Sukses

Daya Beli Petani Turun 0,21 Persen di Maret 2019

Nilai Tukar Petani Provinsi Sulawesi Tenggara mengalami kenaikan tertinggi (1,41 persen) dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) yang menggambarkan daya beli pada Maret 2019 mengalami penurunan sebesar 0,21 persen dibanding bulan sebelumnya. NTP Maret tercatat sebesar 102,73.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, penurunan NTP dikarenakan Indeks Harga yang diterima petani naik sebesar 0,02 persen, lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,23 persen.

"Penurunan NTP Maret 2019 dipengaruhi oleh penurunan NTP di tiga subsektor pertanian, yaitu pangan, peternakan dan perikanan," ujar Suhariyanto di Kantornya, Jakarta, Senin (1/4/2019).

Pada Maret 2019, NTP Provinsi DKI Jakarta mengalami penurunan terbesar (2,43 persen) dibandingkan penurunan NTP provinsi lainnya. Sebaliknya, NTP Provinsi Sulawesi Tenggara mengalami kenaikan tertinggi (1,41 persen) dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya.

Suhariyanto melanjutkan, pada Maret 2019 terjadi inflasi perdesaan di seluruh Indonesia sebesar 0,33 persen. Dengan kenaikan indeks tertinggi terjadi pada kelompok pengeluaran bahan makanan.

"Sementara itu, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) nasional Maret 2019 sebesar 111,14 atau turun 0,04 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya," jelasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jokowi Minta Bank Bantu Petani Beli Mesin Pertanian

Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta bank membantu petani membeli mesin-mesin pertanian. Mesin yang dimaksud di antaranya mesin penggilingan padi, mesin pengering (dryer) dan mesin pengemasan.

"Problem sekarang pemberian RMU untuk kemasan dan dryer perlu dukungan perbankan," kata Jokowi saat bertemu ratusan pengurus Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di Istana Negara Jakarta, Selasa (19/3/2019).

Direksi sejumlah bank milik negara hadir dalam pertemuan ini. Seperti PT Bank Tabungan Negara,, PT Bank Negara Indonesia, PT Bank Mandiri dan PT Bank Rakyat Indonesia.

Jokowi menyebut, harga mesin penggilingan padi, mesin pengering dan mesin pengemasan cukup bervariatif. Ada yang seharga Rp 500 juta, Rp 2 miliar hingga Rp 48 miliar. Jokowi yakin perbankan bisa membantu petani untuk membeli mesin-mesin tersebut.

"Semuanya feasible untuk dibiayai bank," ujarnya.

Kepada petani, Jokowi mengingatkan agar mengubah pola pikir dalam mengolah hasil pertanian pascapanen sesuai dengan perkembangan zaman. Salah satu contohnya pengeringan padi. Jokowi mengatakan, sudah tidak cocok mengeringkan padi dengan cara menjemur di tengah jalan. Di era modernisasi ini pengeringan padi bisa menggunakan dryer.

"Mindset harus diubah," ucap dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.