Sukses

Kementerian BUMN Bantah Kabar BRI Akuisisi Jiwasraya

Jika ingin tetap melakukan akuisisi, BRI hanya bisa membeli anak usaha Asuransi Jiwasraya.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan bahwa PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) tidak bisa mengakuisisi PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Hal tersebut karena Jiwasraya akan masuk dalam holding BUMN Asuransi.

Deputi Bidang Usaha, Jasa Keuangan, Jasa Survei Dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan, BRI tidak bisa membeli Asuransi Jiwasraya. Dia pun membantah kabar bahwa BRI akan mengakuisisi Asuransi Jiwasraya.

"Enggak, salah (kabar akusisi Jiwasraya). keliru,"‎ kata Gatot, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (22/4/2019).

Menurut Gatot, jika ingin tetap melakukan akuisisi, BRI hanya bisa mengakuisisi anak usaha Asuransi Jiwasraya. Namun dia belum bisa menyebutkan anak usaha yang siap diakuisisi.

"Kalau Jiwasraya ambil sahamnya anak dari yayasan iya. Jadi yang penting BRI tidak akuisisi Jiwasraya," tuturnya.

Gatot mengungkapkan, BRI tidak diberi kesempatan untuk ‎mengakuisisi Asuransi Jiwasraya karena perusahaan asuransi tersebut akan dimasukan dalam holding BUMN asuransi. Rencananya, proses pembentukan holding akan selesai pada tahun ini bersamaan dengan holding BUMN perbankan.

‎"Nanti kita punya holding BUMN asuransi sendri. Jadi antara holding bank sendiri, asuransi sendiri," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bayar Tagihan Polis, Jiwasraya Terbitkan Surat Utang

Sebelumnya, Gatot Trihargo mengatakan, Jiwasraya akan menerbitkan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN), untuk menutupi tagihan polis asuransi.

"Tinggal diproses saja, tahun ini. Bulan depan proses sudah jalan," kata Gatot, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (22/4/2019).

Menurut Gatot, meski masih dalam persiapan, calon pembeli sudah bersiaga menantikan penerbitan surat utang jangka menengah oleh Asuransi Jiwasraya. "Sedang proses. Ada (pembelinya) sudah ada pokoknya," tuturnya. 

Terkait dengan holding BUMN asuransi, Gatot menyatakan, pembentukan holding BUMN asuransi akan diselesaikan pada tahun ini, bersamaan dengan penyelesaian holding BUMN perbankan.

"Tahun ini juga, jadi asuransi dan perbankan juga tahun ini. Semua berjalan beriringan," tandasnya.

Sebelumnya, Menteri BUMN, Rini Soemarno mengingatkan nasabah Jiwasraya untuk tidak khawatir dengan pembayaran polis yang tengah bermasalah. Saat ini, pihaknya sedang melakukan restrukturisasi dan penguatan perusahaan tersebut.

"Nah yang kita lakukan sekarang perbaikan, penguatan. Misal nasabah khawatir saya bilang gak perlu khawatir, BUMN akan selamanya menjaga," kata dia saat ditemui di Karawang, Jawa Barat, pada Selasa 9 April 2019.

3 dari 3 halaman

Kementerian BUMN Terus Berupaya Sehatkan Jiwasraya

Gatot juga mengatakan, saat ini Jiwasraya tengah dalam proses pembentukan anak usaha yang rencananya diberi nama Jiwasraya Putra.

Nantinya, anak usaha tersebut akan memaksimalkan manfaat sinergi BUMN dengan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Pegadaian (Persero), PT Kereta Api Indonesia (Persero), dan PT Telkomsel (Persero). 

Di mana keempat BUMN tersebut akan memberikan akses customer base dan distribution channel Jiwasraya selaku penyedia produk asuransi.

"(Sinergi) bisnis asuransi jiwa. Jadi keempat BUMN tersebut dapat eksklusivitas dari Jiwasrayasendiri. Jadi kita welcome," kata Gatot di Jakarta, Senin (11/2/2019).

Selain itu, dalam rangka mendukung akselerasi pengembangan bisnis perusahaan asuransi tertua di Indonesia tersebut, Kementerian BUMN juga telah menyiapkan upaya lainnya yakni dengan memberikan Jiwasraya saham di PT Fintek Karya Nusantara (Finarya).

Ini merupakan perusahaan sistem pembayaran gabungan BUMN yang awalnya dibentuk oleh Telkomsel. Finarya menawarkan platform LinkAja yang sebelumnya bernama T-Cash.

"Jiwasraya juga kita beri saham di Finarya yang LinkAja, supaya value-nya naik," ucap dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.