Sukses

Masyarakat Gorontalo Lepas Buaya di Jalan Rusak, Ini Kata Menteri Basuki

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, mengatakan jalan yang diprotes tersebut merupakan kewenangan pemerintah daerah (pemda).

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono , menanggapi aksi masyarakat Gorontalo yang memprotes rusaknya jalan dengan melepas buaya ke kubangan jalan.

Basuki mengatakan, jalan yang diprotes tersebut merupakan kewenangan pemerintah daerah (pemda). Sehingga untuk perawatan dan perbaikan jalan tersebut seharusnya dilakukan pemda.

‎"Saya kira kalau Gorontalo, sudah keliling di sana sudah lihat itu jalan kabupaten atau provinsi," ujar dia di Kompleks Widya Chandra, Jakarta, Rabu (17/4/2019).

Meski demikian, kata dia, jika jalan tersebut tidak juga diperbaiki oleh pemda, pemerintah pusat akan turun tangan untuk melakukan perbaikan.

"(Kewenangan pemda) Iya. Tapi nanti kalau sudah meneng-meneng ya saya turun seperti yang di Banyuasin," kata dia.

Basuki Hadimuljono menuturkan, hal seperti ini telah dilakukan Kementerian PUPR di Banyuasin yang perbaikan jalannya dilakukan dengan menggunakan APBN.

"Setelah itu Banyuasin,  itu tidak diperbaiki akhirnya APBN turun. Padahal, itu jalan kabupaten. Kalau nasional di Gorontalo itu Sulawesi lintas barat lalu Gorontalo. Itu saya kita enggak ada kubangan," ‎kata dia.

 

* Ikuti Hitung Cepat atau Quick Count Hasil Pilpres 2019 dan Pemilu 2019 di sini

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Warga Gorontalo Lepas Buaya di Genangan Air Jalanan Sekitar Rumah

Sebelumnya, gara-gara kesal jalan di sekitar tempat tinggalnya selama bertahun-tahun tidak kunjung diperbaiki, Romy Pakaya, warga Jalan Sulawesi, Kelurahan Dulalowo, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, menaruh seekor buaya di jalan yang rusak itu, Sabtu, 13 April 2019.

Dalam kondisi masih terikat, buaya sepanjang satu meter itu diletakkan Romy di jalan yang penuh kubangan air hujan. Aksinya ini menyita perhatian para warga sekitar dan para pengendara yang melintas.

Romy mengakui sengaja meletakkan buaya itu sebagai bentuk kekecewaan dari sikap pemerintah yang tidak kunjung memperbaiki jalan tersebut.

"Aksi ini bentuk kekecewaan kami kepada pemerintah yang terkesan enggan memperbaiki jalan ini," Romy mengungkapkan.

Menurutnya, sejak 10 tahun terakhir jalan itu dibiarkan tanpa perbaikan. Ia bahkan membandingkan kondisi pada ruas jalan lain yang tidak terlalu parah justru telah diperbaiki oleh pemerintah daerah setempat.

"Jika pemerintah tidak memperbaiki kubangan ini, maka akan kita jadikan kubangan buaya," dia mengatakan.

 

3 dari 3 halaman

Penyebab Kecelakaan

Masalah kondisi jalan itu, ucap Romy, sudah pernah disampaikan kepada pihak kelurahan dan sempat dilakukan penimbunan. Namun, upaya itu justru membuat jalan menjadi berdebu pada musim kemarau dan becek saat musim penghujan tiba.

"Nah, kondisi itu kadang-kadang mengakibatkan pengendara sepeda motor sering jatuh di sini," dia mengungkapkan.

Dia pun berharap pemerintah setempat bisa melihat langsung kondisi jalan tersebut dan bisa segera melakukan perbaikan.

"Pemerintah sudah 10 tahun lalu hanya berjanji memperbaiki pada saat masa-masa kampanye namun sejak mereka terpilih, realisasi dari janji-janji kampanye mereka hingga saat ini tidak terlaksana," ujarnya.

Ia juga menegaskan apabila protes mereka tidak diindahkan oleh pemerintah setempat, mereka akan melepas buaya yang lebih besar lagi.

"Kami akan menjadi jalan tersebut kolam buaya," dia menandaskan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.