Sukses

Prabowo Soroti Kebocoran Penerimaan Negara dan Penurunan Rasio Pajak

Penurunan rasio pajak ini dinilai membuar Indonesia kehilangan USD 60 miliar tiap tahun.

Liputan6.com, Jakarta Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto kembali menyoroti soal kebocoran penerimaan negara. Menurut dia, KPK menyebut jika kebocoran penerimaan negara mencapai Rp 2.000 triliun.

‎"Masalah penerimaan negara ini sangat krusial. KPK menyebut seharusnya kita menerima Rp 4.000 triliun, tetapi hanya Rp 2.000 triliun. Ini berarti ada kebocoran Rp 2.000 triliun. Saya katakan Rp 1.000 triliun, tapi KPK nyatakan lebih," ujar dia dalam Debat ke-5 di Jakarta, Sabtu (13/4/2019).

Selain itu, Prabowo juga menyoroti soal turunnya rasio perpajakan Indonesia dari 16 persen menjadi 10 persen. Penurunan rasio pajak ini dinilai membuar Indonesia kehilangan USD 60 miliar tiap tahun.

"Rasio pajak kita pernah mencapai 16 persen sekarang melorot menjadi 10 persen, kita kehilangan USD 60 miliar tiap tahun," ungkap dia.

Menurut Prabowo, Indonesia harus mencontoh Malaysia dan Thailand dalam meningkatkan rasio pajak menjadi 19 persen. Hal ini bisa dicapai dengan pemanfaatan teknologi informasi yang akan membuat penerimaan pajak menjadi lebih transparan.

"Malaysia dan Thailand tax ratio-nya mencapai 19 persen. Mereka laksanakan program information technology, gunakan komputerisasi. Sehingga bisa naik 19 persen.‎ Dengan program informasi dan teknologi, rasio pajak kita bisa kembali ke 16 persen," tandas dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Prabowo Sebut RI Tak Produksi Apa-apa, Ini Tangkisan Jokowi

Calon presiden Prabowo Subiato mengklaim Indonesia mengalami deindustrialisasi karena tidak ada strategi pemerintah. Pembangunan infrastruktur yang Presiden Jokowi bangun juga dituding hanya untuk memuluskan impor.

"Kenapa tidak difokuskan industrialisasi, tapi infrastruktur? Jangan-jangan infrastruktur memudahkan barang luar masuk Indonesia, bukan Indonesia ke luar," ucap Prabowo di Hotel Sultan, Sabtu (13/4/2019) di Jakarta Pusat.

Jokowi pun menangkis tudingan tersebut dan berkata sudah upaya hilirisasi. Nantinya, infrastruktur yang dibangun dapat memperkuat industrialisasi. Indonesia pun bersiap agar tidak lagi mengekspor barang mentah, melainkan mendorong ekspor barang setengah jadi hingga barang jadi. 

Ia menyebut ada sejumlah tahapan yang perlu dilalui demi mencapai industrialisasi. Langkah awalnya adalah infrastruktur.

"Infrastruktur yang dibangun ini akan terhubung dengan kawasan industri dan pariwisata. Enggak mungkin langsung balik tangan, perlu tahapan besar," ucap Jokowi.

Selanjutnya, Jokowi berkata akan memfokuskan pada Sumber Daya Manusia (SDM), kemudian reformasi struktural, dan kemudian masuk ke dunia digital untuk menghubungkan pelaku ekonomi mikro agar bisa menjangkau pasar.

3 dari 3 halaman

Janji Buka Lapangan Kerja dan Turunkan Harga Pangan, Sandiaga Yakin Menang

Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 2 Sandiaga Uno dalam debat pamungkas kelima langsung membuka topik pembicaraan dengan menyampaikan visi misi jika menang nanti.

Dia pun menjanjikan jika saat memimpin bersama Prabowo akan membuka banyak lapangan kerja dan menjaga harga bahan pokok.

"Dengan program kami yang membuka lapangan kerja dan menjaga harga bahan pokok kita yakin bisa menang," kata Sandiaga di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019).

Dijelaskannya, dari hasil kunjungan ke 1.500 titik Indonesia, banyak ibu-ibu rumah tangga yang mengeluhkan tingginya sejumlah harga bahan pokok.

Bahkan Sandi menyebutkan salah satu nama ibu-ibu rumah tangga yang pernah berbincang dengannya, yakni Nurjanah.

"Kami melihat dan mendengar langsung dari masyarakat bahwa kita perlu kerja keras, kerja cerdas dan kerja tuntas," tegasnya.

"Sekarang kami sebut pertumbuhan ekonomi jebakan 5 persen dikeluhkan ibu Nurjanah, ibu itu katakan sekarang pembeli yang datang ke tokonya sepi," tambah Sandiaga.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.