kesalahan yang terjadi dan akan diperbaiki pada masa percetakan uang berikutnya.

"Ejaan itu akan dikoreksi pada pencetakan di masa mendatang," ujar jubir bank.

Uang 50 dolar baru ini menghadirkan empat buah tonjolan agar orang-orang bisa membedakannya melalui sentuhan. RBA juga menyebut pecahan 50 dolar ini adalah uang kertas yang peredarannya paling luas.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menko Darmin: Pelajar Jangan Dikasih Uang Jajan Tiap Hari

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan jurus untuk melatih pelajar gemar menabung sejak usia dini.

Darmin mengatakan, agar generasi muda gemar menabung, satu hal yang perlu diperhatikan adalah membuat menabung harus menjadi sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan sejak usia dini.

"Saya cuma mau tekankan ada hal-hal yang perlu diberikan perhatian khusus, agar menabung itu menjadi kesenangan," kata Darmin, saat menghadiri acara Simpel Day, di Komplek Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat, 2 Mei 2019.

Darmin melanjutkan, para pelajar seharusnya dilatih mengatur keuangan sendiri, dengan memberikan uang saku setiap mingguan. 

"Paling tidak buat para pelajar mulai belajar dia mengatur penggunaan uangnya, apalagi kalau simpanan pelajar ini dihubungkan dengan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Itu berarti ada beberpaa hal yang harus di rencanakan jangan tiap hari minta uang jajan kasihlah seminggu ke depan," tuturnya

Cara ini akan melatih perencanaan keuangan sejak usia dini, sehingga dapat memilah pengeluaran yang diperlukan. "Kebiasana itu akan membuat anak-anak kita ini betul-betul menguasai dan merancang apa yang bisa dia lakukan, tergantung sumber daya yang dia mililiki itu jadi modal besar buat mereka," ujar Darmin.

Darmin pun meminta agar industri perbankan memfasilitasi minat pelajar dalam menabung, dengan melakukan jemput bola mengahadirkan bank bergerak menggunakan kendaraan ke sekolah- sekolah dalam periode waktu sesering mungkin. Cara ini juga menarik pelajar membiasaka diri untuk menabung.

"Jangan sekali sebulan datang ke sekeolah. Setiap minggu ada harinya datang ke sekolah- sekolah, sehingga anak-anak terfasilitasi untuk menabung pada hari tertentu," imbuh Darmin.

Darmin mengungkapkan, untuk meningkatkan minat menabung, juga perlu disisipakan pesan ajakan menabung pada kegiatan sosial dan seni.

"Selain dengan pelajar saya berharap kemudian melakukanya di kota-kota, kabupaten, provinsi yang pakai perbankan itu punya organisasi untuk melakukan acara-acar. Bikin acara kesenian, makanan tradisional yang kemudian ada Bupati Gubernur itu semua akan hidupkan kembali kebiasaan kita nabung," tandasnya.

3 dari 3 halaman

Ketua OJK Larang Pelajar Simpan Uang di Bawah Bantal

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso menekankankan pentingnya menabung sejak dini. Menurutnya, dengan menabung secara tidak langsung mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Menjadi pertanyaan mengapa tabungan ini sangat penting bagi kita semua. Terutama bagi adik adik. Tapi kalau adik-adik ini barangkali berpikir tabungan ini hanya untuk menabung. Sedikit memberi gambaran detail mengenai tabungan ini. Ini ada konsepsi ekonomi," ujarnya dalam acara Aksi Pelajar Indonesia Menabung, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis, 2 Mei 2019.

Wimboh mengatakan semakin tinggi tingkat tabungan di suatu negara maka akan menguntungkan negara itu sendiri. Itulah kenapa, pemerintah kata dia terus mendorong pelajar-pelajar di Indonesia untuk menabung sejak dini.

"Negara kalau tingkat tabungannya tinggi negara akan makmur, sehingga Indonesia punya target tahun ini 75 persen penduduk orang Indonesia punya tabungan. Kita harus gerakan tabungan ini," katanya.

Kepada 1.500 pelajar Indonesia yang hadir, Wimboh juga menegaskan tabungan yang disimpan di perbankan akan aman karena terjamin dan dilindungi oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

" Ini akan jelas karena uang kalau tidak kita tabung di taruh di bawah bantal risikonya besar. Bisa ilang. Kalau ditabung bisa dijamin ada LPS di sini," imbuhnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.