Sukses

Menteri Susi: Genderang Perang Lawan Pencurian Ikan Perintah Presiden

Sebanyak 448 kapal asing ditenggelamkan karena terlibat aksi pencurian ikan di laut Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Susi Pudjiastuti menegaskan jika langkah pemberantasan aksi pencurian ikan (illegal fishing) merupakan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ini dia ungkapkan saat menjadi pembicara dalam acara Talkshow bertema Perkuat Budaya Maritik untuk Bela Negara, di Universitas Sahid Jakarta, Selasa (9/4/2019).

Menteri Susi mengatakan, sesuai dengan visi Presiden yang ingin menjadikan Indonesia sebagai negara poros maritim di dunia, berbagai kebijakan telah ditempuh. Tak terkecuali penangkapan aksi pencurian ikan (illegal fishing) dengan cara menenggelamkan kapal-kapal asing.

"Semua anak-anak Staf di KKP tidak dalam situasi senang. Genderang perang sesuai dengan perintah presiden kita diminta berantas illegal fishing dengan tenggelamkan," kata Susi di Jakarta, Selasa (9/4).

Namun tampa pikir panjang, intruksi presiden itu dijalankan oleh kementerian yang dipimpinnya. Sebab dia menilai, dengan penenggalaman kapal bisa menjadi salah satu yang elegan dalam menyelesaikan akar kejahatan di sektor perikanan.

"Ini cara terbaik. Ini dengan informasi lobi kita panggil pengusaha dan dubesnya, dari sisi diplomasi sudah cantik oke. Yang kita lakukan stop illegal fishing atau pulangkan kapal Anda atau saya tenggelamkan," tegas dia.

Menteri Susi mengatakan, kehadiran kapal-kapal tersebut juga bukan tanpa sebab. Dia menduga ada oknum-oknum yang bermain sehingga dapat berada di perairan Indonesia.

"Tidak mudah ribuan kapal asing ada di negara berdaulat kalau tidak dibantu oleh orang kita sendiri baik dari PNS, tokoh masyarakat tentu ada yang bantu oknum-oknumnya," tegas Susi.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Suber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tenggelamkan 448 Kapal

Menteri Susi menambahkan, selama kebijakan itu dilakukan tercatat sebanyak 448 kapal asing ditenggelamkan. Tentu saja, hal tersebut dapat berjalan dengan dukungan pihak kepolisian dan TNI.

"Akhirnya, 4,5 tahun 448 ditenggelamkan dan itu membuktikan negara bisa dilakukan tidak ada yang protes karena sudah dilakukan sosialisasi," imbuhnya.

Diakhir sambutannya, Menteri Susi berpesan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk bersama-sama menjaga sektor kelautan. Sebab, bukan tidak mungkin ke depan laut Indonesia akan menjadi incaran oleh bangsa-bangsa lain.

"Saya harapakan kalian di sini. Semua dititipkan ke kalian semua, kalian yang harus jaga semua. Kalau semua kompak Indonesia akan menjadi negara ditakuti terutama di sektor laut kita," pungkasnya.

3 dari 3 halaman

Menteri Susi Sindir Kaum Elite yang Anti Penenggelaman Kapal

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyindir kalangan elite yang meragukan tindakannya dalam menenggelamkan kapal pencuri ikan. Susi pun mengapresiasi mereka yang mendukung kebijakannya.

"Waktu awal saya hentikan kapal ikan asing, saya tenggelamkan kapal pencuri ikan, semua pada kritik, apriori, sentimen, tapi yang mendukung lebih banyak," ujar Susi.

Sikap elit yang meragukan penenggelaman kapal disebut Susi tidak pantas di Indonesia. Pasalnya, sikap skeptis akan menghambat pembangunan negara. 

 

"Tapi ada elit yang skeptis. Scepticism ini adalah penyakit yang tak boleh ada dalam sebuah bangsa yang membangun," ujarnya.

Neraca perdagangan ikan di Indonesia juga melesat menjadi nomor satu di ASEAN untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia. Ini tak terlepas dari upaya Kementerian KKP dalam memberantas illegal fishing.

Susi Pudjiastuti menyebut ketegasan melawan kapal pencuri ikan telah berbuat manis, yakni meningkatkan produksi ikan tuna di Indonesia. Sekarang Susi menyebut Indonesia merupakan pemasok tuna terbesar di dunia.

"Selama 4,5 tahun kita pakai komitmen tegas, disiplin, akhirnya indonesia sebagai pemasok tuna terbesar di dunia," ucap Susi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini