Sukses

Di Singapura Bayi Lahir Tanggung Utang Rp 700 Juta, Bagaimana RI?

Guru Besar Universitas Indonesia, Rhenald Kasali menilai, utang Indonesia masih relatif terjaga di kawasan ASEAN dan global.

Liputan6.com, Jakarta - Guru Besar Universitas Indonesia, Rhenald Kasali menilai, utang Indonesia masih relatif terjaga di kawasan ASEAN dan global.

Ini ditunjukkan dari debt to GDP ratio sebagai indikator yang ukur rasio utang terhadap kue ekonomi atau gross domestic product (GDP)-nya.

Per Desember 2018, rasio utang Indonesia terhadap GDP atau produk domestik bruto (PDB) hanya 28,7 persen. Jika dibandingkan negara lain, Indonesia ada di peringkat 133 dunia.

"Ini artinya, utang bukan andalan Indonesia. Dan menurut saya, sungguh tak bermoral kita menakut-nakuti bangsa agar kurang percaya diri terkait utang ini," ujar Rhenald, Sabtu (23/3/2019).

Ia mengatakan, semakin maju ekonomi sehingga membuat kagum terhadap kemajuan bangsa-bangsa. Namun, utangnya juga semakin besar, tapi tidak Indonesia.

"Mari kita lihat. Jepang ternyata jagoan berutang. Ia menempati posisi nomor satu dunia dengan debt to GPD ratio-nya 253 persen, lalu Yunani (2) dengan 178 persen dan Lebanon (3) 149 persen," tutur Rhenald.

Dari ASEAN, Rhenald menambahkan, Singapura yang dianggap bersih dari korupsi dan fasilitas publiknya maju ternyata berada di urutan ke-8 dalam berutang dengan rasio 110 persen, Vietnam 56 (61,5 persen), Malaysia 73 (50,9 persen).

Selain itu, Filipina 95 (42 persen), Thailand 98 (41,8 persen), Kamboja 117 (35,1 persen), dan Myanmar 121 (33,6 persen). "Jadi, ada tujuh negara ASEAN yang rasio utangnya jauh lebih besar dari Indonesia," kata dia.

Rhenald menilai, kalau ada besar-besarkan setiap bayi yang lahir punya utang Rp 13 juta di Indonesia, bayi yang lahir di Singapura lebih besar lagi.

"Jadi kalau ada yang membesar-besarkan bahwa setiap bayi yang lahir punya utang Rp 13 juta di sini, jangan kaget, setiap bayi yang lahir di Singapura harus menanggung Rp 700 juta," kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Adapun rasio utang terhadap PDB ini bergerak dinamis. Ini tergantung nilai utang yang ditarik pemerintah.

"Angka debt to GDP ratio Indonesia saat ini kemungkinan di kisaran 30 persen atau sedikit di bawah itu. Jadi, ranking utang Indonesia juga tidak akan banyak berubah dari posisi 130-an,” ujar dia.

Bahkan negara Islam, seperti Arab Saudi juga berutang. Rasio utang terhadap PDB pada Desember 2018 sebesar 17,2 persen, dan berada di posisi 164 dunia. Menurut catatan utang kerajaan ini, Arab Saudi rata-rata berutang 36,38 persen antara 1999 hingga 2017, dan pernah mencapai 103,5 persen pada 1999. "Jadi mohon maaf, jangan kaitkan dengan ini dan itu," kata dia.

Rhenald mengatakan, memang ada beberapa indikator selain rasio utang terhadap PBD yang digunakan untuk melihat utang suatu negara. Misalnya tingkat imbal hasil dan porsi kepemilikan investor domestik dan asing.

"Yang terpenting adalah, kita harus paham dulu bahwa utang Indonesia saat ini tidaklah mengerikan seperti yang dikatakan beberapa politisi itu. Apalagi kini APBN Indonesia sudah dikelola dengan prudent. Bahkan sebagian utang kita berbentuk surat berharga syariah yang di endorse oleh Dewan Syariah Nasional," tutur dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.