Sukses

Menko Luhut Bantah Tudingan Belum Lapor Kekayaan kepada KPK

Menko Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan menuturkan, telah meminta kepada stafnya untuk mengurus LHKPN.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan menampik anggapan dirinya belum menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) 2018 kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

Sebelumnya, Indonesia Corruption Watch (ICW) sempat merilis adanya beberapa menteri yang belum melaporkan harta kekayaannya, termasuk Luhut Binsar Pandjaitan.

"Saya sudah lapor kok. Saya lapor terus kok, enggak ada yang ditutupin. Buat apa ditutupin," ungkap Luhut di Kuningan, Jakarta, Rabu (17/4/2019).

Dia menyatakan, telah meminta kepada stafnya untuk mengurus pelaporan tersebut. "Mestinya sudah. Staf saya yang urusin. Saya nggak ngurusin lagi tuh. Saya suruh wajib hukumnya untuk melaporkan," tegasnya.

Dalam pelaporan LHKPN pada 2015, Luhut sempat menjadi salah satu menteri paling kaya dengan total kekayaan mencapai Rp 660 miliar. Angka itu melampaui kepemilikan harta beberapa menteri lain semisal Menkopolhukam Wiranto (Rp 470,5 miliar) dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (Rp 330,8 miliar).

Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, jumlah kekayaannya bertambah banyak lantaran usaha bisnis di luar jabatan menteri yang digelutinya terus berkembang, semisal PT Toba Bara Sejahtera.

"Saya enggak ada lagi bisnis yang baru. Jadi, selama 4,5 tahun saya di pemerintahan saya enggak ada satu pun bisnis lain. Saya bayar pajaknya, tax amnesty juga saya ikutin," ujar dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menko Luhut Ajak Santri Bangun Startup

Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan melakukan rangkaian kunjungan di Kabupaten Banyuwangi, Kamis, 11 April 2019.

Salah satunya mengunjungi para santri dan ulama di Pondok Pesantren Darussalam Blok Agung, Kecamatan Tegalsari dan Ponpes Mabadi’ul Ihsan Desa Karangdoro Kecamatan Tegalsari.

Pada pertemuan tersebut Luhut mengajak santri untuk melengkapi ilmu agama dengan pengetahuan akan teknologi untuk menghadapi persaingan kerja yang semakin ketat.

Luhut mengatakan saat ini salah satu profesi yang menjanjikan untuk anak-anak muda adalah di bidang teknologi. Salah satunya tumbuhnya startup yang memiliki valuasi triliunan rupiah. Di Indonesia sendiri ada empat startup Unicorn.

“Kami ingin generasi muda pondok pesantren di Banyuwangi juga bisa ikut menjadi startup baru. Dengan dasar keilmuan agama yang sudah kuat, dipadukan dengan kemampuan teknologi pasti akan menghasilkan sesuatu yag dahsyat,” kata Luhut.

Luhut pun mencontohkan, seperti Startup Warung Pintar, yang ide awalnya sangat sederhana. Yaitu ingin mengembangkan warung rakyat dengan memanfaatkan teknologi modern yang menawarkan kemudahan, kecepatan. Hasilnya cukup sukses saat ini sudah ribuan warung rakyat yang berkolaborasi dengan Warung Pintar. Salah satunya juga berkembang di Banyuwangi.

“Apalagi, Banyuwangi sudah menjadi daerah yang maju. Bahkan daerah ini juga sangat melek teknologi bahkan berkolaborasi dengan beberapa perusahaan startup nasional, seperti Gojek dan Warung Pintar. Karenanya para santri juga harus punya motivasi untuk maju seperti daerahnya,” tuturnya.

Untuk bisa menguasai teknologi, kata Luhut, santri harus semangat untuk belajar. Pemerintah sendiri menyediakan berbagai beasiswa yang dimanfaatkan oleh santri untuk melanjutkan pendidikan. “Jangan menyerah, selama ada kemauan disitu ada jalan,” kata Luhut.

 

 

3 dari 3 halaman

Entrepreneurship

Ditambahkan Bupati Abdullah Azwar Anas, pemkab telah menggelar berbagai aktivitas untuk meningkatkan entrepreneurship di kalangan anak muda dan para santri. Bekerja sama dengan BPPT dan BUMN, Banyuwangi telah menjalankan program pengembangan SDM kopi dan coklat di kalangan anak muda dan santri.

"Berbagai pelatihan telah digelar, bahkan kami menyiapkan SMK yang membuka jurusan kopi dan coklat. Selain itu, kami juga baru saja menggelar hackaton, di mana para developer muda berkompetisi membuat aplikasi untuk pengembangan pariwisata dan UMKM di Banywuangi," ujar Anas.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.