Sukses

Negara Ini Punya Pegawai Robot Terbanyak di Dunia

Jumlah pegawai robot di negara ini mengalahkan Jerman dan China.

Liputan6.com, Seoul - Korea Selatan tercatat sebagai negara nomor satu yang paling banyak memakai robot pekerja. Jumlah robot pekerja di Korsel pun mengalahkan Jerman, Amerika Serikat (AS), dan China.

Dilaporkan World Economic Forum (WEF), sampai tahun 2017 terdapat rata-rata 85 robot di tiap 10.000 pegawai. China merupakan salah sat negara dengan level pertumbuhan tertinggi dalam penggunaan robot industri, tetapi Korsel masih tetap memimpin.

Akan tetapi, jumlah robot pekerja di Negeri K-Pop masih jauh lebih banyak di China dengan hitungan 710 robot pada tiap 10.000 pegawai per tahun 2017. China hanya memiliki 97 pegawai dalam 10,000 pegawai.

Singapura berada di nomor dua setelah Korsel dengan 658 robot per 10.000 pegawai. Jepang yang merupakan pemain utama di industri robot memiliki 308 robot dalam 10.000 pegawai.

Tingkat pertumbuhan robot di AS tercatat lebih lambat dengan satu robot di tiap 200 pegawai. CEO Amazon Jeff Bezos juga menegaskan robot tidak akan menghilangkan pekerjaan manusia di gudang, setidaknya dalam jangka waktu dekat.

"Pasa saat ini, teknologi masih sangat terbatas. Teknologi masih sangat jauh dari stasiun kerja yang sepenuhnya terotomatisasi seperti yang kita butuhkan," ujar Scott Anderson direktur Amazon Robotics Fulfullment, seperti dilansir Reuters.

Ia menyebut butuh paling tidak 10 tahun untuk sepenuhnya memakai robot dalam memenuhi sebuah pesanan konsumen. Amazon pun percaya memakai robot untuk mengurus pesanan bisa mengurangi rusaknya produk dan membuat tugas lebih efisien.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Robot Bakal Wawancara Kerja Manusia di 2020

 Perusahaan kecerdasan buatan dan robotik sosial bernama Furhat dari Swedia semakin mengoptimalkan pembuatan robot mereka untuk dunia kerja. Percobaan pun dilakukan agar robot mereka segera siap menghadapi calon karyawan saat wawancara kerja.

Dilansir The Ladders, robot bernama Tengai ini berukuran 40 sentimeter ini dirancang agar mengurangi prasangka dalam tahap wawancara. Sebab, prasangka masih menjadi masalah dalam memilih pegawai.

Menurut studi Stanford, munculnya bias pada proses rekrutmen masih sering muncul di Amerika Serikat. Kehadiran Tengai pun diharapkan bisa meminimalisir bias-bias yang terjadi ketika wawancara kerja.

"Tengai belajar dari beberapa petugas rekrutmen yang berbeda agar tidak mengambil perilaku spesifik dari satu petugas rekrutmen saja," ujap Gabriel Skantze yang menjadi ilmuwan kepala di proyek ini.

Bagaimana cara kerja Tengai? Kandidat akan berinteraksi dengan Tenai, dan robot itu akan mengirim transkrip wawancara kerja ke pegawai manusia untuk menyurvei jawaban-jawabannya saja.

Robot Tengai diprediksi bisa mulai bekerja pada Mei mendatang. Jika trial sukses, versi Bahasa Inggrisnya bisa meluncur pada awal 2020.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.