Sukses

IHSG Terpangkas 103,08 Poin pada Sesi I, Ini Pemicunya

IHSG merosot 103,08 poin atau 1,58 persen ke posisi 6.422,19 pada sesi pertama perdagangan saham Senin pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah pada sesi pertama perdagangan saham Senin pekan ini.

Pada sesi pertama, Senin (25/3/2019), IHSG merosot 103,08 poin atau 1,58 persen ke posisi 6.422,19. Indeks saham LQ45 tergelincir 1,99 persen ke posisi 1.005,56. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.

Sebanyak 284 saham melemah sehingga menekan laju IHSG. 116 saham menguat dan 97 saham diam di tempat. Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.474,64 dan terendah 6.421,32.

Total frekuensi perdagangan saham 259.114 kali dengan volume perdagangan 9,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 3,9 triliun. Investor asing jual saham Rp 251,94 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di posisi Rp 14.220.

10 sektor saham kompak tertekan. Sektor saham aneka industri turun 2,74 persen, dan catatkan pelemahan terbesar.

Kemudian sektor saham barang konsumsi tergelincir 2,16 persen dan sektor saham manufaktur turun 2,01 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham COCO naik 24,76 persen ke posisi Rp 655 per saham, saham GAMA melonjak 15,52 persen ke posisi Rp 67, dan saham BEEF mendaki 13,68 persen ke posisi Rp 216 per saham.

Sedangkan sektor saham yang tertekan antara lain saham ARTO turun 16,17 persen ke posisi Rp 140 per saham, saham OKAS turun 7,74 persen ke posisi Rp 155 per saham, dan saham PEHA tergelincir 7,6 persen ke posisi Rp 2.430 per saham.

Bursa saham Asia kompak tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 1,69 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi turun 1,73 persen, indeks saham Jepang Nikkei merosot 3,05 persen.

Selain itu, indeks saham Thailand terpangkas 0,86 persen, indeks saham Shanghai susut 1,04 persen, indeks saham Singapura melemah 1,26 persen dan indeks saham Taiwan turun 3,73 persen dan bukukan penurunan terbesar.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, sentimen kuat berasal dari kekhawatiran para pelaku pasar global terkait faktor perlambatan ekonomi global.

Indikasinya adalah proyeksi bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve pada Kamis pekan lalu yang lebih dovish terkait dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi AS yang berpotensi turun menjadi 2,1 persen pada 2019.

“Perlu diketahu, AS adalah negara superpower di bidang ekonomi sehingga pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi global pasti kuat. Dengan demikian, indeks AS, regional, Asia dan komoditas sedang memerah saat ini,” tutur dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

IHSG Melemah di Awal Sesi

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal sesi perdagangan saham Senin pekan. Hal ini dipicu aksi jual dan nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Senin (25/3/2019), IHSG turun 51,41 poin atau 0,79 persen ke posisi 6.473,85. Pada pembukaan perdagangan saham, IHSG anjlok 68,84 poin atau 1,06 persen ke posisi 6.456,42. Indeks saham LQ45 susut 1,57 persen ke posisi 1.009,81. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.

Sebanyak 155 saham melemah sehingga menekan IHSG. 48 saham menguat dan 119 saham diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.473,85 dan terendah 6.446,40.

Total frekuensi perdagangan saham 15.042 kali dengan volume perdagangan saham 422,1 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 262,1 miliar. Investor asing jual saham Rp 3,05 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.230.

10 sektor saham kompak tertekan. Sektor saham infrastruktur turun 1,66 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Kemudian sektor saham aneka industri tergelincir 1,79 persen dan sektor saham konstruksi merosot 1,63 persen.

Saham-saham yang catatkan penguatan terbesar antara lain saham COCO naik 16,19 persen ke posisi Rp 620 per saham, saham GLOB mendaki 13,18 persen ke posisi Rp 498 per saham, dan saham CANI menanjak 9,26 persen ke posisi Rp 236 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham SIMA turun 22,62 persen ke posisi Rp 130 per saham, saham PEHA merosot 14,07 persen ke posisi Rp 2.260 per saham, dan saham INKP tergelincir 4,59 persen ke posisi Rp 9.350 per saham.

Bursa saham Asia kompak tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng tergelincir 1,59 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi turun 1,49 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 3,06 persen, dan salah satu bursa saham yang cetak pelemahan terbesar di Asia.

Selanjutnya, indeks saham Shanghai merosot 0,87 persen, indeks saham Singapura susut 1,16 persen dan indeks saham Taiwan turun 3,55 persen dan bukukan pelemahan terbesar.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.