Sukses

Mobil Pedesaan Ditargetkan Laku 1.500 Unit di 2019

Tahap pengembangan Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes) atau juga disebut mobil pedesaan milik PT Kreasi Mandiri Wintor Indonesia (KMWI)‎ telah rampung.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Komisaris PT Kiat Mahesa Wintor Indonesia (KMWI) dan PT Kiat Mahesa Wintor Distributor (KMWD), Sukiat, terus giat memperkenalkan mobil pedesaan rancangannya, yakni Alat Mekanis Multiguna Pedesaan atau AMMDes.

Pria yang akrab disapa Kiat ini pun target bisa menjual hingga 1.500 unit AMMDes kepada pelaku usaha pertanian pada 2019 ini.

"Rencana tahun 2019 mau jual 1.500 unit AMMDes. Itu nanti pelan-pelan terus naik, dari 1.500 jadi 2.000, 3.000, sampai nanti bisa jual 15.000 unit per tahun. Itu pasarnya banyak yang dari luar Jawa, kayak pelaku pertanian di Kalteng, Kaltim," jelas dia kepada Liputan6.com, seperti ditulis Senin (8/4/2019).

Dalam memproduksi AMMDes, PT Kiat Inovasi Indonesia milik Sukiat coba membentuk perusahaan patungan dengan dua anak usaha PT Astra Otoparts Tbk, PT Velasto Indonesia dan PT Ardendi Jaya Sentosa, sehingga terbentuk PT KMWI dan PT KMWD.

Saat ini, PT KMWI selaku perusahaan yang merancang dan merekayasa alat pertanian tersebut baru bisa memproduksi AMMDes di satu pabrik yang terletak di kawasan Citeureup, Kabupaten Bogor. Ke depan, Kiat berharap, dirinya ke depan bisa membuka pabrik produksi kendaraan di Klaten, Jawa Tengah.

"Rencana memproduksi AMMDes yang mau dilakukan di Klaten ada juga. Tapi karena pasarnya lebih banyak di Jabodetabek dan labanya kecil, jadi belum kesempatan untuk buka pabrik di sana," ungkapnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Perhitungan Laba

Secara laba, ia menyebutkan, penjualan satu unit AMMDes diperkirakan hanya meraih untuk sekitar Rp 3 juta. Adapun alat yang pertama kali diluncurkan pada pameran GIIAS 2018 lalu ini diberi banderol harga antara Rp 60-70 juta per unit.

"Labanya ini kalau dihitung-hitung sekitar Rp 3 juta per unit, udah dipotong untuk biaya alat dan produksi. Jadi kalau harga Rp 60 juta (per 1 unit), biaya pembuatannya itu sampai Rp 57 juta, sisanya keuntungan bersih," paparnya.

Dalam penerimaan keuntungan, ia menjelaskan, laba dari hasil penjualan produk tersebut akan dibagi dua, yakni 49 persen untuk dirinya dan 51 persen sisa untuk PT Astra Otoparts Tbk.

Lebih lanjut, Sukiat coba buka suara terkait adanya produksi mobil Esemka di salah satu pabrik di Kota Boyolali, Jawa Tengah. Meski bertindak sebagai pelopor mobil Esemka, Sukiat menegaskan, dirinya kini tak ada sangkut pautnya dengan kabar produksi kendaraan tersebut.

"Esemka sudah kadaluarsa, sekarang sudah tidak ada kaitannya dengan Kiat. Sayang memang yang gagas Esemka, tapi saya sekarang juga enggak nuntut. Saya enggak tahu apa-apa untuk Esemka yang saat ini," tutur dia.

3 dari 4 halaman

Mulai Dipasarkan

Sebelumnya, Tahap pengembangan Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes) milik PT Kreasi Mandiri Wintor Indonesia (KMWI)‎ telah rampung. Rencananya, alat yang biasa dikenal dengan mobil pedesaan tersebut akan mulai dipasarkan pada April 2019.

Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto menyatakan AMMDes-KMW telah melalui berbagai tahapan pengembangan dan uji coba, termasuk dilakukan uji tipe dengan model dasar, yaitu unit yang dilengkapi dengan flat deck dan fitur power take off (PTO).

Mesin yang digunakan pada model ini telah mengalami penyesuaian untuk mendapatkan performa yang lebih baik, seperti di medan off road dan berbukit.

“Selain itu, model tersebut juga mengaplikasikan sistem penggerak tunggal yang dirancang dengan kecepatan maksimal 30 km per jam dan kapasitas silinder sebesar 650 cc atau setara dengan 14 HP,” ujar dia di Jakarta, Rabu (27/3/2019).

Tidak hanya itu, AMMDes-KMW juga dilengkapi dengan sistem suspensi, sabuk pengaman tiga titik, sistem differential lock pada roda penggerak belakang, sistem pengereman hidrolik, rem tangan, lampu sorot depan, lampu belok, lampu rem, lampu mundur, klakson, windshield glass dan wiper.

4 dari 4 halaman

Komponen Dalam Negeri

Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mobil pedesaan sekitar 90 persen dari jumlah komponen yang digunakan dalam setiap unit AMMDes-KMW. Hanya transmisi dan beberapa bagian dari mesin saja yang masih impor.

“Untuk uji tipe, sudah diuji di Kementerian Perhubungan, dan dalam waktu dekat mereka akan keluarkan izinnya. Tentunya, AMMDes-KMW akan menjadi solusi bagi masyarakat di pedesaan. Bahkan, salah satunya sedang diuji coba sebagai feeder ambulans di pedesaan. Sebab, ada berbagai wilayah yang memang sulit di jangkau, dengan angkutan ini diharapkan bisa menjangkau masyarakat lebih luas,” jelas dia.

Airlangga mengatakan, pemasaran AMMDes-KMW pada April 2019 akan disertai dengan penjualan peralatan penunjang produksi seperti pompa irigasi, perontok padi, pengolah jagung, pembuat serpihan es, penjernih air, alat panen pisang, dan lain sebagainya yang akan dijual secara terpisah.

"AMMDes-KMW juga memiliki spesifikasi teknis khusus sehingga mampu mengakses daerah dengan kondisi medan yang sulit,” kata dia.

Airlangga menambahkan, selain telah dilakukan serangkaian uji coba dalam upaya pengembangan produksi AMMDes-KMW, mengenai ketersediaan suku cadang di pasaran juga sudah disiapkan. Di samping itu, distributornya juga telah tersedia.

“Ditargetkan produksi AMMDes-KMW akan terus meningkat menjadi 9.000-15.000 unit per tahun,” ungkap dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.