Sukses

Tertekan Cukup Dalam, IHSG Ditutup Turun ke 6.410,16

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham pertambangan yang mampu naik 0,27 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) betah di zona merah pada perdagangan Kamis ini. Sejak pembukaan hingga penutupan IHSG terus berada di zona merah.

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (11/4/2019), IHSG melemah dalam 68,15 poin atau 1,05 persen ke posisi 6.410,16. Indeks saham LQ45 susut 1,58 persen ke posisi 1.007,96. Sebagian besar indeks saham acuan melemah.

Sebanyak 249 saham melemah sehingga menekan IHSG. Selain itu 135 saham menguat dan 137 saham diam di tempat.

Pada Kamis pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.472,73 dan terendah 6.410,16. Total frekuensi perdagangan saham 398.266 kali dengan volume perdagangan 18,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,9 triliun.

Investor asing jual saham Rp 410 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.135.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham pertambangan yang mampu naik 0,27 persen. Sektor saham industri dasar tergelincir 2,32 persen dan bukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham manufaktur susut 1,68 persen dan sektor saham barang konsumsi merosot 1,46 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham CPRI naik 55,20 persenn ke posisi Rp 194 per saham, saham ABBA melonjak 34,26 persen ke posisi Rp 145 per saham, dan saham MTPS mendaki 25 persen ke posisi Rp 600 per saham.

Sementara itu, saham-saham yang tertekan antara lain saham INCF merosot 18,60 persen ke posisi Rp 464 per saham, saham ALMI tergelincir 14,67 persen ke posisi Rp 640 per saham, dan saham MAPA merosot 13,65 persen ke posisi Rp 6.325 per saham.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sesuai Prediksi

Realisasi gerak IHSG ini sesuai dengan prediksi para analis. Sebelumnya, analis memperkirakan bahwa momentum tertekannya IHSG disebabkan telah gagal menembus resisten di level 6,494. Indikator stochastic juga mulai menyempit dengan volume perdagangan yang lebih kecil dari perdagangan sebelumnya. 

"Dari global sendiri, hubungan antara Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) yang kembali memanas turut menjadi perhatian bagi para pelaku pasar," tutur Analis PT Artha Sekuritas Juan Oktavianus Harahap di Jakarta, Kamis (11/4/2019).

Berbeda, Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya menyebutkan, progres uji support IHSG justru merupakan perjalanan naik IHSG pada perdagangan saham hari ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.