Sukses

Kementan Imbau Masyarakat Konsumsi Buah Lokal Ketimbang Impor

Kementan menilai, kualitas buah dan tanaman pangan asli Indonesia kualitasnya sama enaknya dengan yang impor.

Liputan6.com, Jakarta - Dirjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan), Gatot Irianto mengimbau agar masyarakat konsumsi hasil tanaman pangan hasil dalam negeri.

Dia menuturkan, bila tidak bisa tanam sendiri, minimal makanlah jenis serupa dengan hasil dari tanah sendiri. 

"Kalau enggak bisa tanam dengan hasil yang sama dengan buah atau tanaman impor, makanlah yang ada," tutur dia, di Kantor Balai Besar Karantina Pertanian, Bandara Soekarno Hatta, Sabtu (30/3/2019).

Pembicaraan tersebut dia lakukan sembari menegur Kepala Balai Karantina Pertanian, Ali Jamil, yang baru menjabat selama dua bulan. Sebab, buah-buahan yang disuguhkan di atas meja masih menyediakan buah impor. 

"Ini pisangnya dalam negeri, bagus. Tapi anggurnya masih impor. Kita saja di jajaran Dirjen Tanaman Pangan sudah enggak boleh impor masuk, waah," katanya dengan nada menegur. 

Menurut dia, kualitas buah dan tanaman pangan asli Indonesia kualitasnya sama enaknya, bahkan ada yang lebih tinggi dibandingkan kualitas impor. Makanya, mulai dari diri sendiri, biasakan untuk mengkonsumsi hasil dari tanah sendiri.

Dia juga menyoroti banyaknya perusahaan yang mengimpor bibit tanaman yang sebenarnya ada di Indonesia, tapi masih nekat cari pasar sendiri.

"Kalau memang hasil panennya bisa nambah 2 atau 5 kali lipat ya tidak masalah, tapi ini hanya beda tipis dan bawa penyakit lagi. Jangan lah," tutur dia. 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Misalnya seperti hari ini, ada pengusaha yang kedapatan mengimpor bibit jagung yang malah ternyata mengandung bakteri jahat golongan A1. Bakteri tersebut bila ikut tertanam di tanah, malah akan merusak kualitas tanah, tanaman, serta merambat ke tumbuhan lain. 

"Kerusakannya masif, bisa merusak semua. Dan susah pengobatannya di Indonesia," kata Gatot.

Justru harusnya, para pengusaha membantu pemerintah dalam mendorong nilai ekspor. Bukan lagi menjual produk mentahnya, tapi sudah dikemas atau hasil jadinya. Sebab, harga jualnya akan sangat jauh berbeda tingginya. 

"Teman-teman di karantina ini juga harus ikut membantu petani kita, mereka harus naik kasta dengan menaikan mutu yang dijual," Gatot menambahkan. (Pramita Tristiawati) 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.