Sukses

Inilah Janji Ekonomi Prabowo-Sandi Jika Terpilih Pimpin RI

Janji pertama Prabowo-Sandi adalah menumbuhkan ekonomi Indonesia rata-rata 8 persen per tahun kurun 2020-2024.

Liputan6.com, Jakarta Para Calon Presiden (Capres) akan kembali memaparkan visi dan misinya pada debat pamungkas yang berlangsung pada Sabtu (13/4/2019) ini.  Debat babak terakhir ini akan menghadirkan pembahasan mengenai ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan dan investasi, serta perdagangan dan industri.

Seperti dipaparkan Ekonomi Rizal Ramli, beberapa waktu lalu, Capres Prabowo Subianto dan Cawapres Dandiaga Uno memiliki beberapa janjindi bidang ekonomi yang akan diterapkan jika nanti terpilih memimpin Indonesia. Apa saja?

Pertama, Prabowo-Sandi berencana menumbuhkan ekonomi Indonesia rata-rata 8 persen per tahun kurun 2020-2024. Langkahnya dengan cara-cara terobosan yang inovatif. Dengan kebijakan makro-ekonomi yang lebih stimulatif tetapi semakin prudent.

Kedua, memompa daya beli rakyat golongan bawah, dengan kebijakan pro-rakyat yang dilakukan dalam 100 hari. Mulai dari menurunkan tarif listrik bagi pelanggam 900 VA dan 450 VA.

Kemudian menurunkan harga pangan, menaikkan gaji pegawai negeri sipil (PNS) lebih tinggi dari inflasi. Dengan langkah-langkah ini, Prabowo meyakini daya beli rakyat akan meningkat, serta membangkitkan kembali sektor ritel yang saat ini sangat lesu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Janji Lainnya

Janji lainnya, membangun 1 juta perumahan untuk Rakyat dan membangkitkan sektor real estate. Dengan langkah ini diharapkan bisa menciptakan tambahan 3,5 juta lapangan kerja, langsung maupun tidak langsung, dan tambah pertumbuhan ekonomi 1,5  persen per tahun. 

Serta mengubah strategi menarik investasi. Dimulai dengan menggenjot pertumbuhan ekonomi 8 persen. Prabowo-Sandi akan percepat Industrialisasi dengan strategi yang jelas untuk meningkatkan daya saing produksi Indonesia.

Selain itu, mencapai kedaulatan pangan, keuangan, energi dan air.  Khusus untuk mencapai kedaulatan pangan, Prabowo-Sandi akan mengubah sistem kartel-cum-quota impor, yang dinilai merupakan sumber korupsi besar, menjadi sistem tarif yang juga berfungsi melindungi petani.

Prabowo Sandi akan membangun 1 juta hektare (ha) sawah baru, 1 juta hektare (ha) kebun jagung baru, dan 0,5 juta hektare (ha) ladang tebu baru, dan reforestrasi jutaan ha.

"Tapi yang paling penting, Prabowo-Sandi berkomitmen untuk laksanakan Kebijakan Pro-Tani sehingga petani menjadi untung dan makmur, melalui Pendapatan Petani naik 2 kali lipat dalam 5 tahun. Dengan penetapan harga dasar untuk 3 komoditi penting," jelas Rizal Ramli.

Terakhir membenahi hukum demi mencegah kebocoran anggaran negara yang dikatakan mencapai Rp 2.000 trilliun.

3 dari 3 halaman

Kerap Diperdebatkan, Berapa Angka Pertumbuhan Ekonomi Ideal RI?

Isu kondisi ekonomi Indonesia kembali menjadi bahan perdebatan para calon presiden yang rencananya berlangsung pada hari ini.

Calon Presiden (Capres) nomor 02 Prabowo Subianto sempat menyatakan ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional sampai double digit bila kelak terpilih. Sementara sang calon wakil presiden (cawapres) Sandiaga Uno memproyeksikan bakal membuat ekonomi Indonesia tumbuh 6,5 persen dalam waktu 2 tahun.

Sebagai perbandingan, Pemerintah di bawah kabinet Jokowi-Jusuf Kalla memproyeksikan pertumbuhan ekonomi negara tahun ini hanya mencapai 5,3 persen, melalui RAPBN 2019.

Lantas, berapa perhitungan ideal yang sesuai dengan kondisi terkini perekonomian Indonesia?

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira berpendapat, pemerintah perlu membuka ruang lebih banyak kepada pelaku usaha swasta sehingga bantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi bangsa.

"Contohnya misalkan, BUMN nggak apa-apa bangun proyek infrastruktur. Tapi untuk mendorong multiplier effect lebih besar, BUMN didorong dan diwajibkan untuk lebih banyak lagi bekerjasama dengan pelaku swasta. Sehingga perekonomian yang tumbuh tadi bisa diciptakan dari kerjasama BUMN dan pelaku usaha," ujar dia kepada Liputan6.com, Sabtu (13/4/2019).

Sebab, dia mengatakan, proyek infrastruktur negara selama ini cenderung didominasi BUMN. "Kalau ada perubahan dari skenario itu, mungkin ekonomi bisa lebih tumbuh," sambungnya.

Meski upaya tersebut telah dilakukan, Bhima tetap menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia belum akan mampu melampaui angka 10 persen dalam 10 tahun ke depan.

"Saya prediksi, dalam 10 tahun ke depan maksimum sekali kita bisa tumbuh sampai 5,5 persen. Itu juga sudah dengan extraordinary effort dari seluruh stakeholder," ujar dia.

Tonton Video Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.