Sukses

Lima Masalah Ketenagakerjaan yang Perlu Dibahas dalam Debat Cawapres

Ada sejumlah persoalan ketenagakerjaan yang harus diperjuangkan kedua kubu yang bertarung dalam pemilihan presiden (pilpres) ini.

Liputan6.com, Jakarta Debat calon wakil presiden ‎(cawapres) akan berlangsung nanti malam, salah satunya mengangkat soal ketenagakerjaan. Pengamat Ketenagakerjaan Timboel Siregar mengatakan, ‎ada sejumlah persoalan ketenagakerjaan yang harus diperjuangkan kedua kubu yang bertarung dalam pemilihan presiden (pilpres) ini.

Pertama, soal pelatihan vokasional, khususnya di era sertifikasi seperti saat ini, SDM Indonesia perlu ditingkatkan keterampilannya sehingga bisa memenuhi kebutuhan industri.

"Perbaikan Balai Latihan Kerja (BLK) juga menjadi bagian dari pelatihan vokasional tersebut," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Minggu (17/3/2019).

Kedua, soal‎ jaminan sosial, di mana hingga saati ini masih banyak pekerja yang belum mendapatkan jaminan sosial khususnya Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun.

Ketiga, soal pengawasan ketenagakerjaan yang lebih baik. Menurut Timboel, selam aini pengawasan terhadap tenaga kerja masih rendah.

"Ditariknya pengawas ketenagakerjaan ke tingkat provinsi belum menjawab masalah lemahnya pengawasan, malahan jumlah pengawas berkurang," kata dia.

Keempat, soal aturan terkait ketenagakerjaan, khususnya bagi pekerja yang menjadi mitra dari aplikasi online.‎ "Presiden berikutnya harus berani merevisi UU 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan sehingga pekerja online terlindungi," ungkap dia.

Kelima, masih terkait dengan revisi UU Ketenagakerjaan tersebut, khususnya soal jaminan PHK sehingga pengusaha sudah mencadangkan kompensasi PHK tiap bulan sebesar 8,3 persen.

"Sehingga pengusaha dan pekerja tidak masuk ke dalam konflik hubungan industrial terus. Jaminan PHK menjadi bagian dari program jaminan sosial sehingga nanti ada enam program jaminan sosial. Saya kira itu hal-hal yang perlu diperjuangkan. Semoga persoalan-persoalan ini menjadi bahan debat cawapres," tandas dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Debat Cawapres Bahas Pekerja, Pengusaha Prediksi Calon Ini Lebih Unggul

Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar debat ketiga dalam rangka pemilihan presiden (Pilpres) 2019 pada Minggu 17 Maret 2019.

Namun debat kali ini hanya diikuti dua calon wakil presiden (cawapres) yaitu Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno. Dengan pembahasan antara lain soal pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial dan budaya.

Dari prediksi pengusaha, siapakah yang bakal lebih menguasai debat ini?

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial, Anton J Supit mengatakan, cawapres nomor urut 01 yaitu Ma'ruf Amin akan lebih menguasai materi.

Meski Ma'ruf Amin belum terjun dalam pemerintah secara langsung, pengalaman dari Calon Presiden (Capres) Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden akan menjadi modal untuk pasangan nomor urut 01 menawarkan programnya sesuai dengan tema debat.

"Mengamati dari statement-statement yang ada di media, saya melihat Pak Jokowi (kandidat nomor urut 01) lebih paham masalah dan realistis," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Minggu (17/3/2019).

Menurut dia, masalah ketenagakerjaan ini tidak hanya bisa diselesaikan dengan program-program yang populis, namun harus realistis dan benar-benar bisa diterapkan.

"Sebab masalah employment tidak bisa digabungkan dengan populis yang hanya sekedar kampanye, tapi dalam kenyataan sulit atau tidak bisa dijalankan," jelas dia.

Sementara itu, Pengamat Ketenagakerjaan Timboel Siregar menyatakan, kedua kandidat cawapres tidak akan membahas hal-hal detail terkait dengan tema yang diangkat. Meski demikian, debat yang akan berlangsung diyakini tetap menarik untuk diikuti.

"Karena debatnya masih nanti, saya belum tahu siapa candidat yang lebih menguasai. Tapi menurut saya sih para cawapres tidak akan detail membahas materi-materi yang krusial di bidangnya. Mereka akan bahas secara umum saja," tandas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.