Sukses

Helikopter hingga Hazelnut AS Kena Tarif Impor Uni Eropa

Helikopter, tas, dan hazelnut merupakan di antara sejumlah barang Amerika Serikat (AS) yang kenatarif Uni Eropa.

Liputan6.com, New York - Helikopter, tas, dan hazelnut merupakan di antara sejumlah barang Amerika Serikat (AS) yang kenatarif Uni Eropa.

Penerapan tarif impor barang AS merupakan langkah Uni Eropa berbalik melawan AS yang berisubsidi pesawat Boeing.

Komisi Uni Eropa menerapkan tarif impor barang AS senilai USD 20 miliar pada Rabu waktu setempat. Langkahini dilakukan usai World Trade Organization (WTO) menerapkan aturan lantaran pemerintah AS gagal untuk akhiri dukungan ilegal terhadap Boeing.

Dengan situasi yang sama. Sebelumnya pemerintahan AS juga mempertimbangkan menerapkan tarif impor barang UniEropa senilai USD 11 miliar. Ini sejalan dengan kerugian ekonomi AS seiring subsidi Eropa terhadap pesawat dan perusahaanAirbus.

Kedua negara pun sepakat untuk diskusi terbuka agar dapat akhiri tantangan perdagangan. Katalog Uni Eropa berisi 11 halaman mengenai penerapantarif impor untuk produk AS mulai dari pesawat, bahan kimia hingga produk makanan.

"Perusahaan Eropa mesti mampu bersaing secara adil dan sama rata. Aturan WTO baru-baru ini diterapkanterkait subsidi AS untuk Boeing penting untuk dihormati. Kita mesti melanjutkan ke level bertahanuntuk industri kita," ujar Cecilia Malmstrom, Komisioner Uni Eropa, seperti dikutip dari laman CNBC,Sabtu (20/4/2019).

"Akan tetapi, perlu saya jelaskan, kita tidak ingin a tit-for-tat. Kita harus siap dengan terukurjika tidak ada jalan keluar. Saya percaya dialog ini dapat menjembatani kebutuhan AS-Uni Eropa sebagai partner penting," Malmstrom menambahkan.

 

 

* Ikuti Hitung Cepat atau Quick Count Hasil Pilpres 2019 dan Pemilu 2019 di sini

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pembicaraan Perdagangan

AS dan Uni Eropa saling bertarung hampir 15 tahun di WTO lantaran subsidi yang diberikan kepada Boeing dan Airbus.Usai, kemenangan untuk dua pihak, pemerintah AS dan Belgia menanyakan kepada WTO terkait level yang terukuruntuk terapkan tarif masing-masing pihhak. Pihak regulator belum tentukan angka, tetapi kasus AS melawanAirbus dilaporkan lebih maju.

"Uni Eropa sudah ambil keuntungan dari perdagangan di AS untuk jangka panjang. Ini akan dihentikan,"tulis Presiden AS Donald Trump lewat akun media sosial Twitter.

Pembicaraan Perdagangan

Negosiasi perdagangan antara AS dan Uni Eropa menciptakan dua strategi negosiasi. Yang satu memangkastarif barang industri dan lainnya akan mempermudah bisnis sehingga produk tersebut penuhi standar UniEropa dan AS.

Uni Eropa tak ingin memasukkan produk pertanian. Akan tetapi, produk pertanian akan masuk dalam bagian diskusi di masa mendatang.

"Kami tak berharap ketegangan dapat menciptakan ketidakpastian dan bebani industri global sangat banyakseperti perang dagang AS-China yang terjadi dalam tiga kuartal ini. Salah satu yang perlu dihormati, negosiasiperdagangan antara Uni Eropa dan AS kemungkinan sama dengan renegosiasi NAFTA," ujar Ekonom Berenberg, Holger Schmieding.

 

3 dari 3 halaman

Selanjutnya

Sebelumnya Trump mengejutkan Uni Eropa tahun lalu. Saat itu ia memutuskan tarif untuk baja dan aluminium Eropa. Uni Eropapun mengambil sikap dengan menerapkan tarif untuk jeans, selai kacang dan barang-barang AS lainnya.

Uni Eropa pun membawa kasus itu kepada WTO. Langkah ini dilakukan menjembatani perbedaan danmencegah penerapan tarif untuk barang Uni Eropa.

Presiden Komisaris Uni Eropa Jean-ClaudeJuncker pun kunjungi AS. Ia pun setuju dengan Trump untuk bekerja sama membawa tarif impor nol persenuntuk barang industri non otomotif, membeli lebih banyak gas alam dari AS, dan menemukan jalan untuk temuistandar untuk kedua pihak.

Pada Senin, 28 negara Eropa pun finalisasi untuk adopsi posisi negosiasi perdagangan antara AS dan Uni Eropa.Uni Eropa ingin fokus kesepakatan terhadap barang industri di luar produk pertanian. Proposal ini tidak disukai oleh Trump.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.