Sukses

Palladium Cetak Rekor, Harga Emas Kembali ke Atas USD 1.300 per Ounce

Kenaikan harga emas ini karena kejatuhan nilai tukar dolar AS terhadap para pesaingnya.

Liputan6.com, Jakarta - Palladium mencetak rekor tertinggi pada perdagangan Jumat di tengah harapan adanya stimulus ekonomi China. Sedangkan untuk harga emas berjangka AS naik USD 7,80 ke level USD 1.302,90 per ounce.

Mengutip CNBC, Sabtu (16/3/2019), Perdana Menteri China Li Keqiang mengatakan bahwa Beijing sangat terbuka untuk mengambil lanngkah-langkah kebijakan moneter tambahan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi tahun ini.

"Pengumuman langkah-langkah stimulus khusus tersebut membantu sentimen dari China, yang merupakan konsumen besar paladium. Dengan begitu logam mulia tersebut naik ke tertinggi baru," kata Tai Wong, analis di BMO.

Di pasar spot, harga paladium melonjak ke rekor tertinggi di USD 1.567,5 per ounce.

Sementara itu, harga emas berbalik arah menguat setelah penurunan lebih dari 1 persen di sesi sebelumnya. Harga emas naik 0,5 persen menjadi USD 1.302,89 per ounce dan kenaikan mingguan kedua berturut-turut.

Kenaikan harga emas ini karena kejatuhan nilai tukar dolar AS terhadap para pesaingnya, terbebani oleh data manufaktur yang lemah, menjelang pertemuan Bank Sentral pekan depan yang diharapkan untuk memberikan lebih banyak cahaya pada prospek suku bunga.

"Untuk emas, apakah itu ditutup di atas atau di bawah USD 1.300 akan membantu menentukan sentimen awal minggu depan sebelum fokus bergerak ke Fed," kata Wong.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perdagangan Sebelumnya

Pada perdagangan sebelumnya, harga emas turun lebih dari 1 persen tergelincir di bawah USD 1.300 untuk kedua kalinya pada bulan ini. Harga emas turun dipicu kekhawatiran tidak akan adanya kesepakatan Brexit dan menguatnya Dolar Amerika Serikat (AS) terhadap pound sterling menjelang pemungutan suara untuk memperpanjang batas waktu keluarnya Inggris dari Uni Eropa.    

Melansir laman Reuters, Jumat (15/3/2019), harga emas di pasar spot turun 1 persen menjadi USD 1.296,51 per ounce dari posisi sebelumnya USD 1.311,07, tertinggi sejak 1 Maret. Sementara harga emas berjangka AS menetap 1,1 persen lebih rendah di posisi USD 1.295,1 per ounce.   

"Kemungkinan Brexit tanpa kesepakatan telah meningkatkan kemungkinan meluasnya pembelian emas, dan mempengaruhi harga," kata Suki Cooper, Analis Logam Mulia di Standard Chartered Bank.    

Indeks Dolar AS menguat terhadap pound menjelang pemungutan suara parlemen, yang diharapkan menyerukan penundaan Brexit di kemudian hari.    

Hal yang juga menghambat permintaan untuk emas, terkait lonjakan ekuitas global pada saham Eropa sebagai risiko perceraian memudarnya kesepakatan perceraian Inggris-Uni Eropa.

"Harga emas dan perak juga mengalami pullback korektif setelah mencapai posisi tertinggi dua minggu pada hari Rabu," jelas Jim Wyckoff, Analis Senior Kitco Metals dalam sebuah catatan.    

Pembicaraan perdagangan AS-Cina ikut membuat para investor khawatir. Presiden AS Donald Trump mengatakan tentang kemajuan dalam pembicaraan, namun muncul laporan yang mengatakan para pemimpin kedua negara menunda pertemuan mereka berikutnya hingga setidaknya April.    

Trump sebelumnya menekankan bahwa ia "tidak terburu-buru" untuk mendapatkan kesepakatan dengan China.    

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.