Sukses

9 Kota Ini Jadi Pusat Pengembangan Industri Kreatif RI

Pemerintah berkomitmen untuk membangun ekonomi kreatif yang bertumpu pada tumbuhnya industri-industri kreatif.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perindustrian (Kemenperin) ikut mendukung pengembangan industri kreatif di dalam negeri. Saat ini tercatat ada sembilan kota yang akan menjadi pusat industri kreatif unggulan Indonesia.

Sekretaris Ditjen Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Eddy Siswanto mengatakan, ‎sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 6 Tahun 2015 tentang ekonomi kreatif, pemerintah berkomitmen untuk membangun ekonomi kreatif yang bertumpu pada tumbuhnya industri-industri kreatif.

Hal ini salah satunya dalam rangka meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat. "Salah satu strategi pembangunan ekonomi dan industri di Indonesia, yaitu melalui industri kreatif," ujar dia di Kantor Kemenperin, Jakarta, Selasa (9/4/2019).

Dia mengungkapkan, Indonesia telah memiliki beberapa kota yang industri kreatif terus berkembang, seperti Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Solo, Pekalongan, Jember, Bali, Makassar dan Mataram. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan kota lain juga muncul menjadi pusat pengembangan industri kreatif.

‎"Masa depan industri kreatif cukup menjanjikan dan dapat menjadi sumber ekonomi dengan nilai yang tinggi, karena dalam industri ini terdapat konten gagasan, seni, inovasi, teknologi, serta kekayaan intelektual. Dalam hal ini di Indonesia cukup besar potensinya sehingga kekuatan ini dapat menjadi unsur penentu daya saing produk," jelas dia.

Untuk dapat bersinergi dengan program ekonomi kreatif, lanjut Eddy, Kemenperin melaui Ditjen IKMA telah memiliki program penumbuhan wirausaha baru, termasuk program pengembangan start-up.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Contoh Program

Sebagai contoh, program Santripreneur untuk menguatkan penumbuhan dan pengembangan Unit Usaha Industri, dan Wirausaha Baru (WUB) di pondok pesantren, serta One Village One Product (OVOP) yang mengembangkan potensi daerah di satu wilayah untuk menghasilkan satu produk kearifan lokal yang khas.

"Kaitannya dengan penguatan pasar dan promosi produk, Kementerian Perindustrian telah me-launching e-Smart IKM yang akan menjadikan virtual sentra IKM, yang telah tumbuh diberbagai pelosok tanah air," kata dia.

Menurut Eddy, ide utama e-Smart IKM berasal dari keprihatinan akan maraknya produk-produk impor yang beredar, baik di marketplace maupun e-commerce. Adanya e-Smart bertujuan agar produk IKM loka bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri

"Saat ini produk unggulan e-Smart IKM sudah terakses melalui e-commerce dan marketplace seperti Bukalapak, Tokopedia, Shopee, Blibli.com, dan Blanja.com dan akan terus diperluas.

Melalui program e-smart, sektor Industri IKM diharapkan tidak akan ketinggalan dalam tren transaksi online didalam situs jual beli, dan akan semakin banyak produk-produk industri kreatif yang kompetitif," tandas dia.

3 dari 3 halaman

Bos Bekraf Target Ekonomi Kreatif Sumbang Rp 1.200 Triliun ke Negara

Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf menargetkan ekonomi kreatif menyumbang Rp 1.200 triliun ke pendapatan negara pada tahun ini. Angka tersebut meningkat jika dibandingkan pencapaian tahun lalu sebesar Rp 1.105 triliun.

"Tahun ini bisa mencapai Rp 1.200 triliun dengan kita melaksanakan kegiatan ini (pemberian fasilitas Hak Kekayaan Intelektual)," ujar Triawan di Jakarta, Senin (8/4/2019).

Triawan mengatakan, pihaknya terus mengkampanyekan agar semakin banyak pelaku ekonomi kreatif mau mendaftarkan kepemilikan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) unit usahanya.

Selain itu, Bekraf juga gencar melakukan promosi produk ekonomi kreatif ke seluruh Indonesia.

"Dari semua kedeputian membentuk ekosistem mempercepat HAKI kita lindungi, terus pemasaran, pameran-pameran kami gelar. Bekraf luar biasa kegiatannya. Lalu, infrastruktur ekonomi kreatif, juga hubungan kita dengan daerah, juga dengan akademisi terus kami gencarkan," jelas dia.

Sementara itu dari sektor perfilman, Bekraf juga menargetkan industri film negari semakin diminati oleh masyarakat. Bekraf menargetkan mampu mengajak 60 juta penonton menikmati film tahun ini.

"Jadi gerakan ini semua mempercepat kontribusi dari ekonomi kreatif pada keseluruhan ekonomi Indonesia. Terasa sekali. Misal film saja dari 16 juta penonton film, sekarang 50 juta penonton film nasional. Tahun ini kami targetkan 60 juta penonton dari 16 juta sebelum ada badan ekonomi kreatif. Peningkatannya sudah ratusan persen," tandas Triawan.

Reporter: Anggun P Situmorang

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini